Langsung ke konten utama

Formula Khusus Literasi Membaca



Sebelum berada pada pekerjaan saya yang sekarang, dulu saya sempat mengabdi sebagai seorang guru di kelas rendah. Lebih tepatnya menjadi guru kelas 2 SD. Ada banyak cerita, suka, duka, canda, tawa, bahkan kesal ketika mengajar murid-murid kelas 2 ini. Mengajar anak-anak di lingkungan militer ternyata memberi satu pengalaman lebih yang begitu berharga bagi saya. Rasa pesimis yang sempat hinggap di awal mengajar mereka, perlahan sirna dan berganti dengan harapan-harapan baru.

Satu hal yang sangat ingin saya terapkan untuk murid-murid saya. Saya sangat menginginkan mereka gemar membaca. Saya ingin mereka merasakan betapa bahagia menyelam, berimajinasi bersama buku-buku. Saya ingin imajinasi dan pengetahuan mereka bertambah, sekaligus ingin mereka lebih beradab. Keinginan-keinginan itu mulai saya lunaskan perlahan-lahan. Beberapa formula sempat dicoba. Belum berhasil, maka aku akan mencoba dan mencoba lagi hingga menemukan formula yang tepat.

Formula gemar membaca ini saya awali dengan penugasan bagi siswa. Penugasan awal, saya menyuruh mereka membawa buku cerita apa saja yang mereka punya di rumah. Keesokan harinya, saya memeriksa satu per satu buku cerita yang mereka bawa. Hasilnya apa? Menurut kacamata saya, miris. Mereka rata-rata membawa buku serupa. Buku cerita kancil yang tercetak hitam putih di kertas buram. Beberapa anak ada juga yang membawa buku cerita lain, tapi menurut saya tetap kurang pas untuk mendukung literasi membaca mereka.

Bagaimana mau cinta membaca jika buku yang mereka punya saja tak menarik? Alih-alih suka membaca, yang ada justru sebaliknya. Mereka mengabaikan begitu saja. Sebelum moment emas ini terlewat, maka saya membuat strategi baru. Percuma mengandalkan buku yang mereka baca untuk meningkatkan literasi membaca. Lagipula dongeng kancil sudah tidak direkomendasikan lagi, karena kancil sering digambarkan sebagai hewan yang cerdik dalam artian menipu. Tidak bagus untuk anak.

Oleh karena itu, saya putuskan untuk membeli buku cerita sebanyak siswa di kelas. Saya memilih buku cerita yang tipis dan full colour. Demi terawatnya buku tersebut, saya pun menyampulinya satu per satu. Buku cerita yang saya beli memang murah, tapi setidaknya lebih menarik dan ceritanya sesuai dengan umur anak-anak. Begitu buku sudah rapi, formula saya pun dimulai. Saya ajarkan mereka adab, keterampilan, dan pengetahuan.

Beginilah formula saya untuk meningkatkan literasi membaca siswa kelas 2 SD.
1. Kegiatan membaca dilakukan setelah anak-anak selesai membaca Asmaul Husna. Saya membagikan buku satu per satu. Masing-masing anak mendapatkan buku dengan judul yang berbeda
2. Saya menyuruh mereka untuk membaca 1-2 halaman saja sekaligus mengamati detail gambar yang ada. Mengapa? Karena mereka masih tahap awal bisa membaca.
3. Bagi anak yang sudah selesai, saya persilakan mereka untuk mengantri di dekat meja saya. Untuk apa? Untuk setor keterampilan menceritakan kembali. Membiasakan mereka antri ini sungguh butuh waktu. Namun, sangat bisa dilakukan.
4. Saya menanyakan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka baca. Pada anak yang sudah pandai membaca, saya cukup menanyakan apa yang bisa kamu ceritakan dari buku yang kamu baca? Maka si anak akan bercerita sesuai dengan apa yang mereka baca.
5. Pada hari berikutnya, saya menyuruh mereka membaca halaman sebelumnya ditambah satu halaman berikutnya. Begitu seterusnya sampai mereka selesai satu buku. Ketika satu buku selesai, anak-anak akan bertukar buku dengan teman lainnya.

Kegiatan tersebut berjalan hingga satu setengah semester. Hasilnya memang belum tampak secara signifikan. Namun, setidaknya mereka senang setiap saya memberi kesempatan mereka untuk reading time. Kesimpulannya apa? Anak-anak pada dasarnya masih sangat mudah kita bentuk. Tinggal bagaimana kita memfasilitasinya. Bukan tak mungkin kok ketika guru ingin menularkan hal baik. Keberhasilan itu dimulai dari niat dan konsisten, yang penting selalu mau mencoba dan tidak putus asa. Yuk.. Saling menularkan kebiasaan baik! Semoga mampu memperberat timbangan baik di akherat kelak. Aamiin

- Wonosobo, 3 Februari 2019-

Komentar

  1. Hihihi..di sd tempat saya ngajar malah lebih parah mbak. Banyak ortu yang belum bisa baca sehingga anak anaknya juga malas berliterasi. Saya sering membawakan majalah bekas bobo koleksi saya ke kelas.

    BalasHapus
  2. Kita memang harus tetap semangat menularkan suka baca pada anak" ya, mbak..

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Anakku Gila Membaca, Mengapa Tidak?

Semakin canggihnya teknologi tidak akan meredupkan semangat membaca buku. Justru seiring dengan perkembangan zaman, seharusnya minat baca masyarakat mengalami peningkatan. Mungkin hal ini tidak menjadi masalah yang serius bagi negara-negara maju. Namun, menjadi PR bagi negara berkembang khususnya Indonesia. Indonesia termasuk peringkat kedua terbawah dalam lingkup membaca buku. Artinya minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Minat baca yang rendah menyebabkan seseorang kurang antusias dalam memperbaiki dan menambah ilmunya. Orang dengan minat baca yang rendah akan mudah goyah pendiriannya dan mudah percaya pada berita hoax . Orang-orang seperti ini biasanya mudah tersulut emosinya dalam menanggapi fenomena sosial di masyarakat. Minat baca anak akan tumbuh seiring dengan stimulasi yang diberikan orang tuanya. Orang tua yang gemar membaca dapat menjadi teladan utama bagi anak-anak untuk meniru kebiasaan orang tuanya. Bagaimana jika orang tua terlanjur tidak gemar memb

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air