Langsung ke konten utama

Edisi Literasi Bersama Ayah

Sebenernya penasaran, si kecil lebih suka dibacain ayah atau ibunya ya?. Yang jelas suara ibunya lebih sering ia dengar karena yang ngajak ngomong sejak ia dalam kandungan itu saya. Kalau ayah, dulu ngajak ngomongnya sih sesekali aja. Nah.. Kali ini yang bacain cerita ayah sebagai salah satu bentuk bonding ayah terhadap anaknya. Para ayah kan biasa pergi pagi pulang menjelang petang. Waktu dengan anak menjadi sempit, maka perlu percepatan pendekatan antara ayah dan anak. Salah satunya ya melalui kegiatan membacakan buku ini.

Gaya membacakan buku ayah memang lebih ekspresif dibandingkan dengan saya. Sayangnya, si ayah ini jarang-jarang mau membacakan cerita untuk si kecil. Ada saja alasannya. Capek lah, banyak kerjaan lag, atau ayah akan menggunakan jurus terakhirnya. "Nanti setelah dua tahun, anak full time sama aku. Tenaaang,". Entahlah apa si ayah ini akan menepati janjinya atau tidak.

Malam ini Ayah membacakan cerita berjudul " Sapi Bani Israil" untuk si kecil. Kisah ini terjadi pada zaman Nabi Musa. Diceritakan bahwa saat itu ada seorang kaya yang tidak punya anak dan istri. Warisan kekayaannya ia berikan pada saudara laki-lakinya. Si saudara tak sabar hendak menerima warisan, maka ia pun membunuh saudaranya yang kaya tersebut. Setelah membunuh, ia pergi menemui Nabi Musa, berharap Nabi Musa bersedia menjadi saksi bahwa ia berhak menerima warisan itu. Ketika Nabi Musa bertanya siapa yang membunuh, laki-laki itu pura-pura tidak tahu. Kemudian Nabi Musa menyuruh laki-laki itu mencari seekor sapi. Laki-laki itu terus bertanya ciri-ciri sapi yang dimaksud. Dan akhirnya didapatkanlah seekor sapi yang sesuai dengan ciri yang disebutkan Nabi Musa. Sapi itu kemudian disembelih. Dengan izin Allah, orang kaya yang dibunuh tersebut dapat hidup kembali setelah dicambuk dengan ekor sapi yang disembelih tadi. Ia mengatakan bahwa saudara laki-lakinyalah yang membunuh. Kemudian, setelah itu ia meninggal untuk selamanya. Laki-laki yang membunuh itu kemudian mendapat hukuman yang setimpal.
Dalam kisah fabelnya, diceritakan tentang ketegaran Sabina si sapi betina ketika mengetahui ia akan disembelih. Ia tidak takut karena penyembelihannya adalah demi mencari kebenaran.

Literasi bersama ayah sebenarnya menyenangkan. Semoga saja ayah mau konsisten membacakan cerita untuk si kecil. Anak senang, ibu pun senang.


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air