Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Day 7: Komentar Ayah

Memasuki hari ketujuh tantangan “Mendongeng”. Saya mulai asyik setiap mempersiapkan lanjutan dongeng untuk Alula. Seakan-akan dongeng yang saya buat menjadi saling sambung menyambung. Lagi-lagi saya mendongeng untuk Alula di waktu ia menjelang tidur malam. Pagi hari atau siang hari saya masih susah membagi waktu karena masih sibuk pula di ranah domestik. Namun, kali ini saya tak percaya diri mendongeng karena ayah Alula justru menunggui kami. Saya grogi donk, karena biasanya saya tidak ditunggui suami. Hanya saya dan Alula. Begitu mendengar saya mendongeng, baru satu atau dua kalimat, suami sudah senyam senyum mencurigakan. Katanya saya masih aneh dalam mendongeng. Kurang pas gitu menurutnya. Karena malu didengar suami, jadi saya melanjutkan mendongeng setelah suami keluar kamar. Nah.. berikut dongeng untuk Alula. *** Teman Cerita Lula: Kado Hari Ibu Teng.. teng.. teng.., terdengar lonceng tanda pulang sekolah. Anak-anak berhambur keluar kelas, segera pulang ke rumah masing

Repost: PKM Zaman Mahasiswa

IMPLEMENTASI PANDOWA SEBAGAI INOVASI WISATA PENDIDIKAN DAN WISATA BUDAYA JAWA Desty Putri Hanifah, Yosi Gumala Dosen Pembimbing: Drs. Sukardi, M.Pd. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Kota Semarang ABSTRAK M e nu r ut UU No 5 T a h u n 1992 p a s a l 13 dij e l a sk a n b a hwa s e ti a p o r a n g y a n g m e miliki b e nda c a g a r bu d a y a w a jib m e l i ndun g i d a n m e m e lih a r a n y a . P er m a in a n     t ra dision a l     m er up a k a n     s a l a h     s a tu     unsur    bud a y a     y a n g     p er lu dilindun g i d a n dil e st a r ik a n. Berkaitan dengan upaya perlindungan dan pemeliharaannya, benda cagar budaya dalam hal ini permainan tradisional memiliki peran penting dalam bidang pendidikan. M e nu r ut S uj ar no (1997) dolanan kurang disenangi k are n a b a n y a k n y a t a y a n g a n t e l e visi y a n g m e n ar ik, l a h a n p e r m a in a n y a n g

Day 6: Adaptasi Alula

Memasuki hari keenam, saya sudah lebih mudah dalam mempersiapkan dongeng untuk Alula. Saya tetap membuatkan dongeng pendek, mengingat konsentrasi Alula yang hanya sebentar. Bagi saya yang terpenting dalam dongeng saya untuk Alula adalah muatan nilai di dalamnya. Setiap saya membuat dongeng untuk Alula, pasti ada minimal satu nilai, nasehat, atau teladan yang dapat ia contoh. Berikut adalah dongeng selanjutnya untuk Alula. *** Teman Cerita Lula: Menjenguk Pempem Pagi ini cuaca masih sedikit mendung, namun matahari sudah mulai tampak. Cici, Twiti, Tiko, dan anak-anak lain berangkat sekolah bersama. Mereka berangkat ke sekolah dengan riang gembira. Hujan kemarin sore membuat mereka tidak bisa bermain bersama. Pagi ini mereka jadikan sebagai waktu bercanda untuk menggantikan waktu bermain kemarin sore. “Oyaa.,kemarin sore kalian ngapain ketika hujan?” tanya Cici Kelinci kepada Twiti Bebek dan Tiko Tupai. “Aku main puzzle sama kakak di rumah,” jawab Twiti. “Kalau aku... ti

Day 5: Dongeng yang Menyesuaikan Kondisi

Hari kelima. Hari sebelumnya saya mencari-cari ide, dongeng apakah yang tepat untuk diceritakan pada Alula di hari kelima tantangan “Mendongeng” ini. Saya memang masih kesulitan jika mendongeng spontan. Jika tidak dipersiapkan, maka dongeng saya akan banyak berjeda karena saya sibuk memikirkan setelah ini apa ya, setelah itu apa ya?. Bagi saya menulis lebih lancar daripada mendongeng. Hehe. Menulis sebelum mendongeng sangat membantu saya. Di tengah bingungnya mencari ide, saya mendengar suara gerimis. Hari memang sudah malam. Suara gerimis tipis sangat jelas terdengar. Saya pikir mungkin musim pancaroba akan segera datang. Kemudian terbersit ide untuk menuliskan dongeng tentang pancaroba. Dongeng ini yang akan diceritakan pada Alula di hari kelima. Berikut dongengnya. *** Teman Cerita Lula: Nasehat Mama Kelinci Beberapa hari ini cuaca tidak menentu. Kadang matahari bersinar begitu terik, kadang hujan deras membasahi hutan. Seperti seharian ini, sejak pagi mendung menggan

Aktivitas Ammar: Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu [Tamat]

Beberapa menit kemudian, Ammar menghampiri ibunya dengan wajah berseri-seri sambil membawa baskom berisi air. Ia menaruh baskom tersebut di dekat kaki ibunya dan mulai membasuh kaki ibunya dengan lembut. Bau airnya wangi sekali, entah pewangi siapa yang sudah ditumpahkan di dalam baskom Ammar. Ibuk dan Ayah berpandangan, heran dengan perilaku anaknya.  “Kamu ngapain, nak. Ibuk bisa cuci kaki sendiri,” Ibuk menyuruh Ammar berdiri. Ammar tetap tidak bergeming dari kegiatannya.  “Kata Pak Ustadz Affan tadi sore, surga ada di telapak kaki ibu. Ammar pengen surganya Ammar wangi dan bersih, makanya mulai sekarang Ammar harus rajin bersihin kakinya Ibuk, ” Ammar menjawab dengan polosnya. Ibuk dan Ayah berusaha menahan tawa demi menghargai pendapat anaknya yang polos.  “Coba Ayah tanya dulu, tadi ketika Ustadz Affan ceramah Ammar mendengarkan dengan baik atau sambil mainan?” tanya Ayah.  “Hmmm... mendengarkan, Yah. Tapi sempat bikin pesawat-pesawatan sama Gio,” Ammar menghentikan k

Aktivitas Ammar: Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu [Bagian 1]

Sepulang mengaji Ammar berlari-lari mencari ibunya. Kebetulan hari ini kegiatan mengaji dipulangkan lebih awal dari biasanya. Sesampai di rumah Ammar tidak menemukan Ibuk di rumah. Semua tempat sudah diperiksa, di kamar, dapur, halaman, ruang keluarga, tetapi Ibuk tidak ada. Ayah yang sedang menonton berita di TV heran dengan perilaku Ammar. “Kamu cari apa nak?”.  “Ibuk di mana, Yah?” tanya Ammar. “Ibuk belum pulang, hari ini jadwal mengajarnya sampai sore. Kenapa memangnya?” Ayah masih penasaran. “Rahasia...!. Hehehehe..” jawab Ammar sambil berlari menuju kamarnya. “Mencurigakan anak itu..” batin Ayah dalam hati. Ibuk adalah seorang dosen kelas ekstensi di sebuah universitas swasta, sehingga ia hanya mengajar pada hari Jum’at dan Sabtu saja. Pada kedua hari tersebut Ibuk memang sering pulang sore hingga pukul 17.00, namun sore ini Ibuk pulang terlambat. Hingga menjelang magrib Ibuk belum juga pulang. Ammar mulai cemas karena ada yang ingin ia lakukan untuk ibunya. Yah.. I

Day 4: Lanjutan Dongeng Hari Kemarin

Di hari keempat tantangan, saya menggunakan dongeng lanjutan hari sebelumnya. Saya menggunakan waktu mendongeng pada saat sore hari menjelang mandi. Di saat-saat tersebut biasanya saya dan Alula berada pada waktu santai. Sambil menunggu waktu mandi, saya melanjutkan dogeng untuk Alula. Berikut lanjutan dongengnya. *** Teman Cerita Lula: Pelajaran yang Menyenangkan Anak-anak terlihat semangat sekali mengerjakan tugasnya masing-masing. Bu Guru Pindy sangat senang karena anak-abak terlihat bersemangat. “Nah.. sekarang, kalian amati. Apa saja warna yang ada dalam lingkaran?” tanya Bu Guru Pindy. “Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, Buuu...,” jawab anak-anak bersamaan. “Betul.. sekarang kalian putar lingkaran karton tersebut dengan kencang,” kata Bu Guru Pindy memberi perintah. Anak-anak mengikuti perintah Bu Guru Pindy. “Warna apa yang kalian lihat, Anak-anak?” tanya Bu Guru Pindy. “Puuutiiih, Buuu,” jawab anak-anak. “Betul sekali. Sekarang Ibu p

Menuju Pulau Harapan

Apa yang terbersit dalam pikiranmu tentang Pulau Harapan? Jujur saja, aku tak paham dan baru tahu di Indonesia ini ada sebuah pulau kecil bernama Pulau Harapan. Aku kira itu nama pulau di cerita-cerita non fiksi. Ketika grup ODOP memasukkanku ke dalam grup kecil bernama “Pulau Harapan”, jadilah aku kepo tentang pulau tersebut. Jika aku dimasukkan dalam grup Pulau Bungin, aku sedikit banyak ada gambaran. Pulau Bungin pernah menjadi setting novel Tere Liye berjudul “Tentang Kamu”. Nama Pulau Bungin menjadi tak asing bagiku. Namun, Pulau Harapan?. Sungguh di benakku masih terasa asing. Pulau Harapan ternyata adalah sebuah nama kelurahan kepulauan kecil di Kepulauan Seribu, Jakarta.  Berdasarkan info wikipedia , pulau ini terkenal dengan keindahan dan wisata snorkeling- nya. Aku bisa membayangkan, pulau ini mungkin hampir sama dengan pulau-pulau di Karimunjawa, Jepara. Wisata snorkeling -nya juga mungkin hampir sama, karena sama-sama berada di Laut Jawa. Mengapa aku menggun

Day 3: Menghadapi Konsentrasi Alula yang Hanya Sebentar

Sudah masuk hari ketiga tantangan “Mendongeng”. Saya sudah menyiapkan dongeng di hari sebelumnya, berharap dongeng yang saya sampaikan kepada Alula menjadi lebih tertata. Hari sebelumnya saya membuat sebuah dongeng dengan judul “Bu Guru Pindy yang Pintar”. Tidak terasa, dongeng yang saya buat menjadi cukup panjang. Cerita yang terlalu panjang biasanya kurang disukai Alula. Maklum lah., usianya masih 5 bulan. Konsentrasinya masih sangat sebentar. Maka saya membagi cerita yang kemarin saya buat menjadi dua bagian. Nah., begini ceritanya. *** Teman Cerita Lula: Tugas dari Bu Guru Pindy Pagi ini suasana kelas Cici ramai sekali. Semua anak bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Mereka penasaran karena Bu Guru Pindy memberikan tugas yang berbeda untuk masing-masing anak. Ada yang mendapat tugas membawa kertas lipat berbagai warna, karton tebal berbentuk lingkaran, paku, bahkan selang. “Halo Cici... Kelompokmu dapat tugas membawa apa dari Bu Guru Pindy?” tanya Twiti Bebek mendek

Day 2:Mengenalkan Dongeng Lebih Dalam

Hari ini Alula diimunisasi. Saya sudah agak tenang sekarang, karena pengalaman bulan sebelumnya Alula tetap aktif walau disuntik. Alhamdulillah.. kali ini pun Alula hanya nangis sebentar ketika disuntik, pulang dari Bu Bidan ia sudah aktif kembali. Hanya menjelang sore ia mulai agak rewel. Mungkin pahanya mulai terasa pegal. Saya timang-timang Alula, kemudian saya posisikan duduk. Saya mulai mendongeng lanjutan cerita kemarin. Berikut lanjutan dongeng kemarin. Teman Cerita Lula: Bahagia Berangkat Sekolah Hari Minggu adalah saat yang paling tepat bagi Alula untuk glundang glundung di kasur bersama Ayah dan Ibuk. Dikarenakan Ayah tetap sibuk walaupun hari Minggu, Ibuk lah yang setia menemani Alula. Mulailah Ibuk mengambil posisi enak untuk bercerita. “Assalamualaikum, Dek Lula. Ibuk punya cerita baru hari ini. Yuk.. disimak!”. Ibuk memberi pengantar sebelum bercerita. Setelah itu, mulailah Ibuk bercerita. *** Suatu pagi yang cerah, sinar matahari yang hangat masuk mel

Day 1: Membuat Dongeng untuk Alula

Hari pertama tantangan game level 10, yaitu “mendongeng”. Mendongeng termasuk hal yang menantang bagi saya. Selama ini saya lebih sering membacakan buku untuk Alula. Nah.. di tantangan kali ini, saya harus membuat dongeng sendiri. Awalnya bingung sih mau mulai darimana, karena saya sudah lama sekali tidak membuat dongeng anak-anak. Dan.. inilah dongeng pertama yang saya buat untuk Alula. Teman Cerita Lula: Kenalan dengan Cici Seperti pagi-pagi   sebelumnya, Alula masih asyik dengan kemampuan barunya yaitu “berguling-guling”. Raut mukanya ceria, menunjukkan ia dalam kondisi good mood. Ibuk berbaring di sebelah Alula sambil membawa boneka jari berbentuk boneka kelinci. “Assalamualaikum, Dek Lula.. Siap mendengarkan cerita Ibuk hari ini?. Kalau biasanya Ibuk baca buku, kali ini Ibuk bikin cerita sendiri lho. Yuk.. simak baik-baik ya, Dek..”. Ibuk membujuk Alula untuk sekedar mendengarkan. Kemudian.. mulailah Ibuk bercerita. *** Di sebuah hutan, tinggallah berbagai kelu

BALUTAN SYUKUR DALAM DRAMA

BALUTAN SYUKUR DALAM DRAMA Oleh: Desty Putri Aku kira menjadi ibu adalah perkara mudah. Aku melihat banyak i bu seperti tiada masalah yang berarti. Santai.. Selow.. Dan semua berjalan apa adanya mengikuti arus. Mereka terlihat biasa saja di balik kerepotan mengurus bayi. Kemudian.. Bagaimana denganku? Aku seperti sedang bermain dalam sebuah film. Adegan demi adegan seperti potongan drama dalam sebuah film. *** Drama pertama menuju gelar ibu adalah awal kehamilan yang tak biasa, bahkan sempat didiagnosis hamil di luar kandungan. Setelah mencari second opinion, alhamdulillah diagnosis itu salah. Allah masih bersamaku dan mengizinkanku hamil. Di tengah kehamilan sempat tekanan darah mendadak tinggi hingga 160/90 mmHg . Aku harus rutin cek tensi dan protein urin untuk memastikan tidak terjadi pre eklamsia . Alhamdulillah, sampai menjelang kelahiran bayiku aman. Namun, ternyata Allah masih memberi ujian sebelum aku benar-benar menjadi ibu. Bayiku terlilit plasenta hingga du

Sensory Board untuk Alula

Akhirnya.. di sela-sela waktu, sensory board yang ala kadarnya ini berhasil saya selesaikan. By the way.. karena saya masih tinggal di rumah ibu, saya dibilang macem-macem. Dikira beliau saya bikin mainan untuk kesenangan diri sendiri, padahal tujuan saya kan untuk Alula. Saya menjelaskan pada Ibu bahwa tujuan sensory board ini untuk stimulasi sensori Alula. Dan ibu mau mengerti. Alhamdulillah.. Bentuk jadi sensory board ini sudah mendekati ekspektasi. Walaupun masih ada kekurangan seperti bentuk bunga yang amburadul, atau pemilihan plastik yang kurang tepat. Awalnya saya ingin memakai plastik warna hitam, jadi bisa diibaratkan lapisan batu. Tapi setelah dipikir-pikir, plastik warna hitam kan rentan timbal ya, makanya saya ganti dengan plastik bening. Saya juga menambahkan bahan yang tidak ada di perencanaan, yaitu tisu untuk membentuk awan. Masih agak sulit mengarahkan tangan Alula untuk meraba. Dia belum mengerti meraba. Yang Alula tahu ketika ada benda ya dipegang dan dimas

Mengenal Bunyi dan Angka

Hari ini siklus tidur Alula tidak seperti biasanya. Sejak pagi Alula sudah bangun dan tidak mau tidur lagi. Alhasil pekerjaan saya terbengkalai, termasuk proyek sensory board yang tinggal tahap finishing. Karena sensory board- nya belum selesai sepenuhnya, maka hari ini belum saya gunakan untuk stimulasi sensory Alula. Selama saya tinggal mandi, Alula ini agak rewel. Dia nangis gak tahu kenapa padahal sebelumnya dia sudah nen puas. Padahal biasanya Alula ini jarang rewel. Di tengah-tengah kerewelannya, saya timang dan peluk Alula. Walau demikian, dia masih saja menangis. Saya memang belum memberinya nenen karena saya kira belum ada satu jam yang lalu dia nenen. Saya alihkan perhatian Alula supaya menghentikan tangisnya. Saya ganti posisi Alula menjadi posisi duduk. Posisi ini agak membantu,  Alula mulai diam. Kemudian saya ingat kalau masih punya theether book yang belum sempat dipakai Alula. Saya hadapkan theether book di depan Alula. Theether book ini berbunyi “kresek-kr

Ketika Kreativitas Ibuk Diuji

Saya masih punya PR untuk menstimulus kemampuan sensory Alula. Setelah mencoba beberapa media seperti kubus meraba dan buku bantai, saya ingin mencoba media lain yang baru untuknya yaitu sensory board. Sudah sejak lama saya berniat membuat sensory board sendiri untuk Alula, namun belum juga terlaksana. Harapannya sekarang niat itu dapat terwujud. Oya.. sensory board adalah papan yang ditempeli beberapa jenis bahan dengan tekstur yang berbeda-beda. Saya berencana membuat sensory board yang menarik untuk Alula, bukan hanya sekedar tempel-tempel bahan saja. Demi terwujudnya sensory board yang menarik, terlebih dahulu saya membuat konsep. Ide yang ada dalam pikiran, saya tuangkan dalam corat-coret selembar kertas. Konsep saya sederhana, karena Alula masih bayi. Konsep yang terlalu rumit justru akan menyulitkan Alula. Sensory board ini hendak saya visualisasikan menjadi taman bunga. Di taman bunga tersebut akan saya tampilkan bebatuan, tanah, bunga, dan awan masing-masing denga