Langsung ke konten utama

Bagaimanakah Mengatasi Perilaku Mendikte Pada Anak?



Perilaku mendikte bisa saja dilakukan oleh para orang tua baik sengaja maupun tidak sengaja. Apalagi di zaman sekarang, di mana kondisi lingkungan kurang kondusif bagi perkembangan anak terutama perkembangan mental. Orang tua baru seperti saya merasa miris dengan kondisi lingkungan yang kurang pro anak ini. Kadang terbersit pikiran untuk mengkungkung anak tetap di dalam rumah, supaya ia terjaga. Tak jarang secara sengaja ataupun tidak sengaja mendikte anak supaya begini begitu. Mendikte dan memberikan pengarahan itu beda ya, Bu ibuu... J
Lantas bagaimana mengatasi perilaku mendikte pada anak?. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini menurut cara pandang Islam.

  • Mengokohkan keyakinan orang tua terhadap takdir Allah

Kita diwajibkan untuk iman kepada Qodo dan Qodar. Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah tertulis di Lauh Mahfuz. Segala yang terjadi adalah takdir Allah. Dalam takdir itu ada yang bisa dirubah dan ada yang tidak bisa dirubah. Di samping berpasrah dan menitipkan penjagaan Allah kepada anak-anak kita, tentu kita pun harus mengusahakan segala upaya yang terbaik. Misalnya, anak cenderung berperilaku membangkang. Ini merupakan takdir yang bisa dirubah. Kita perlu mengevaluasi kesalahan apa saja yang sudah kita perbuat. Setelah evaluasi kemudian perbaiki dan selalu direfleksi. Jangan lupa memberi apresiasi pada anak. Lakukan semua ikhtiar, untuk hasilnya serahkan pada Allah.

  •  Bertahap dalam mendidik anak


Dalam mendidik diperlukan kesabaran sebelum melihat hasilnya. Kadang anak melakukan kesalahan, kita harus pilah pilih dalam menentukan langkah menyikapi kesalahan anak tersebut. Ketika anak salah: pertama, berikan nasihat. Berikan nasihat dengan kelembutan. Kedua, berikan peringatan. Jelaskan pada anak tentang konsekuensi. Ketiga, hukum dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Bukankah Allah memerintahkan kepada para orang tua untuk memukul anaknya yang sudah baligh jika ia tidak menegakkan shalat?. Tentu saja hukuman ini menjadi alternatif terakhir.

  • Mendidik anak sejak kecil agar hidup sederhana, percaya diri, menanggung beban, dan berani

Nilai-nilai ini sangat penting ditegakkan supaya anak-anak dapat survive di masa depan. Ajarkan anak untuk tidak bermewah-mewahan. Kita perlu memberi teladan bagi anak dengan cara hanya membeli sesuatu yang penting dan bermanfaat. Ajarkan anak untuk percaya diri, dengan senantiasa mengapresiasi semua hal baik yang ia kerjakan. Sekecil apapun hal baik tersebut. Dalam Islam anak-anak dianjurkan untuk belajar berenang, memanah, dan menunggang kuda untuk mengasah percaya diri. Ajarkan anak untuk siap menanggung konsekuensi atas apa yang dilakukannya. Misal anak lupa tidak mengerjakan PR, nasihatkan pada anak bahwa hukuman di sekolah adalah akibat dari kelalaiannya sendiri. Berikan contoh pada anak untuk membuat “to do list”-nya sendiri. Ajarkan anak untuk berani. Berani mengambil risiko dari pilihannya. Orang tua hanya sebagai pemberi arahan, biasakan anak untuk mengambil keputusan sendiri.\

  • Meneladani Rasulullah pada masa kecil hingga menjadi pemuda sampai Allah mengutusnya sebagai Nabi

Sejak anak masih kecil kita bisa membuat “Family Reading Time” tentang keteladanan Rasulullah SAW. Dengan demikian, kisah-kisah teladan sudah mulai terpatri dalam diri anak. Bisa juga memberikan kisah teladan menjelang waktu tidur, di mana anak mulai berada di alam bawah sadar. Nasihat akan lebih mudah diterima anak ketika ia sudah memasuki alam bawah sadar.


Nah.. demikian kiat-kiat sebagai orang tua supaya kita bisa jadi orang tua yang tidak sedikit-sedikit mendikte anak. Sebaiknya kita mulai mengurangi larangan-larangan yang tanoa dasar. Kita harus memberikan alasan mengapa kita melarang suatu hal. Ikhtiarkan yang terbaik untuk anak. Setelah semua ikhtiar kita perbaiki dan benar-benar dilakukan, ikatlah dengan do’a dab kepasrahan pada Allah.

Sumber: Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Pendidikan Anak dalam Islam. Solo: Penerbit Insan Kamil


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Komentar

  1. Poin penting bagi saya, membacakan buku kisah teladan saat menjelang tidur. Ini mau bgt sy coba..

    Terimakasih mba sharenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, mbak.. saya juga masih belajar. Baru dicoba membacakan buku atau mendongeng setiap hari.. :)

      Hapus
  2. Bekal persiapan menjadi calon ibu untuk anak-anak saya nantinya. Jazakillah khairan bunda. Salam kenal dari Yolanda ODOP6 Kelompok Pulau Harapan

    BalasHapus
  3. Jadi ibu memang sesuatu ya! Banyak yang harus terus diupgrade agar bisa maksimal dalam membersamai anak. Salam kenal mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mbak..
      betul sekali, banyak hal yang harus kita perbaiki ketika menjadi ibu. saya masih belajar banyak sekali karena jadi ibu baru 5 bulan.. hehe

      Hapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air