Langsung ke konten utama

Perjalanan Menuju Wisuda ASIx



Awalnya saya kira menyusui adalah proses yang mudah. Bahkan semua mamalia bisa melakukannya dengan baik. Tinggal menempelkan payudara di dekat mulut bayi, kemudian dia akan spontan menyusu dengan mudah, tidak perlu belajar. Pada kenyataannya, saya mengalami kesulitan ketika proses menyusui. Perjuangan menyusui benar-benar terasa ketika Alula baru lahir. Sepertinya saya perlu berbagi sedikit cerita di sini, sebagai bahan belajar untuk teman-teman calon ibu.Yuk simak..

Alula tidak IMD karena saya operasi ketika melahirkannya. Alula baru belajar menyusu keesokan harinya. Pertama kali Alula belajar menyusu, ASI saya belum keluar. Tapi Alula tetap saya biasakan untuk belajar menyusu. Bayi masih punya cadangan makanan selama 3 hari pasca ia lahir. Walau ASI belum keluar, bayi masih tetap bisa bertahan. Hari pertama Alula masih cukup tenang, saya pun masih tenang karena Alula bangun hanya sekali dua kali. 

Hari kedua Alula mulai sering bangun. Setiap ia bangun, saya ajak Alula untuk belajar menyusu. ASI masih juga belum keluar. Saya terus mengajak Alula belajar. Hisapan bayi ada stimulasi terbaik untuk memperbanyak produksi ASI. Di sela-sela usaha saya dan Alula belajar menyusu, Ibu sudah mulai melontarkan untuk diberikan sufor. Tentu saja saya menolak, saya katakan bahwa bayi masih bisa bertahan 3 hari tanpa ASI. Penolakan saya berhasil. Alhamdulillah.. hari ketiga ketika menjelang pulang dari RS, ASI sudah mulai keluar.

Tantangan berikutnya adalah, saya baru menyadari bahwa saya termasuk flat nipple. Hal tersebut cukup membuat Alula terus menerus kesusahan menyusu (walaupun secara teori, bayi menyusu di areola bukan di puting). Saya keukeuh terus mengajak Alula belajar menyusu. Saya selalu cek frekuensi BAK Alula. Frekuensi BAK Alula lebih dari 6 kali sehari. Masih aman. Hasil dari begitu kerasnya saya mengajak Alula belajar menyusu adalah puting saya mulai luka, lecet, dan berdarah.

Kedua puting lecet, bahkan robek. Setiap kali menyusui saya selalu kesakitan dan ketakutan. Banjir keringat sambil menenangkan Alula yang terus menangis karena lapar. Terkadang, Alula tak sengaja minum darah akibat luka yang tambah lebar. Sedih setiap kali melihat Alula minum darah. Saya menangis setiap kali melihat Alula tak sengaja minum ASI bercampur darah.

Saya sibuk mencari teori. Bertanya-tanya kepada konselor menyusui tentang posisi pelekatan dan posisi menyusui yang benar. Bahkan saya minta cek ke dokter spesialis anak untuk melihat apakah Alula mempunyai kelainan tongue tie, lip tie atau tidak. Nyatanya Alula tidak punya kelainan itu.

Alula masih kesulitan menyusu sampai umur satu bulan. Kenaikan berat badannya pun kurang adekuat, hanya 600 gr. Padahal seharusnya naik minimal 800 gr. Kondisi tersebut semakin parah sampai Alula berumur dua bulan. Kondisi luka di puting tak kunjung sembuh, dan kenaikan berat badan Alula semakin kurang. Alula hanya naik 100 gr, padahal seharusnya minimal naik 900 gr. Sedih bukan main. Alula terlihat kurus sekali. Di situlah ombak mulai semakin tinggi. Dorongan untuk diberi sufor semakin sering didengar. Ibu selalu menyalahkan saya karena saya keukeuh tak ingin sufor, sementara bayi terlihat kurang gizi.

Saya tak ingin mengorbankan ASI Alula. Saya mencari pembenaran ke dokter spesialis anak yang pro ASI. Setelah dievaluasi, kurang adekuatnya BB Alula karena saya membatasi asupan karbohidrat. Ya.. saya memang membatasi asupan karbohidrat. Berharap berat badan segera kembali seperti sebelum hamil. Alih-alih badan langsing, yang ada Alula semakin kurus. Sejak saat itu, saya hempaskan niatan untuk segera langsing. Setiap terasa lapar saya makan. Setiap selesai menyusui, saya makan. Perlahan tapi pasti, puting pun mulai membaik. Di bulan ketiga sudah berangsur sembuh dan tidak flat nipple lagi. Alula mulai pintar menyusu.

Hasilnya, berat badan Alula perlahan naik sesuai kenaikan berat badan minimal di KMS. Bahkan akhir-akhir ini bisa naik lebih dari 1 kg. Alhamdulillah.. berat badan Alula sudah terkejar, bahkan melebihi target minimal. Beruntung saya tidak serta merta memberinya sufor. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Perlu diperjuangkan di tengah maraknya iklan produksi sufor yang seolah menjanjikan harapan emas.

Bagi ibu-ibu menyusui atau calon ibu yang membaca tulisan saya, yuk semangat mengASIhi. ASI harus diperjuangkan lho. Bayi lahir sudah sepaket disediakan makanan oleh Allah melalui ASI. Sangat sedikit sekali ibu yang tidak bisa menyusui bayinya. Jika ada yang merasa kesulitan mengASIhi. Cek dan evaluasi ya. Pasti ada jalan keluarnya kok. Menyusuilah dengan keras kepala!!. J


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...