Langsung ke konten utama

Perlukah Suplemen Besi untuk Bayi?



Suplemen besi untuk bayi, perlu atau tidak ya?. Jawabannya bisa perlu atau tidak perlu. Menurut saya, suplemen besi ini perlu mengingat Indonesia termasuk dalam negara dengan tingkat defisiensi besi yang tinggi. Saya merasa perlu waspada dan sesegera mungkin melakukan upaya pencegahan. Kajian-kajian berikut menjadi bahan yang memperkuat pendapat saya tentang pentingnya suplemen besi bagi anak-anak terutama bayi.

IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan pemberian suplemen besi pada bayi sampai usia 2 tahun. Indonesia termasuk dalam negara waspada dalam pemenuhan zat besi, diliat dari banyaknya kasus anemia terutama usia balita. Mungkin ada yang bertanya-tanya, zat besi itu seberapa penting sih?. Perlu sekali ya?. Mengapa harus repot, toh orang zaman dulu aman-aman saja tanpa suplemen?.

Tentu saja saya gemes, setiap kali dihubungkan dengan orang zaman dulu. Perlu diketahui, zaman dulu akses informasi masih belum seluas sekarang. Info susah didapatkan, dan aman-aman saja bukan berarti tidak ada kejadian yang perlu diwaspadai, hanya memang tidak terekam saja. Saat ini, ketika informasi dapat terakses sedemikian mudah, kita (apalagi kaum ibu seperti saya) harus aktif mencari informasi terpercaya dan terus belajar.

Kembali ke pembahasan awal. Zat besi adalah salah satu mikronutrient yang sangat diperlukan oleh tubuh. Zat besi berfungsi sebagai hemoglobin (mengantarkan oksigen, pernafasan sel), sebagai mioglobin (cadangan oksigen di otot), dan komponen enzim, termasuk enzim yang berkaitan dengan imunitas tubuh dan produksi energi. Jika terjadi kekurangan zat besi maka tubuh dapat mengalami deplesi zat besi hingga anemia defisiensi besi (ADB).

ADB pada bayi dapat terjadi karena ibu hamil tidak cukup mendapat asupan zat besi, bayi terlambat memulai MPASI, bayi terlambat naik tekstur MPASI, serta menjadikan susu sebagai makanan utama sehingga anak tidak suka makan. Pada jangka yang lebih panjang, ADB menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus stunting pada anak. Stunting dapat diamati dari berat badan anak yang susah naik, tinggi badan atau berat badan tidak sesuai umur. Supaya lebih jelas, kita dapat memantau pertumbuhan anak melalui growth chart. Dari growth chart tersebut kita bisa menilai status gizi anak. Oya., stunting ini juga berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Jika seorang anak seharusnya memiliki IQ 120, ketika mengalami stunting IQ anak bisa turun. 

Mengingat efek jangka panjang yang tidak diinginkan, maka saya memutuskan untuk mengikuti rekomendasi IDAI tentang suplementasi zat besi pada bayi. Supaya lebih jelas dan tidak salah takar, silahkan konsultasi dengan dokter anak ya?. Dosis untuk pencegahan dan penyembuhan tentu berbeda. Ibu seperti saya, yang bukan ahli gizi atau medis tidak berkompeten untuk urusan ini. Sebelum sesuatu yang tak diinginkan menimpa anak kita tercinta, tidak ada salahnya melakukan upaya pencegahan.

#TantanganODOP2
#onedayonepost
#odopbatch6
#nonfiksi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air