Langsung ke konten utama

Kiat Menulis Jurnal Bereputasi Internasional



Di zaman melek teknologi seperti sekarang, para dosen dituntut untuk bisa menulis di jurnal bereputasi internasional (sampai tulisan kita benar-benar terbit). Agak ngeri sih bagi orang seperti saya yang bukan jurusan bahasa Inggris. Masalah tulis menuis sih okey, bahasa Inggrisnya yang pas-pasan. Dulu ketika masih kuliah S2, sempat terdengar kabar bahwa syarat kelulusan adalah harus punya tulisan yang lolos di jurnal internasional Beruntung ketika saya di semester 4, aturan tersebut belum final menjadi syarat kelulusan.

Nah., kemarin saya diingatkan kembali oleh sesuatu bernama “jurnal internasional” ini. Setelah pikiran saya tentang hal ini berhenti selama beberapa bulan, akhirnya “jurnal internasional” akan menjadi sesuatu yang membayangi di masa depan. Saya rangkumkan hasil rapat koordinasi dan refresh dosen Unsiq hari kemarin ya. Semoga bermanfaat.
***

Pembicara: Prof.Dr. Irwan Abdullah (Guru Besar Antropologi UGM)
Waktu: pukul 13.00 – selesai
Tempat: Aula Al’ala Unsiq (Universitas Sains Al-Qur’an) Wonosobo

Seringkali kita bingung ketika hendak menulis. Bingung mau memulai darimana. Kiat-kiat ini mungkin bisa dicoba bagi kita yang niat menulis supaya terbit di jurnal internasional. Pertama, cari jurnalnya terlebih dahulu. Kita harus cari kemudian pelajari dulu jurnal yang hendak menjadi tujuan di tulisan kita. Dibaca apa saja yang menjadi “kemauan” jurnal tersebut. Ingat, bukan jurnal yang menyesuaikan tulisan kita. Namun, tulisan kita yang menyesuaikan jurnal.

Kedua, masuk www.scimagojr.com. Setelah masuk scimago, kita bisa melihat-lihat, membaca, dan memilih jurnal manakah yang ingin kita tuju. Kalau mau segera terbit bisa pilih jurnal dari negara-negara yang rangkingnya sebelas dua belas dengan Indonesia, atau justru yang lebih rendah. Kalau kita memasukkan tulisan kita ke jurnal milik Jerman, Inggris, atau Amerika Serikat kemungkinan diterima relatif kecil.

Ketiga, minimal mengutip tiga tulisan di jurnal yang bersangkutan. Setelah kita mantap memilih sebuah jurnal, jangan lupa mencari tulisan yang serumpun dengan tulisan kita. Kita perlu mensitasi minimal tiga tulisan di jurnal yang kita tuju, sebagai bentuk pengakuan kita terhadap jurnal yang bersangkutan. Sitasi ini memperbesar peluang tulisan kita diterima di jurnal yang bersangkutan.

Keempat, mengutip tulisan editor. Hal yang perlu diingat ketika kita membaca jurnal adalah melihat siapa editornya. Setelah tahu editor dari jurnal tersebut, tugas kita adalah mencari tulisan si editor. Kita cari tulisan si editor yang bisa kita kutip. Hal ini juga jadi point penting diterimanya tulisan kita di jurnal yang bersangkutan.

Keempat langkah tersebut dapat kita terapkan ketika ingin mempublikasikan tulisan kita di jurnal internasioal. Memang perjuangan panjang menuju penerbitan. Tapi tidak ada salahnya mencoba dan terus mencoba. Bekal utama supaya tulisan kita go internasional adalah memperbaiki grammar tulisan (bisa tanya atau direview dulu oleh orang yang lebih ahli). Setelah tulisan kita baik, bisa mencoba menerapkan kiat-kiat dari Prof. Irwan di atas. Selamat mencoba. J


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Komentar

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...