Langsung ke konten utama

Day 5: Dongeng yang Menyesuaikan Kondisi



Hari kelima. Hari sebelumnya saya mencari-cari ide, dongeng apakah yang tepat untuk diceritakan pada Alula di hari kelima tantangan “Mendongeng” ini. Saya memang masih kesulitan jika mendongeng spontan. Jika tidak dipersiapkan, maka dongeng saya akan banyak berjeda karena saya sibuk memikirkan setelah ini apa ya, setelah itu apa ya?. Bagi saya menulis lebih lancar daripada mendongeng. Hehe. Menulis sebelum mendongeng sangat membantu saya.

Di tengah bingungnya mencari ide, saya mendengar suara gerimis. Hari memang sudah malam. Suara gerimis tipis sangat jelas terdengar. Saya pikir mungkin musim pancaroba akan segera datang. Kemudian terbersit ide untuk menuliskan dongeng tentang pancaroba. Dongeng ini yang akan diceritakan pada Alula di hari kelima. Berikut dongengnya.

***
Teman Cerita Lula: Nasehat Mama Kelinci
Beberapa hari ini cuaca tidak menentu. Kadang matahari bersinar begitu terik, kadang hujan deras membasahi hutan. Seperti seharian ini, sejak pagi mendung menggantung di langit, kemudian hujan turun dan menderas sampai sore hari. Cici Kelinci duduk di dekat jendela sambil mengamati kondisi langit. Tak ada tanda-tanda hujan hendak berhenti. Ia sangat ingin bermain ke luar.
“Jangan melamun, Sayang,”. Tiba-tiba Mama Kelinci menghampiri Cici yang sedang termenung. Ia membelai telinga Cici dengan lembut.
“Tidak, Ma. Aku tidak melamun. Hanya.. aku ingin sekali main,”. Cici tak bisa menyembunyikan keresahannya. Mama Kelinci tersenyum. Ia meletakkan dua cangkir cokelat panas di meja dekat tempat duduk Cici. Hmm... Aroma cokelatnya menggoda sekali. Harum.
“Di luar masih hujan, Sayang. Cuaca sedang tidak menentu akhir-akhir ini. Kita memasuki musim pancaroba,” tukas Mama Kelinci.
“Apa musim pancaroba, Ma?” tanya Cici, sembari mengambil secangkir cokelat panas. Ia tak bisa menahan keinginannya untuk segera menyeruput cokelat.
“Musim pancaroba adalah musim peralihan antara musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Di musim ini bakteri dan virus mudah berkembang biak. Mereka mudah menyerang ketika tubuh kita sedang beradaptasi dengan perubahan musim. Jika daya tahan tubuh kita menurun, otomatis kita akan mudah sakit,”. Mama Kelinci memberikan penjelasan. Cici manggut-manggut. Ia mengerti mengapa Mamanya melarang Cici hujan-hujanan atau terlalu capek. Hujan-hujanan dan kecapekan akan membuat daya tahan tubuhnya lemah, sehingga virus maupun bakteri mudah menyerang.
“Hmmm... Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi pancaroba, Ma?” tanya Cici sambil berpikir.
“Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga daya tahan tubuh. Misalnya, makan teratur, makan makanan bergizi, dan istirahat cukup,” jawab Mama Kelinci.
“Tambahan, Ma. Jangan hujan-hujanan ketika pancaroba. Sebentar-sebentar panas terik, kemudian hujan deras. Tubuh kita bingung ya, Ma kalau kita panas-panasan kemudian hujan-hujanan. Jadilah pusing dan sakit,”. Cici menambahkan sambil tertawa. Mama Kelinci ternyum. Ternyata Cici bisa berpikir sampai sejauh itu.
“Bisa jadi, Sayang. Makanya sore ini kamu main sama Mama saja di rumah,” canda Mama Kelinci, diikuti tawa mereka berdua.
***

Bagaimana reaksi Alula dengan dongeng kelima saya?
Saya mendongeng untuk Alula di waktu menjelang tidur malam. Sambil sesekali nenen, ia mendengarkan dongeng saya. Dan., malam ini saya cukup takjub. Durasi Alula menatap wajah saya ketika mendongeng meningkat lebih lama dibandingkan hari sebelumnya. Ia juga terlihat lebih tenang ketika saya mendongeng. Semoga saja ini menjadi pertanda baik. J


#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP

#GrabYourImagination

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...