Hari ini Alula diimunisasi. Saya sudah agak tenang sekarang,
karena pengalaman bulan sebelumnya Alula tetap aktif walau disuntik. Alhamdulillah.. kali ini pun Alula hanya
nangis sebentar ketika disuntik, pulang dari Bu Bidan ia sudah aktif kembali.
Hanya menjelang sore ia mulai agak rewel. Mungkin pahanya mulai terasa pegal. Saya
timang-timang Alula, kemudian saya posisikan duduk. Saya mulai mendongeng
lanjutan cerita kemarin. Berikut lanjutan dongeng kemarin.
Teman Cerita Lula: Bahagia
Berangkat Sekolah
Hari Minggu adalah saat yang
paling tepat bagi Alula untuk glundang
glundung di kasur bersama Ayah dan Ibuk. Dikarenakan Ayah tetap sibuk
walaupun hari Minggu, Ibuk lah yang setia menemani Alula. Mulailah Ibuk mengambil
posisi enak untuk bercerita.
“Assalamualaikum, Dek Lula. Ibuk
punya cerita baru hari ini. Yuk.. disimak!”. Ibuk memberi pengantar sebelum
bercerita. Setelah itu, mulailah Ibuk bercerita.
***
Suatu pagi yang cerah, sinar matahari yang hangat masuk
melalui jendela kamar Cici. Di dalam kamar, Cici sedang mematut dirinya di
cermin. Siap hendak pergi ke sekolah. Ia tersenyum puas melihat dirinya sudah
berpakaian rapi. “Semangat Cici..!!”. ia menyemangati diri sendiri.
“Cici.. sarapan sudah siap, Nak. Ayo sarapan dulu sebelum
berangkat sekolah,” ajak Mama Kelinci sambil menyiapkan sarapan di meja makan.
“Siap, Mam,”. Setengah berlari, Cici menuju ruang makan. DI
ruang makan, Papa Kelinci sudah menunggu sambil menyeruput teh manis.
“Sudah siap menimba ilmu, Sayang?” tanya Papa Kelinci pada
Cici yang sedang membenarkan posisi duduknya.
“Tentu, Pap. Aku selalu suka pergi ke sekolah. Sekolah
selalu memberikan pengalaman baru untukku. Papa tahu nggak, Bu Guru Pindy, guru
di kelas Cici sangat pintar dan baik hati,” terang Cici. Matanya
berbinar-binar. Ia sungguh sangat sayang pada Bu Guru Pindy.
“Oh.. bagus. Cici harus belajar yang rajin ya supaya pintar
seperti Bu Guru Pindy,”. Papa Kelinci memberi semangat sambil membelai telinga
Cici.
“Iya, Papa. Aku selalu memperhatikan setiap penjelasan Bu
Guru Pindy. Aku juga tak pernah malu bertanya. Kata Papa, setiap yang tak ku
ketahui harus ditanyakan bukan?”. Cici membalas semangat Papa Kelinci dengan
tak kalah semangat.
“Betul, Sayang. Ingat kan pepatah, ‘malu bertanya sesat di
jalan’?. Bertanyalah apa saja yang hendak Cici ketahui,” terang Papa Kelinci.
Ketika sedang asyik mengobrol, Mama Kelinci menghampiri
mereka sambil membawa semangkuk sup wortel. Harum sekali baunya.
“Wah.. kalian ngobrol asyik sekali. Bisa dilanjut nanti
yaa.. Sekarang kita sarapan dulu,” ajak Mama Kelinci memutus obrolan Cici dan
Papa Kelinci.
“Siaaap, Mama sayaaang,”. Cici dan Papa Kelinci bersamaan
menjawab ajakan Mama Kelinci.
Kemudian, mereka bertiga mulai sarapan pagi. Tidak ada
obrolan ketika sarapan. Berbicara ketika makan adalah hal yang tak baik bukan?
***
Setelah cerita usai, Ibuk tidak lupa menekankan hal-hal baik
yang ada dalam cerita.
“Hal baik apa yang bisa kita contoh, Dek?” tanya Ibuk pada
Alula. Alula diam sambil mulutnya mencecap-cecap. Entah apa maksudnya.
“Betul.. kita harus selalu semangat ketika berangkat sekolah,
berani bertanya hal yang belum kamu ketahui, dan tidak bicara ketika makan,”.
Ibuk menutup cerita dengan sebuah nasehat.
Bagaimana reaksi Alula dengan dongeng kedua saya?
Awalnya saya mengajak Alula untuk mendongeng dengan posisi
duduk. Beberapa menit kemudian, ia sudah tak tenang. Mungkin efek imunisasi
sehingga dia agak rewel sedikit. Jadilah saya mendongeng sambil menyusuinya.
Hasilnya.. Alula mau mendengarkan dongeng saya tanpa ceriwit seperti kemarin. Yeeeeyyyy....
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁