Langsung ke konten utama

Belajar Desain dengan Picsart dan Phonto



Saya termasuk seseorang yang kurang lihai dalam hal mendesain. Sejak zaman kuliah hingga sekarang, desain menjadi salah satu materi yang susah untuk saya kuasai. Dalam hati, saya ingin sekali bisa mendesain sesuatu, namun dalam praktiknya sering terkendala banyak hal yang menyebabkan saya stuck di tempat. Kemampuan saya yang pas-pasan dalam hal mendesain membuat saya tertarik pada Rumbel Desain yang difasilitasi oleh Ibu Profesional Semarang. Di awal terbentuknya rumbel ini, saya memberanikan diri masuk untuk belajar desain.
Awal masuk saya belajar dasar mendesain menggunakan Picsart. Picsart termasuk salah satu aplikasi desain yang dapat diterapkan di smartphone. Aplikasi ini cukup berat sehingga terkadang membuat HP saya lemot bahkan kadang tiba-tiba restart sendiri. Saya ingat betul bagaimana materi dasar menggunakan Picsart sehingga saya bisa membuat desain kartu nama dan membuat gambar bentuk sendiri. Waktu itu saya masih semangat sekali, karena belum mengurus bayi.
Picsart memiliki fitur yang cukup lengkap. Ada fitur draw, edit foto, dan kolase. Aplikasi ini cukup berguna bagi saya yang masih pemula dalam mendesain. Melalui fitur draw, saya bisa membuat kartu nama, kartu ucapan, atau gambar bentuk sederhana (Saya belum belajar lebih lanjut lagi karena masih kerepotan membagi waktu antara pekerjaan rumah dan mengurus bayi). Fitur edit foto juga berguna ketika saya hendak mencantumkan foto di blog pribadi. Sedangkan fitur kolase foto sangat penting digunakan sebagai sarana berjualan online. Semua fitur dari Picsart ini apabila digunakan secara optimal dapat menghasilkan hasil gambar yang bagus. Akan lebih baik lagi jika Picsart diterapkan di gawai yang memiliki kapasitas RAM tinggi, supaya tidak lemot ketika dioperasikan.


Penggunaan Picsart dalam desain sederhana, saya padukan dengan aplikasi lain yaitu Phonto. Berbeda dengan Picsart, Phonto ini bukan aplikasi desain atau edit foto. Phonto adalah aplikasi yang lebih spesifik lagi, yaitu edit Font. Melalui Phonto, Ibu bisa menemukan banyak jenis Font yang bagus. Ibu bisa pula menambahkan jenis Font dengan cara mengunduh di website tertentu. Selain bisa leboh variatif dalam pemilihan jenis Font, Ibu juga bisa mengubah ukuran, warna, kerapatan, kelengkungan, dan bayangan Font. Hal ini membuat Font yang berhasil kita ubah menjadi Font yang tak biasa atau lain dari yang lain. Phonto termasuk aplikasi yang ringan sehingga tidak menyebabkan RAM gawai bekerja dengan berat.
Ibu bisa menggabungkan kedua aplikasi ini demi menghasilkan desain yang lebih bagus dan menarik. Aplikasi Picsart khusus digunakan untuk membuat desain background, sedangkan Phono digunakan untuk menambahkan kalimat-kalimat berkaitan dengan desain yang sudah kita buat. Kedua aplikasi ini dapat saling melengkapi demi menghasilkan desain yang lebih menarik.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...