Langsung ke konten utama

Generasi Literasi [2]


[...]

Aku sering menganalisis karakter anak les-ku dengan background keluarga mereka. Tentu saja bahan analisisku bukan hanya masalah akademik, tapi juga tingkah laku mereka selama belajar besamaku. Dari sampel-sampel yang aku amati, kemudian aku membuat kesimpulan bahwa dengan segala kemudahan dalam hidupnya, anak-anak ini mulai tumbuh menjadi generasi manja, instan, emosional, kurang menghormati, lebih dewasa dibandingkan umur, dan memiliki jiwa yang terkekang. Aku mengatakan mulai tumbuh, karena mereka masih berada di jenjang SD dan SMP di mana masih banyak episode kehidupan yang akan mereka lalui sebelum menjadi dewasa. Berkaca dari situ, aku bertekad untuk memutus rantai pendidikan keluarga yang kurang pas. Aku harus bisa mendidik dengan lebih baik dibandingkan sampel-sampel yang ku lihat selama ini.
Tekad yang sudah didengungkan bertahun lalu, kemudian meminta pembuktiannya saat ini. Setelah menikah kemudian menjadi calon orang tua, aku mulai gencar mencari ilmu baru di mana-mana. Aku yang terbiasa dengan ilmu-ilmu akademik, kemudian sementara menutup buku-buku dan jurnal-jurnal berbau akademik. Bahkan, menjelang pergantian status menjadi calon orang tua aku resign dari pekerjaanku. Pekerjaan yang sebenarnya menjadi cita-citaku dahulu. Namun, fokus pada kehamilan dan anak menjadi prioritas utama, mengesampingkan cita-cita setinggi apapun itu. Aku ingin membuktikan, bagaimana cara menjadi orang tua yang baik. Orang tua yang menciptakan generasi yang unggul.
Berbekal dari pengalaman, aku bertekad untuk tidak meniru gaya mendidik orang tua manapun. Aku harus menjadi diri sendiri untuk mendidik anak-anakku. Aku mengikuti berbagai komunitas online yang berkaitan dengan parenting, peran ibu, sekaligus grup menyusui. Berbagai ilmu aku dapatkan dari komunitas-komunitas tersebut. Berusaha sedikit demi sedikit mempersiapkan tools yang bisa disiapkan sedini mungkin. Mulai dari pendidikan selama dalam kandungan, nutrisi kehamilan, pendidikan anak mulai usia 0 tahun dan cara stimulus perkembangannya, resep masakan, obat-obatan herbal, nutrisi bayi, mainan edukatif, bahkan buku-buku balita. Semua ilmu berusaha ku serap sebanyak-banyaknya. Aku memisahkan info penting dan kurang penting, kemudian membendel kumpulan info penting supaya aku mudah membaca dan menerapkannya. Selain belajar melalui komunitas online, aku juga belanja beberapa buku yang berkaitan dengan peranku kelak yaitu mendidik anak-anak mulai usia 0 tahun. Aku tak bosan terus belajar, karena bagiku belajar harus dilakukan secara terus-menerus. Apalagi ilmu-ilmu ini adalah ilmu baru yang dulu tidak pernah aku pelajari. Ilmu baru selalu terasa menyenangkan untuk dipelajari.
Setelah seorang anak lahir ke dunia, kita lah yang membentuk akan seperti apa anak tersebut. Berhasil dan tidaknya ia dalam menjalani kehidupan di masa depan sangat bergantung pada bagaimana kita mempersiapkannya. Dan., beginilah caraku mempersiapkan supaya ia kelak bisa menjadi bagian dari generasi literasi. [...]

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air