Langsung ke konten utama

Sifat Teladan Muhammad Al Fatih


Malam menjelang. Sayup-sayup terdengar suara jangkrik yang menghuni sepetak kebun di samping rumah. Al menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Beberapa menit kemudian ia buka selimut tersebut. Sesekali ia mengganti posisi tidurnya. Namun, matanya tak juga terpejam. Ia sudah mencoba berbagai cara supaya tertidur. Ia sudah menghitung hingga 100, sudah pula merapal Asmaul Husna. Namun, nihil. Matanya tak juga mau terpejam.

Setelah berbagai cara tak berhasil membuat dirinya tidur. Al akhirnya turun dari tempat tidurnya. Berjingkat ia menuju kamar orang tuanya. Kamar sudah gelap, artinya ayah dan ibunya sudah tidur. Al mengetuk pintu kamar dengan ragu-ragu. Agak lama tak ada jawaban. Hingga akhirnya di ketukan ketiga pintu kamar terbuka.

“Ada apa, Al?” tanya Ayah setengah mengantuk.
“Aku tak bisa tidur, Yah. Maukah Ayah tidur bersamaku? Ceritakan apa saja hingga aku tertidur,” pinta Al sambil memandang ayahnya. Ayah tersenyum dan mengangguk, kemudian  menutup pintu kamar pelan. Mereka berdua bergegas ke kamar Al.

Sesampainya di kamar, Al bersiap dalam posisi tidur.
“Yah.. sebenarnya aku takut. Besok aku ikut seleksi taekwondo di sekolah. Jika lolos, aku akan maju ke tingkat berikutnya,” kata Al setengah berbisik.
“Oh.. jadi itu penyebab kau tidak bisa tidur? Hmm.. Ayah punya cerita supaya kau tidak takut. Mau dengar?” tanya Ayah sambil membetulkan posisi duduknya. Mata Al berbinar-binar. Ia mengangguk cepat. Tanpa membuang waktu, Ayah bercerita tentang sebuah kisah yang hebat. Berikut ceritanya.
***

Rasulullah bersabda bahwa kelak Konstatinopel akan ditaklukkan oleh Islam. Sabda Rasulullah tentu selalu benar. Sabda tersebut diyakini oleh sultan-sultan kaum muslimin di seluruh dunia. Sudah banyak sultan yang berusaha menaklukkan Konstatinopel, namun belum ada yang berhasil menaklukkannya. Daulah Utsmaniyah pada masa kepemimpinan Sultan Bayazid hampir berhasil menaklukkan Konstatinopel. Sayang, upaya penaklukan tersebut gagal karena Sultan Bayazid mendapat penyerangan hebat dari Timur Lenk dan pasukannya. Penyerangan Timur Lenk ini mengakibatkan Sultan Bayazid mangkat dan Daulah Ustmaniyah berada di titik terendahnya.

Setelah melalui berbagai ujian terutama perang saudara, Sultan Muhammad I akhirnya berhasil membangkitkan kembali Daulah Ustmaniyah. Inilah awal kejayaan menuju penaklukkan Konstatinopel yang sesungguhnya. Sepeninggal Sultan Muhammad I, kepemimpinannya digantikan oleh sang putra Sultan Murad II. Seperti ayahnya, Sultan Murad II adalah seorang sultan yang bertakwa, adil, dan penuh kasih sayang. Beliau menghabiskan umurnya untuk peperangan dan penaklukan
Sultan Murad II memiliki seorang putra yaitu Sultan Muhammad II dan mendapat gelar Al-Fatih, sehingga ia dikenal dengan nama Muhammad Al Fatih. Ketika masih belia, Al Fatih bahkan tidak mau menaati perintah para syekh yang mengajarinya. Ia enggan belajar Al-Qur’an, terlebih mengkhatamkannya.

“Mohon maaf, Baginda. Sepertinya kita harus mencari syekh yang benar-benar mumpuni untuk Sultan Muhammad. Ia tidak mau belajar, Baginda,” kata salah satu syekh yang mengajari Al Fatih.

Sultan Murad II sangat khawatir dengan kondisi tersebut. Ia mencari berbagai informasi dan akhirnya ia mengangkat Syekh Al-Kaurani sebagai guru putranya, Sultan Muhammad II. Al-Kurani adalah seorang guru yang sangat tegas dan tinggi kewibawaannya.
Suatu ketika, seperti biasa Al Fatih sedang asyik bermain-main. Al-Kaurani mengajak Al Fatih untuk belajar. Namun, Al Fatih tidak peduli.

“Bapakmu mengirimku untuk mengajarimu. Jika kau tidak menaati perintahku, maka aku akan memukulmu!” seru Al-Kaurani tegas. Al Fatih tertawa terbahak.
“Tak ada yang berani melakukan itu, Syekh. Kau akan ku adukan pada ayahanda dan ibunda,” kata Al Fatih tergelak. Selama ini memang tidak ada yang berani menentang keinginannya. Mendengar hal tersebut Al-Kaurani memukulnya dengan pukulan yang keras seketika itu juga. Hal tersebut tentu mempermalukan Al Fatih. Ketika ia mengadukan hal tersebut pada kedua orang tuanya, mereka tidak peduli dengan aduan Al Fatih.

Akhirnya, Al-Kaurani berhasil mendidik Al Fatih menjadi sosok yang bertakwa, saleh, dan selalu meminta do’a kepada para ulama saleh. Ia juga dikenal sebagai seorang yang pandai dalam ilmu agama, bahasa, maupun peperangan. Ia banyak belajar tentang strategi perang demi cita-citanya menaklukkan Konstatinopel. Sebelumnya Konstatinopel dikenal sebagai kota dengan pertahanan militer yang luar biasa. Kota ini sulit sekali ditembus.

Ketika pasukan Al Fatih mulai melakukan penyerangan, bangsa-bangsa Eropa segera memberikan bantuan pada Konstatinopel. Bantuan tersebut berupa sarana/prasarana perang maupun pengiriman pendeta di kawasan perang sebagai bentuk motivasi bagi rakyat. Peperangan berlangsung sengit. Pasukan Al Fatih dengan gigih terus berperang tiada takut.

Al Fatih menaklukkan Konstatinopel melalui berbagai upaya baik peperangan maupun perjanjian damai. Kemauannya yang keras mendorongnya untuk mengirim surat pada Kaisar Konstantin. Al Fatih meminta Kaisar Konstantin untuk menyerahkan Konstatinpel tanpa pertumpahan darah. Namun, hal tersebut ditolak.  Ia juga seorang pemimpin yang cerdas terlihat dari pemikirannya yang cemerlang ketika memindahkan kapal perang Utsmani dari pangkalannya di Besiktas ke Tanduk Emas.

Selain karena dua hal tersebut. Keberhasilan Al Fatih menaklukkan Konstatinopel adalah buah dari keberaniannya. Ia hampir mengikuti semua peperangan. Sultan Muhammad Al Fatih selalu menjadi yang terdepan di setiap peperangan, tidak menoleh sedikit pun. Fokus dan berani menghunus pedang, memegang perisai, dan memacu kudanya. Keberaniannya membuat semangat semua pasukan terbakar. Menyala-nyala. Pasukan Utsmani selalu berperang dengan berani mengikuti keberanian sang Sultan.

Dalam hadits riwayat Ahmad, dikatakan bahwa “Sungguh, Konstatinopel akan ditaklukkan, dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu,”. Hadits ini terjawab dengan keberhasilan Sutan Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstatinopel bersama pasukannya yang terbaik.
***

Ayah menyelesaikan ceritanya. Namun, Al belum tertidur. Ia terkesima dengan cerita sang Ayah. Cerita tentang Muhammad Al Fatih membuatnya bersemangat. Keberaniannya seolah muncul kembali.

“Hebat sekali ya, Yah,” kata Al masih terkagum-kagum.
“Tentu saja. Itulah mengapa Ayah memberimu nama yang sama, Muhammad Al Fatih. Supaya kelak kau bisa seperti beliau, menjadi pemimpin besar yang saleh,” ungkap Ayah. Al mengangguk mantap. Ia tak menyangka ada tokoh besar di balik namanya.

“Jadi.. kalau hanya mau tanding taekwondo, Al tidak perlu takut. Lihatlah, Sultan Muhammad Al Fatih berani dalam berbagai peperangan. Ia tak pernah mundur, selalu menjadi yang terdepan,” kata Ayah berusaha memberikan semangat.
“Hehe.. padahal aku besok hanya tanding dengan teman satu sekolah,”. Al tergelak.

“Makanya.. anak Ayah harus berani ya! Tunjukkan kalau kamu bisa. Tunjukkan yang terbaik ya, Nak! Ayah senantiasa mendoakanmu,”. Ayah terus memberi semangat. Al mengangguk mantap. Ketakutan tersebut perlahan sirna menjadi benih-benih keberanian. Ia malu jika terus merasa takut. Malu dengan nama yang disematkan oleh ayahnya. Muhammad Al Fatih adalah pemimpin yang besar. Al terus mengingat hal tersebut.

“Nah.. sekarang Al bisa tidur kan?” tanya Ayah. Al tersenyum dan mengangguk.
“Ayah boleh kembali. Aku akan segera tidur supaya besok lebih siap,” jawab Al semangat.
“Ini baru anak Ayah!”. Ayah menggelitik perut Al. Al tergelak, tertawa riang.

Setelah Ayah menutup pintu kamar, Al bersiap untuk tidur. Ia tak lagi merasa takut. Ia sudah lebih siap menghadapi pertandingan esok hari. Sama seperti  kesiapan Sultan Muhammad Al Fatih ketika hendak menghadapi peperangan.

#readingchallengeodop
#level2
#onedayonepost
#cerpenrco

Komentar

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air

Review Jurnal Bayi Muslim

Judul: Jurnal Bayi Muslim Penerbit: Ihsan Media Penyusun: Beranda Journal Saya termasuk seseorang yang suka sekali dengan benda-benda sentimental. Sejak dulu kecil sampai saat ini ketika sudah menjadi ibu. Salah satu benda sentimental ketika saya sudah menjadi ibu adalah “Jurnal Bayi Muslim” atau disingkat JBM. JBM ini berisi tentang album foto dan catatan aktivitas bayi usia 0 – 5 tahun. Aktivitas bayi berupa foto dan catatan dapat kita abadikan di jurnal ini sejak bayi berumur 0 bulan. SPESIFIKASI PRODUK Kelebihan JBM dicetak dengan hardcover tebal dengan jilid ring yang kuat. Bagian dalam dicetak dengan kertas glossy tebal sehingga tidak mudah sobek. Desain bagian dalam jurnal (isi) dikemas dengan sangat menarik, serta warna-warna cerah yang mendominasi setiap detail desainnya. Font tulisan yang digunakan juga sesuai dan mudah dibaca. Di beberapa halaman dilengkapi dengan cuplikan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, seperti mengingatkan kita pada keagungan Rabb yan