Langsung ke konten utama

Lemari Baju Alula


Saya pernah membaca sebuah infografis di salah satu akun Instagram judulnya “Beberapa Kesalahan Orang Tua Masa Kini”. Salah satu kesalahan yang saya ingat dari infografis tersebut adalah “terlalu banyak membeli baju untuk anak”. Saya membolak-balik kalimat itu kemudian memikirkannya. Setiap orang tua tentu senang membelikan sesuatu untuk anaknya, apapun itu. Setiap mampir ke baby shop atau swalayan kemudian melihat “sesuatu” yang berhubungan dengan anak pasti ada keinginan untuk membelinya. Kemudian saya kepikiran, jika terlalu sering membeli, benarkah semuanya akan terpakai? Hal tersebut terutama berlaku untuk urusan baju bayi.

Bayi mengalami pertumbuhan fisik yang cukup pesat di bulan-bulan pertamanya. Kadang baju baru dipakai beberapa kali tiba-tiba sudah tidak muat. Kemudian, saya merasa sayang jika terlalu berlebihan membeli baju untuk Alula. khawatir jika terlalu banyak baju kemudian tak terpakai justru baju tersebut menjadi mubazir.

Lemari baju Alula berukuran kecil. Di dalamnya sudah berisi variasi kebutuhan sandang Alula. Mulai dari pakaian, alas tidur, selimut, dan handuk. Semua sudah tertampung di lemari kecil Alula, menandakan isi di dalamnya juga tak begitu banyak. Saya juga termasuk ibu yang jarang membelikan baju untuk Alula. beberapa baju justru kebanyakan adalah kado ketika lairan dulu.

Alula memang hanya punya baju yang dibutuhkan. Bahkan saya tidak membelikannya asesoris rambut seperti bandana atau turban (ini karena ayahnya tidak suka). Dia hanya punya dua rok, beberapa kaos dan celana pendek, tiga baju setelan, empat piyama, beberapa celana panjang, dan popok. Semua itu insya Allah terpakai sebagaimana mestinya. Memang sih, kadang bosan melihat Alula memakai itu-itu saja. Namun, mengingat bahwa berlebih-lebihan adalah hal buruk saya mantap saja tidak berlebihan urusan baju Alula.

Bukankah tidak berlebih-lebihan harus diajarkan sejak dini?

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari

#Cerdas Finansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...