Langsung ke konten utama

Belajar MPASI untuk Makan Pertama Alula



Akhir-akhir ini saya punya bahan belajar baru yaitu mengolah MPASI. Belajar MPASI ini menjadi penting sekali bagi saya karena tanggal 10 September besok Alula berumur 180 hari. Artinya, Alula sudah harus mulai makan. Moment makan pertama Alula ini menjadi hal yang ditunggu-tunggu sekaligus menegangkan. Lebih menegangkan daripada ujian thesis. Hehe.. J

Bismillah..
Dengan niat yang lurus, saya memutuskan kelak membuatkan MPASI homemade untuk Alula. Bagi saya MPASI homemade sangat membantu bayi untuk mengeksplor rasa asli makanan, memungkinkan untuk naik tekstur dengan lebih cepat, serta bayi terbiasa dengan masakan ibunya. Memang sih, ada juga kekurangan MPASI homemade ini, yaitu kurang praktis dan persentase zat gizi tidak terukur. Namun, saya kira kekurangan ini bisa diantisipasi kok.

Berdasarkan rekomendasi WHO, menu tunggal sudah tidak diwajibkan lagi di awal pemberian MPASI. WHO merekomendasikan supaya bayi langsung diberikan menu 4 bintang. Apa sih menu 4 bintang itu?.
Menu 4 bintang adalah menu makanan yang terdiri dari karbohidrat (padi, jagung, umbi-umbian); vitamin dan mineral (buah dan sayur); protein nabati (kedelai, kacang-kacangan); serta protein hewani (daging merah, hati, ikan).
Dapat dikatakan bahwa dalam MPASI sejak awal pemberian sampai seterusnya mengandung karbohidrat, vitamin, mineral, protein nabati, dan hewani. Sebenarnya bukan hanya MPASI aja yang perlu 4 bintang, kita sebagai orang dewasa pun perlu makan makanan dengan menu 4 bintang. Eitss.. just info ya, sekarang sudah tidak berlaku lagi istilah makanan “4 sehat 5 sempurna”, yang ada adalah menu bergizi seimbang alias 4 bintang itu. Susu sudah tidak termasuk dalam makanan bergizi seimbang ya?. Susu sama tingkatannya dengan daging, telur, atau ikan. Artinya hanya sebagai rekreasional, tidak sebagai penyempurna, dan tidak perlu dikonsumsi harian. Bahkan pemberian susu dibatasi maksimal 500 ml sehari.



Yuk., mulai menyusun menu!
Saya berencana mulai menyusun menu untul 14 hari moment makan pertama Alula. Menu ini sekaligus untuk menu keluarga, karena MPASI memang direkomendasikan sama seperti makanan yang dimakan keluarga (hanya tanpa tambahan gula dan garam). Kebetulan saya dan suami juga tidak ada alergi makanan, sehingga saya semakin mantap langsung mengenalkan menu 4 bintang untuk Alula. Oyaa.. karena 14 hari pertama masih masa penyesuaian, saya sengaja membuat menu yang hampir sama per tiga hari, suoaya lebih mudah dalam cek alergen (untuk jaga-jaga). Berikut menu yang berhasil saya susun.

Hari 1: nasi + sawi caisin + tempe + daging sapi + minyak goreng; selingan: alpukat
Hari 2: nasi + sawi caisin + tempe + kuning telur bebek + minyak goreng; selingan: jeruk
Hari 3: nasi + sawi caisin + tempe + hati sapi + minyak goreng; selingan: mangga
Hari 4: nasi + bayam + tahu + daging ayam + santan; selingan: jeruk
Hari 5: nasi + bayam + tahu + hati ayam + santan; selingan: pisang
Hari 6: nasi + bayam + tahu + ikan bader + minya kelapa; selingan: alpukat
Hari 7: nasi + wortel + sawi sendok + kacang tanah + salmon + evoo; selingan: mangga
Hari 8: nasi + wortel + sawi sendok + kacang tanah + lele + evoo; selingan: buah naga
Hari 9: nasi + wortel + sawi sendok + kacang tanah + kuning telur ayam + evoo; selingan: semangka
Hari 10: kentang + wortel + kacang merah + daging sapi + minyak goreng; selingan: pepaya
Hari 11: kentang + tomat + kacang merah + daging sapi + blue band; selingan: buah naga
Hari 12: jagung manis + brokoli + kacang merah + daging aya, + santan; selingan: mix pepaya – jeruk
Hari 13: nasi + brokoli + kacang panjang + hati ayam + evoo; selingan: mix buah naga – jeruk
Hari 14: nasi + kangkung + kacang tanah + kuning telur bebek + minyak kelapa; selingan: pir

Selesai deh membuat rencana menu untuk MPASI Alula. Anggap saja sekalian perencanaan belanja untuk makan keluarga, karena MPASI dan makanan keluarga sebaiknya sama. Di 11 hari pertama saya menyusun menu yang agak serupa, mulai hari ke-12 sudah lebih variatif. Semoga ketika mulai makan nanti, Alula bisa makan dengan lahap. Bismillah...

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...