Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Tummy Time Bersama Japi

Masih tentang kegiatan tummy time Alula. Dikarenakan kemampuan tengkurap menjadi hal yang harus dicapai di rentang usia ini, maka saya mulai gencar membiasakan Alula untuk tummy time. Beberapa kali Alula memang agak tidak suka dengan kegiatan ini. Mungkin karena ia dalam kondisi yang tidak nyaman, sehingga ia menangis ketika diajak tummy time. Jika kondisinya sedang bagus, maka dia akan menampakkan raut muka bahagia ketika tummy time. Sebagai ibu, saya merasa dituntut untuk kreatif supaya Alula tetap senang. Dalam kegiatan tummy time ini saya punya senjata andalan, namanya Japi. Japi adalah boneka jerapah kecil yang mengeluarkan bunyi seperti marakas ketika digoyang. Pertama kali saya memainkan Japi di hadapan Alula yang sedang tummy time, dia terheran-heran dan tertarik dengan suaranya. Ketika Japi saya pindah ke kiri, kanan, atau atas maka mata dan kepala Alula akan mengikuti Japi. Nah., demi latihan menegakkan kepala dalam waktu lama, Japi ini cukup membantu. Saya posisikan Jap

Stimulasi dan Apresiasi untuk Alula

Memasuki usia 4,5 bulan lagi-lagi Alula menunjukkan kemampuan baru yang dimilikinya. Kini kepalanya sudah bisa tegak ketika didudukkan, walau beberapa menit kemudian Alula masih merasa kepalanya berat. Pun demikian, Alula semangat sekali berlatih menahan kepalanya. Saya selalu menyemangati Alula ketika ia bertahan untuk menahan kepalanya supaya tetap tegak. Bagaimana ekspresi Alula ketika melihat saya heboh menyemangatinya?. Alula senyum-senyum sambil menggerak-gerakkan kepalanya. Lucu sekali.. :D Selain lebih sering didudukkan, Alula juga lebih sering saya stimulasi kemampuan tengkurapnya. Alula sudah bisa tengkurap sendiri sejak memasuki usia  4 bulan, namun frekuensi tengkurapnya masih jarang. Kadang dalam sekali waktu bisa beberapa kali tengkurap baik dengan bantuan maupun tidak. Kadang dalam sehari Alula malas-malasan tidak mau tengkurap. Kalau udah malas-malasan gitu, saya kemudian lebih sering mengajaknya “tummy time”. Ada cerita berkesan tentang kegiatan tengkurap Alu

Selimutku Sayang

Hari pertama mengerjakan perencanaan “Diary Stimulasi Alula”. Agak bingung juga memikirkan aktivitas baru yang disukai Alula. Semakin hari, perkembangan Alula semakin kentara. Ia semakin memahami keadaan sekitarnya. Ia sudah mulai bisa mengenali orang di sekelilingnya. Dan yang paling menyenangkan, ia semakin bisa diajak bermain. Ia mulai menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu. Hal yang sangat membahagiakan bagi saya. Saya selalu bersama Alula selama 24 jam, full time. Apapun saya lakukan bersama Alula, bahkan ketika mandi pun Alula menunggui saya mandi di depan pintu. Waktu penuh bersama Alula membuat saya harus kreatif bermain dengannya supaya dia tidak cepat bosan. Kadang saya nyontek buku Rumah Main Anak, karena masih kekurangan ide bermain. Tentu saja nyontek- nya disesuaikan dengan benda yang ada di rumah, jadi masih tetep harus semi kreatif. Waktu penuh bersama Alula juga membuat saya memahami detail kemampuan-kemampuan yang sudah Alula kuasai di umurnya. Setiap h

Diary Stimulasi Kreativitas Alula

Setelah hampir 9 bulan berada di kelas Bunsay, tibalah di game level 9 tentang kreativitas anak. Kali ini saya langsung memutuskan bahwa Alula yang akan menjadi partner dalam mengerjakan tantangan di level ini. Kebersamaan saya dengan Alula selama 24 jam non stop membuat kami bisa lebih banyak beraktivitas bersama. Nah., karena Alula masih berumur 4 bulan saya belum menemukan kecenderungan kreativitas Alula. Sampai saat ini Alula baru menyelesaikan milestone umum sesuai dengan umurnya. Kreativitas seorang anak dipengaruhi banyak faktor, salah satunya pola asuh orang tua di masa kecil. Terlalu banyak tekanan yang menyebabkan anak kurang dalam mengeksplorasi dapat mengurangi tingkat kreativitas anak. Sementara kita tahu sendiri, bahwa di era global ini kreativitas menjadi point penting sebagai modal untuk bersaing. Oleh karena itu, saya berencana menjadikan Alula sebagai anak yang kreatif. Umur Alula yang masih kecil tidak mematahkan semangat saya untuk mengajaknya menjadi pa

Lemari Baju Alula

Saya pernah membaca sebuah infografis di salah satu akun Instagram judulnya “Beberapa Kesalahan Orang Tua Masa Kini”. Salah satu kesalahan yang saya ingat dari infografis tersebut adalah “terlalu banyak membeli baju untuk anak”. Saya membolak-balik kalimat itu kemudian memikirkannya. Setiap orang tua tentu senang membelikan sesuatu untuk anaknya, apapun itu. Setiap mampir ke baby shop atau swalayan kemudian melihat “sesuatu” yang berhubungan dengan anak pasti ada keinginan untuk membelinya. Kemudian saya kepikiran, jika terlalu sering membeli, benarkah semuanya akan terpakai? Hal tersebut terutama berlaku untuk urusan baju bayi. Bayi mengalami pertumbuhan fisik yang cukup pesat di bulan-bulan pertamanya. Kadang baju baru dipakai beberapa kali tiba-tiba sudah tidak muat. Kemudian, saya merasa sayang jika terlalu berlebihan membeli baju untuk Alula. khawatir jika terlalu banyak baju kemudian tak terpakai justru baju tersebut menjadi mubazir. Lemari baju Alula berukuran kecil. Di

Pos Tabungan Masa Depan

Saya dan suami memiliki cita-cita tinggi yang diharapkan dapat dicapai Alula kelak di masa depan. Menuju cita-cita itu butuh persiapan yang matang dimulai sejak Alula masih dalam kandungan. Kami sudah sering membicarakan bagaimana pendidikan Alula, aktivitasnya sehari-hari atau apa-apa saja yang mendukungnya. Dalam keluarga kecil kami seolah sudah terkotakkan sesuai kemampuan kami masing-masing. Saya dan suami memiliki tugas yang berbeda, demi mencapai satu tujuan yang sama. Satu hal yang diperlukan untuk mencapai cita-cita itu adalah perhitungan finansial yang matang.  Dalam masalah keuangan, saya dan suami juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Suami berprinsip “jika gaji habis untuk kebutuhan tidak masalah, gampang kalau habis cari lagi”. Sedangkan saya berprinsip “harus menyisihkan nominal tertentu untuk tabungan masa depan. Harus punya tabungan”. Beda prinsip antara saya dan suami itu yang mungkin membuat kita saling melengkapi. Saya selalu konsultasi dengan sua

Aji Mumpung Promo Clodi

Sejak awal saya memang kurang sreg dengan penggunaan pospak. Selain boros, penggunaan pospak juga mencemari lingkungan. Sedih banget melihat sampah pospak dibuang begitu saja di sungai. Saya membayangkan jika dalam sehari seorang bayi memakai 8 – 10 pospak, bagaimana jika pospak tersebut dipakai oleh ribuan bayi?. Keprihatinan saya membulatkan tekad untuk meminimalkan penggunaan pospak. Salah satu alternatif menghindari pospak adalah clodi. Clodi bisa menyerap pipis bayi, lebih praktis dibandingkan popok kain biasa. Saya baru mencoba memakaikan clodi untuk Alula ketika libur lebaran. Mungkin karena kualitas yang kurang bagus, pipis Alula tetap saja bocor walau sudah memakai clodi. Sebelumnya saya sudah melirik-lirik clodi merk tertentu (yang kata orang recomended ), tapi begitu lihat harganya, hmm... saya urungkan niat dulu. Harga clodi memang lumayan, yaitu kisaran Rp 55.000,00 – Rp 80.000,00, belum nambah insert- nya. Dan tentu saja seorang bayi tidak mungkin hanya punya satu cl

Tabungan untuk Buku Alula

Sejak kecil saya menyukai buku mulai dari buku cerita sampai majalah. Sekarang, setelah menjadi ibu saya ingin mengenalkan buku pada Alula sejak ia masih bayi. Di tantangan hari pertama, saya sudah menceritakan bahwa belanja pertama Alula berupa buku-buku seperti buku cerita, kartu kata, boardbook, dan buku bantal. Di umur Alula yang ketiga bulan ini, ia mulai mengerti ketika dibacakan buku. Ia mulai mengoceh ketika saya memperlihatkan gambar-gambar di buku-buku yang sudah ada. Alula juga terlihat ceria ketika saya membacakan buku, sehingga saya semakin semangat mengenalkan Alula pada buku. Semangat saya untuk membelikan beragam buku untuk Alula membuat saya tertarik dengan arisan buku Halo Balita. Namun, harganya yang berjuta-juta membuat saya maju mundur untuk beli, mengingat saya masih punya arisan yang belum lunas. Kemarin sempat tanya-tanya tentang kebermanfaatan Halo Balita dibalik harganya yang jutaan. Dan kebanyakan merekomendasikan buku tersebut. Saya hampir aja mau ik

List Belanja Alula

Sampai umur Alula yang ketiga bulan, saya masih kesulitan menitipkannya. Bahkan ibu saya sendiri kerepotan dititipi Alula tatkala ia mulai menangis. Alula memang ngeri kalau udah mulai menangis, dan satu-satunya obat tangisannya adalah nenen. Alhasil, selalu ada kekhawatiran dalam diri saya ketika hendak meninggalkan Alula walau hanya dua sampai tiga jam. Walau demikian, saya harus tetap mengajak Alula belajar mandiri sebagai antisipasi jika September nanti saya benar-benar mulai bekerja. Bulan September nanti Alula sudah berumur 6 bulan, artinya ia sudah mulai makan makanan pendamping ASI. Mumpung ayahnya masih liburan, saya berencana belanja kebutuhan makan dan minum Alula. Kalau sudah mulai masuk sekolah, ayah Alula biasanya jadi sibuk dan pulang sore terus. Sebelum sampai di toko, saya bikin list belanja dulu sekaligus membaca review barang supaya tidak salah beli. List belanja ini penting juga supaya gak kalap membeli barang lain yang sebenarnya tidak butuh dibeli. Nah.,

Kosmetik Bayi Alula

Tidak terasa sudah sampai di hari ke-5 saya mengerjakan tantangan Bunsay “Cerdas Finansial”. Materi ini membuat saya mengorek-ngorek apa saja yang sudah saya terapkan dan rencanakan dalam rumah tangga untuk urusan finansial. Dalam tantangan ini, pengaturan finansial berfokus pada kebutuhan Alula sekarang dan yang akan datang. Hari ini saya akan menulis tentang kebutuhan kosmetik bayi Alula. Kosmetik bayi sangat beragam macamnya mulai dari sabun dan shampo mandi, baby oil, minyak telon, minyak rambut, body lotion, cologne, dan bedak. Dulu ketika Alula masih bayi kosmetik-kosmetik itu masih dipakai Alula. Tapi setelah mendapatkan berbagai info dari grup ASI dan “tips menyusui”, saya baru paham kalau penggunaan bedak, minyak telon, dan baby oil kurang direkomendasikan untuk bayi. Disarankan tidak berlebihan dalam menggunakan kosmetik bayi, mengingat kulit bayi yang masih sensitif. Menimbang-nimbang alasan tidak direkomendasikannya beberapa kosmetik bayi tersebut, akhirnya saya mul

Semangat MengASIhi

Sejak hamil, saya memang sudah berencana untuk memberikan ASI secara penuh untuk Alula. Biar bagaimanapun, ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Pun demikian, sempat juga berdebat dengan suami tentang pemberian ASI versus sufor. Karena saya keukeuh ingin memberikan ASI secara penuh, jadilah segala upaya saya lakukan demi mendukung proses menyusui antara saya dan Alula. Suami pun akhirnya mendukung. Memberi ASI bukan hanya urusan pemberian nutrisi terbaik, tapi juga praktis dan murah. Bagian “murah” ini yang akan saya garis bawahi untuk mendukung “Cerdas Finansial” versi keluarga kami. Dengan memberikan ASI secara penuh, otomatis saya tidak perlu membeli sufor. Tidak perlu repot membuatkan susu dan sterilisasi media pemberian susu secara rutin. Apalagi Alula termasuk bayi yang nyusunya kuat. Bisa jadi ia boros sufor. Saya mencoba mengira-ngira, jika Alula menghabiskan 400 gr sufor selama dua minggu (dengan perkiraan harga sufor Rp 70.000,00 per dus). Begini kalkulasi matematisny

Popok Kain Atau Popok Sekali Pakai?

Masih tentang “Cerdas Finansial”, kali ini terbersit dalam pikiran saya untuk menceritakan pilihan saya tentang pemakaian popok untuk Alula. Popok menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang bayi. Dalam kehidupannya sehari-hari, bayi masih memakai popok. Nah., popok apakah yang sehari-hari dipakai Alula? Setelah melalui banyak pertimbangan, saya memilih popok kain untuk dipakai Alula sehari-hari. Selain alasan kesehatan yaitu menghindari ruam popok, alasan finansial juga sudah saya pertimbangkan sebelumnya. Menurut saya, penggunaan popok kain lebih ekonomis dan murah dibandingkan pospak (popok sekali pakai). Walaupun masih ada kelemahannya, seperti kurang praktis dan cucian banyak. Tapi saya lebih memilih risiko itu demi lebih sedikit berhemat. Sejak Alula lahir, saya belum pernah sama sekali melihat-lihat atau membeli pospak. Pertama kali saya membelikan pospak untuk Alula ketika lebaran kemarin, karena tidak nyaman jika sering ganti popok ketika silatu

Hemat Energi, Hemat Listrik

Bagi saya, Alula adalah bayi yang unik. Sejak lahir sampai usianya yang ketiga bulan, saya masih meraba-raba jadwal tidur Alula. Dan belum juga nemu jam tidur yang pas, kecuali ketika malam hari. Alula agak berbeda dengan bayi kebanyakan yang jam tidurnya lumayan panjang. Alula tidur siang hanya sesekali, itupun tidak sampai berjam-jam. Akibat jam tidur siang Alula yang kacau, saya jadi kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah. Pernah sampai uring-uringan karena Alula sama sekali tidak tidur dan maunya nyusu terus. Jangankan mengerjakan pekerjaan rumah, untuk mandi saja kesulitan. Beberapa orang bilang, jika bayi kenyang dia otomatis tidur. Kalau Alula, walau dia sudah bisa mengosongkan satu PD, dia tetap belum tidur justru mengajak bermain, bercerita. Malam harinya dia tidur pulas, dan hanya bangun sesekali untuk menyusu. Seperti kebiasaannya yang sulit tidur di siang hari, hari ini pun Alula sulit tidur. Kadang matanya sudah terpejam ketika menyusu sambil tiduran, begitu saya