Perilaku mendikte bisa saja dilakukan oleh para orang tua
baik sengaja maupun tidak sengaja. Apalagi di zaman sekarang, di mana kondisi
lingkungan kurang kondusif bagi perkembangan anak terutama perkembangan mental.
Orang tua baru seperti saya merasa miris dengan kondisi lingkungan yang kurang
pro anak ini. Kadang terbersit pikiran untuk mengkungkung anak tetap di dalam
rumah, supaya ia terjaga. Tak jarang secara sengaja ataupun tidak sengaja
mendikte anak supaya begini begitu. Mendikte dan memberikan pengarahan itu beda
ya, Bu ibuu... J
Lantas bagaimana mengatasi perilaku mendikte pada anak?. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini menurut cara pandang
Islam.
- Mengokohkan keyakinan orang tua terhadap takdir Allah
Kita diwajibkan untuk iman kepada Qodo dan
Qodar. Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah tertulis
di Lauh Mahfuz. Segala yang terjadi
adalah takdir Allah. Dalam takdir itu ada yang bisa dirubah dan ada yang tidak
bisa dirubah. Di samping berpasrah dan menitipkan penjagaan Allah kepada
anak-anak kita, tentu kita pun harus mengusahakan segala upaya yang terbaik. Misalnya,
anak cenderung berperilaku membangkang. Ini merupakan takdir yang bisa dirubah.
Kita perlu mengevaluasi kesalahan apa saja yang sudah kita perbuat. Setelah evaluasi
kemudian perbaiki dan selalu direfleksi. Jangan lupa memberi apresiasi pada
anak. Lakukan semua ikhtiar, untuk hasilnya serahkan pada Allah.
- Bertahap dalam mendidik anak
Dalam mendidik diperlukan kesabaran sebelum
melihat hasilnya. Kadang anak melakukan kesalahan, kita harus pilah pilih dalam
menentukan langkah menyikapi kesalahan anak tersebut. Ketika anak salah: pertama,
berikan nasihat. Berikan nasihat dengan kelembutan. Kedua, berikan peringatan. Jelaskan
pada anak tentang konsekuensi. Ketiga, hukum dengan pukulan yang tidak
menyakitkan. Bukankah Allah memerintahkan kepada para orang tua untuk memukul
anaknya yang sudah baligh jika ia tidak menegakkan shalat?. Tentu saja hukuman
ini menjadi alternatif terakhir.
- Mendidik anak sejak kecil agar hidup sederhana, percaya diri, menanggung beban, dan berani
Nilai-nilai ini sangat penting ditegakkan
supaya anak-anak dapat survive di
masa depan. Ajarkan anak untuk tidak bermewah-mewahan. Kita perlu memberi
teladan bagi anak dengan cara hanya membeli sesuatu yang penting dan
bermanfaat. Ajarkan anak untuk percaya diri, dengan senantiasa mengapresiasi
semua hal baik yang ia kerjakan. Sekecil apapun hal baik tersebut. Dalam Islam
anak-anak dianjurkan untuk belajar berenang, memanah, dan menunggang kuda untuk
mengasah percaya diri. Ajarkan anak untuk siap menanggung konsekuensi atas apa
yang dilakukannya. Misal anak lupa tidak mengerjakan PR, nasihatkan pada anak
bahwa hukuman di sekolah adalah akibat dari kelalaiannya sendiri. Berikan contoh
pada anak untuk membuat “to do list”-nya
sendiri. Ajarkan anak untuk berani. Berani mengambil risiko dari pilihannya. Orang
tua hanya sebagai pemberi arahan, biasakan anak untuk mengambil keputusan
sendiri.\
- Meneladani Rasulullah pada masa kecil hingga menjadi pemuda sampai Allah mengutusnya sebagai Nabi
Sejak anak masih kecil kita bisa membuat “Family Reading Time” tentang
keteladanan Rasulullah SAW. Dengan demikian, kisah-kisah teladan sudah mulai
terpatri dalam diri anak. Bisa juga memberikan kisah teladan menjelang waktu
tidur, di mana anak mulai berada di alam bawah sadar. Nasihat akan lebih mudah
diterima anak ketika ia sudah memasuki alam bawah sadar.
Nah.. demikian kiat-kiat sebagai orang tua supaya kita bisa
jadi orang tua yang tidak sedikit-sedikit mendikte anak. Sebaiknya kita mulai
mengurangi larangan-larangan yang tanoa dasar. Kita harus memberikan alasan
mengapa kita melarang suatu hal. Ikhtiarkan yang terbaik untuk anak. Setelah
semua ikhtiar kita perbaiki dan benar-benar dilakukan, ikatlah dengan do’a dab
kepasrahan pada Allah.
Sumber: Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Pendidikan Anak dalam
Islam. Solo: Penerbit Insan Kamil
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
Poin penting bagi saya, membacakan buku kisah teladan saat menjelang tidur. Ini mau bgt sy coba..
BalasHapusTerimakasih mba sharenya
sama-sama, mbak.. saya juga masih belajar. Baru dicoba membacakan buku atau mendongeng setiap hari.. :)
HapusBekal persiapan menjadi calon ibu untuk anak-anak saya nantinya. Jazakillah khairan bunda. Salam kenal dari Yolanda ODOP6 Kelompok Pulau Harapan
BalasHapussalam kenal mbak yolanda.. :)
HapusSemoga bermanfaat yaa...
Jadi ibu memang sesuatu ya! Banyak yang harus terus diupgrade agar bisa maksimal dalam membersamai anak. Salam kenal mba.
BalasHapussalam kenal mbak..
Hapusbetul sekali, banyak hal yang harus kita perbaiki ketika menjadi ibu. saya masih belajar banyak sekali karena jadi ibu baru 5 bulan.. hehe