Mendidik bisa dikatakan sebagai proses
yang tiada habisnya. Di dalam mendidik ada menuntut ilmu, belajar, adab, atau
pembiasaan. Semua hal tersebut tidak dapat terlaksana secara serta merta. Butuh
waktu, butuh proses. Proses tersebut kadang panjang, lama, atau bahkan
mengendap kemudian muncul kembali. Tak jarang dalam proses tersebut ada halang
rintang, ada kegagalan, ada keberhasilan, dan ada refleksi. Mendidik dapat
diibaratkan sebagai perjalanan panjang.
Ketika masih dalam proses pencarian
jati diri, sama sekali tidak terbersit bahwa aku akan mendalami peran mendidik
ini. Dulu, aku berpendapat bahwa mendidik sama dengan mengajari, sama seperti
pekerjaan guru pada umumnya. Aku terjun dalam dunia kependidikan karena
keterpaksaan, yang kemudian tumbuh dan mekar menjadi rasa cinta. Menjadi bagian
yang tak terpisahkan dalam hidupku. Sekarang, mendidik dalam sudut pandangku
bukan hanya sebatas mengajari dari tidak tahu menjadi tahu. Namun lebih dari
itu. Mendidik itu menyenangkan dengan semua kompleksitasnya.
Ketika pertama kali aku menjalani
peranku sebagai guru, mendidik dalam sudut pandangku sebatas mengajari mereka
membaca, berhitung, dan menulis serta menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik.
Sudut pandangku tentang mendidik menjadi lebih luas ketika aku menjadi seorang
ibu. Aku merasa bertanggung jawab penuh terhadap siswa sepanjang hidupku yang
satu ini – Alula. Aku harus paham detail yang
terjadi pada Alula. Aku harus memperhatikan makanan yang dia makan, kebersihan
pakaian dan lingkungannya, memastikan ia berada di lingkungan yang terjaga,
memastikan ia terhindar dari paparan sreen,
dan membiasakan ia untuk belajar banyak hal.
Perjalanan mendidik Alula dimulai sejak
Alula masih berada dalam kandungan. Aku mulai mengenalkannya pada buku,
mengenalkannya pada lingkungan sekitar,dan aktif mengajaknya berbicara. Hasil
dari pendidikan semenjak Alula dalam kandungan adalah di umurnya yang ketujuh
bulan ini Alula menunjukkan tanda-tanda suka buku, suka belajar, dan ceriwis.
Rencana selanjutnya terkait dengan
pendidikan Alula adalah mempersiapkannya menjadi generasi penerus bangsa yang
berakhlak mulia. Mulai berbenah tentang apa saja yang dibutuhkan untuk belajar
Alula di umurnya sekarang. Aku sebagai ibu sekaligus madrasah pertama Alula
sedang mulai persiapan untuk membersamai Alula belajar dan mendokumentasikannya
selama sebulan ke depan.
Mendidik adalah perjalanan. Maka
bersabarlah..
Setujuuu
BalasHapusAh betul sekali mba. Saya pun merasakan hal yang sama dalam mendidik kedua anak saya 😊.
BalasHapusMendidik adalah proses panjang. Seumur hidup malahan.
BalasHapusSetuju banget mba Endah...
HapusTemplate blognya sama kayak punyaku 😍😍
BalasHapusOiya.. sepertinya sekarang ini sedang krisis adab. Dulu saat masih menjadi guru di SMP sering sedih melihat masih banyak anak-anak yang jauh dari adab...
Semoga proses mendidiknya selalu dimudahkan ya mba...
BalasHapusSuka sama tulisannya 😍😍😍
BalasHapusJasa para pendidik memang begitu luar biasaaaaa
BalasHapusluar biasa.. kita tunggu tulisan berikutnya
BalasHapusluar biasa.. kita tunggu tulisan berikutnya
BalasHapusSepakaaaaaat
BalasHapusAssalamu'alaikum, salam kenal ya mba ^^
BalasHapusBener banget mba, Ibu adalah madrasah pertama untuk anak. Madrasah untuk belajar tentang hidup. Semoga Alula jadi anak sholehah ya mba ^^