Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Temanggung Dulu, Sekarang, dan Prospek di Masa Depan

Buku ini berisi sekelumit sejarah Temanggung. Tak banyak sumber yang menguak asal muasal Kabupaten Temanggung. Saya pun belum pernah membaca sumber selain buku ini, karena buku-buku sejarah di sekolah pun tak pernah membahasnya. Buku ini membuat saya lebih paham tentang masa-masa sebelum kabupaten ini berdiri. Proses berdirinya Kabupaten Temanggung ternyata telah melewati berbagai peristiwa sejak zaman kerajaan hingga kependudukan Belanda dan Jepang. Masa kerajaan diawali sejak zaman pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno dan ada kaitannya pula dengan raja Rakai Pikatan. Oh.. mungkin itulah benang merah di balik nama kolam renang Pikatan yang terkenal di Temanggung. Sebelum resmi bernama Temanggung, wilayah ini dahulu bernama Menoreh. Mungkin karena letaknya dekat dengan bukit Menoreh di Magelang. Ibukota kabupaten pun dulu di Parakan, bukan di Temanggung. Mengapa ibukota kabupaten dipindahkan? Pada waktu itu muncul pemikiran bahwa Parakan telah ternoda karena menjadi tempat pertump

Biografi Singkat Muhammad al Fatih

Sultan Muhammad II atau lebih dikenal sebagai Muhammad al Fatih (833 H) adalah salah seorang sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Daulah Utsmaniah. Ia mendapat gelar al Fatih yang berarti Sang Penakluk. Al Fatih memerintah Daulah Utsmaniah pada umur 22 tahun setelah ayahnya, Sultan Murad II wafat. Al Fatih terkenal sebagai sultan yang adil, cerdas, dan berkepribadian baik. Sebelum menjadi sultan, ia berguru dengan Syekh Al Kaurani. Syekh Al Kaurani terkenal sebagai guru yang tegas. Beliau sangat keras dan tegas dalam mendidik Al Fatih, bahkan tak segan-segan untuk memukulnya. Beliaulah salah satu guru yang mengantarkan Al Fatih pada berbagai cahaya ilmu. Al Fatih sangat tertarik pada pelajaran sejarah dan bahasa, yang selanjutnya sangat membantu Al Fatih dalam menjalani pemerintahannya. Ia sangat peduli terhadap urusan keuangan negara dan pengembangan pemerintah daerah. Ia mencegah pemborosan dan kemewahan, di sisi lain ia menaikk

Sifat Teladan Muhammad Al Fatih

Malam menjelang. Sayup-sayup terdengar suara jangkrik yang menghuni sepetak kebun di samping rumah. Al menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Beberapa menit kemudian ia buka selimut tersebut. Sesekali ia mengganti posisi tidurnya. Namun, matanya tak juga terpejam. Ia sudah mencoba berbagai cara supaya tertidur. Ia sudah menghitung hingga 100, sudah pula merapal Asmaul Husna. Namun, nihil. Matanya tak juga mau terpejam. Setelah berbagai cara tak berhasil membuat dirinya tidur. Al akhirnya turun dari tempat tidurnya. Berjingkat ia menuju kamar orang tuanya. Kamar sudah gelap, artinya ayah dan ibunya sudah tidur. Al mengetuk pintu kamar dengan ragu-ragu. Agak lama tak ada jawaban. Hingga akhirnya di ketukan ketiga pintu kamar terbuka. “Ada apa, Al?” tanya Ayah setengah mengantuk. “Aku tak bisa tidur, Yah. Maukah Ayah tidur bersamaku? Ceritakan apa saja hingga aku tertidur,” pinta Al sambil memandang ayahnya. Ayah tersenyum dan mengangguk, kemudian  menutup pintu kamar pelan. Mer

Sepaket Buku "Profesor Cilik" Sayang untuk Dilewatkan

Sekilas membaca iklan open Pre Order buku ini, saya tak begitu tertarik. Selintas lalu saja membacanya. Namun, begitu tau isinya saya jadi tertarik dengan buku ini. Saya memang berniat mendekatkn anak-anak pada sains. Buku ini bisa menjadi buku yang tepat bagi anak-anak untuk mengenalkan betapa mengasyikkannya belajar sains. Berbagai fenomena alam diceritakan dengan cerita ringan yang seru dan mengasyikkan. Sepaket "Profesor Cilik" berisi 3 buah buku dengan seri yang berbeda. Seri yang disajikan meliputi Rahasia Langit dan Bumi (152 halaman), Rahasia Api, Air (136 halaman), dan Udara, serta Rahasia Sains Sehari-hari (126 halaman). Semuanya dicetak denga kertas 70 gram berukuran 17cm x 24cm. Sekilas biasa saja memang. Maka saya melanjutkan mencari lebih dalam tentang kelebihan buku. Buku ini berisi cerita-cerita sains terbaik yang mengandung hikmah untuk pembentukan karakter anak. Pada bagian dalam buku terdapat kolom aktivitas yang mengasah kreativitas dan daya nalar

Review Novel "I am Sarahza"

Judul buku : I am Sarahza Pengarang : Hanum Salsabila dan Rangga Almahendra Jumlah halaman : 364 halaman Penerbit : Republika Buku ini datang secara tiba-tiba. Tanpa rencana. Tanpa anggaran. Tiba-tiba sampai di pelukan lewat perantara suamiku tercinta. Pulang diklat penulisan buku, ia membawa 4 buah buku yang ia dapatkan secara gratis. Tiga buku ditulis oleh guru yang tergabung dalam satu guru satu buku dan satu buku yang lain karangan Hanum Salsabila berjudul "I am Sarahza". Saya langsung tertarik dengan buku "I am Sarahza". Kebetulan buku ini sempat menjadi perbincangan. Tak dinyana, buku ini tiba-tiba berada di hadapan. Buku ini menceritakan perjalanan Sarahza sebelum hadir di keluarga Hanum dan Rangga. Diceritakan bahwa proses kehadiran Sarahza sangatlah panjang. Berbagai upaya telah dilakukan Hanum dan Rangga demi hadirnya seorang buah hati. Mulai dari cara konvensional hingga bayi tabung yang mengalami beberapa kali kegagalan. Bayi tabung yang menur

Kekejaman Salah Asuh di Masa Lalu

Saya sering mendengar dan membaca bahwa pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap pribadi anak di masa depan. Perlakuan orang tua mereka di masa lalu akan membentuk pribadi seseorang di masa sekarang. Awalnya aku tak begitu memperhatikan kedahsyatan masa lalu tersebut terhadap pribadi seseorang. Ternyata, pengaruh itu sungguh nyata dan benar. Anak diibaratkan sebuah kaset yang siap merekam setiap hal sejak berada dalam kandungan. Bahkan janin di dalam kandungan menyerap emosi ibu. Anak yang bahagia terlahir dari ibu yang bahagia pun demikian sebaliknya. Hal tak kasat mata macam emosi saja bisa diserap janin, apalagi lisan? Maka berkatalah yang baik. Lakukan semua hal baik ketika hamil. Terkadang memang sulit menjaga emosi. Dalam hidup ini kadang ada beberapa hal yang memang memantik emosi. Bersabarlah. Hindarilah berkata kasar, berperilaku kasar, atau bertengkar dengan suami. Ketika ingin marah, luapkanlah dengan aktivitas yang bijak. Menulis bisa menjadi salah satu altern

Terancam Sampah Pospak

Sampah memang selalu menjadi permasalahan yang tak kunjung usai. Seolah masalah sampah ini tak pernah putus. Alih-alih dihilangkan, sampah hanya berpindah tempat saja. Sampah yang awalnya berada di lingkungan domestik kemudian berpindah ke TPA. Di TPA sampah menggunung, menimbulkan masalah baru demikian seterusnya. Maka slogan "Buanglah Sampah Pada Tempatnya" saat ini dirasa kurang tepat dan tidak menyelesaikan masalah. Sampah selalu menjadi PR bagi semua masyarakat, tak hanya di negara kita bahkan masyarakat dunia pun mempunyai masalah terkait sampah ini. Masalah sampah yang hendak saya kupas adalah sampah popok sekali pakai (pospak). Pospak hampir pasti menjadi kebutuhan para ibu yang memiliki bayi. Saya sering melihat ibu-ibu membeli pospak dalam jumlah besar. Bahkan para ibu ini rela mengembara ke berbagai supermarket demi diskon pospak. Pospak seolah menjadi kebutuhan primer para ibu yang memiliki bayi dengan dalih menjaga kewarasan. Jika dihitung secara kasar, ke

Membiasakan Anak untuk Beradab

Adab atau ilmu? Seorang anak hendaknya diajarkan adab dulu atau ilmu? Kalau saya setuju diajarkan adab dulu. Mengapa? Pembiasaan adab membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan sekedar pengetahuan. Setelah anak memiliki adab, proses memperoleh ilmu akan lebih mudah. Anak yang beradab akan memperoleh keduanya yaitu adab dan ilmu. Anak yang berilmu belum tentu mmmpunyai adab. Oleh karena itu, adab menjadi penting dalam mendidik anak. Tulisan ini adalah lanjutan dari formula literasi membaca yang sudah pernah saya terapkan pada siswa kelas 2 SD. Di balik formula literasi yang saya uji cobakan pada mereka, saya menyelipkan beberapa muatan pendidikan karakter seperti budaya antre, saling menghormati, jujur, dan.bertanggung jawab. Harapan saya waktu itu adalah saya bisa mengajarkan mereka adab sekaligus ilmu, seperti kata pepatah sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya. Di awal saya membagikan buku cerita yang harus mereka baca l

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a

Formula Khusus Literasi Membaca

Sebelum berada pada pekerjaan saya yang sekarang, dulu saya sempat mengabdi sebagai seorang guru di kelas rendah. Lebih tepatnya menjadi guru kelas 2 SD. Ada banyak cerita, suka, duka, canda, tawa, bahkan kesal ketika mengajar murid-murid kelas 2 ini. Mengajar anak-anak di lingkungan militer ternyata memberi satu pengalaman lebih yang begitu berharga bagi saya. Rasa pesimis yang sempat hinggap di awal mengajar mereka, perlahan sirna dan berganti dengan harapan-harapan baru. Satu hal yang sangat ingin saya terapkan untuk murid-murid saya. Saya sangat menginginkan mereka gemar membaca. Saya ingin mereka merasakan betapa bahagia menyelam, berimajinasi bersama buku-buku. Saya ingin imajinasi dan pengetahuan mereka bertambah, sekaligus ingin mereka lebih beradab. Keinginan-keinginan itu mulai saya lunaskan perlahan-lahan. Beberapa formula sempat dicoba. Belum berhasil, maka aku akan mencoba dan mencoba lagi hingga menemukan formula yang tepat. Formula gemar membaca ini saya awali de

Review Little Abid: Aku Rajin Mengaji

Pengalaman pertama membacakan Little Abid untuk Alula. Begitu buku dibuka, Alula spontan tertarik. Bagaimana tidak? Desain buku sangat menarik dan full colour. Buku juga mudah dipegang. Sesuai dengan tangan anak. Tidak terlalu tebal namun tidak mudah sobek. Pokoknya didesain khusus untuk balita. Saya membacakan Little Abid yang berjudul Aku Rajin Mengaji. Bukan karena alasan tertentu, tapi kebetulan aja buku tersebut terletak paling atas. Buku Aku Rajin Mengaji berkisah tentang perjalanan Abid bersama keluarganya ketika naik pesawat terbang. Dikisahkan bahwa Abid penasaran dengan laut yang bisa terbelah. Ia sangat ingin melihat laut tersebut dari atas pesawat. Tahukah laut apa yang dimaksud Abid? Ternyata maksud laut tersebut adalah Selat Gibraltar. Selat Gibraltar ini istimewa sekali karena terdapat pertemuan antara laut air asin dan air tawar, yang membuatnya seolah terbelah jika dilihat dari ketinggian. Pertemuan antara dua laut di Selat Gibraltar ini telah dijelaskan ribua

Anakku Gila Membaca, Mengapa Tidak?

Semakin canggihnya teknologi tidak akan meredupkan semangat membaca buku. Justru seiring dengan perkembangan zaman, seharusnya minat baca masyarakat mengalami peningkatan. Mungkin hal ini tidak menjadi masalah yang serius bagi negara-negara maju. Namun, menjadi PR bagi negara berkembang khususnya Indonesia. Indonesia termasuk peringkat kedua terbawah dalam lingkup membaca buku. Artinya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Minat baca yang rendah menyebabkan seseorang kurang antusias dalam memperbaiki dan menambah ilmunya. Orang dengan minat baca yang rendah akan mudah goyah pendiriannya dan mudah percaya pada berita hoax . Orang-orang seperti ini biasanya mudah tersulut emosinya dalam menanggapi fenomena sosial di masyarakat. Minat baca anak akan tumbuh seiring dengan stimulasi yang diberikan orang tuanya. Orang tua yang gemar membaca dapat menjadi teladan utama bagi anak-anak untuk meniru kebiasaan orang tuanya. Bagaimana jika orang tua terlanjur tidak gemar memb