Langsung ke konten utama

Mendidik Anak Adab Makan


Kapan pertama kali si kecil makan? Pertama kali si kecil makan pada usia 180 hari atau 6 bulan. Pada usia tersebut mereka dikenalkan pada makanan padat setelah 6 bulan pertama hanya mengenal ASI. Si kecil butuh penyesuaian akan Hal tersebut, sehingga tak jarang muncul berbagai drama pada acara makan si kecil. Drama moment makan si kecil ini bervariasi, bisa aksi menyembur makanan, tantrum, atau gerakan tutup mulut. Semua drama itu harus Ibu lalui dengan sabar, karena tanpa kesabaran si kecil bisa jadi tidak akan tumbuh besar.

Memberi makan pada si kecil bukan hanya masalah memasukkan nutrisi di tubuhnya, namun lebih dari itu. Moment makan si kecil juga digunakan sebagai sarana mendidik tentang adab makan yang baik. Sering kita temukan, bayi digendong keliling kampung sambil disuapin, bayi lari-lari diikuti ibunya yang membawa semangkok nasi, atau bayi menangis sementara si ibu terus menjejalkan makanan. Hal tersebut tentu bukan adab makan yang baik. Adab makan yang baik perlu dibiasakan sejak moment pertama si kecil makan. Berarti sejak ia mengenal makanan, ia harus dididik adab makan.

Bagaimana mendidik adab makan si kecil? Ada beberapa upaya yang dapat Ibu lakukan untuk mendidik adab makan si kecil. Tipsnya sebagai berikut.

1. Biasakan makan sambil duduk
Membiasakan si kecil makan sambil duduk perlu dilakukan sejak awal, sehingga tercipta kebiasaan bahwa makan identik dengan duduk. Carilah posisi duduk yang nyaman bagi si kecil, bisa duduk di stroller, kursi makan, atau didudukkan di alas yang datar. Hindari makan sambil jalan-jalan atau menggendong. Jika si kecil bosan, tempat duduk bisa dipindahkan untuk mencari suasana baru.

2. Makan dalam kondisi good mood
Biasanya ketika si kecil dalam mood yang bagus, makanan akan mudah masuk ke mulut si kecil. Pastikan ia dalam kondisi yang bagus, tidak mengantuk atau popoknya basah. Ibu bisa juga mengajak si kecil bernyanyi atau bercerita supaya ia terus berada dalam perasaan yang bahagia.

3. Atur jadwal makan besar dan cemilan
Buatlah jam makan yang ajeg untuk si kecil, baik makan besar maupun cemilan. Sebagai contoh, si kecil sarapan pukul 07.00, cemilan pukul 10.00, makan siang pukul 12.00, cemilan pukul 15.00, dan makan sore pukul 17.00. Jadwal itu harus dilaksanakan secara konsisten sehingga si kecil memiliki kebiasaan makan yang terjadwal.

4. Kenali tanda lapar dan kenyang
Beri jarak antara si kecil minum ASI dan makan besar atau jika si kecil sudah tidak minum ASI beri jarak antara minum susu dan makan. Susu akan menyebabkan si kecil kenyang sehingga porsi makannya sedikit. Bila sudah mendekati waktu makan, hindari memberikan susu. Biarkan si kecil merasa lapar, demikian pula sebaliknya. Hentikan makan jika si kecil sudah menunjukkan tanda kenyang.

5. Ajak si kecil mempersiapkan makanan
Ibu bisa mengajak si kecil memasak, sehingga ia merasa terlibat dalam proses pembuatan makanan. Jika si kecil belum bisa diajak memasak, bisa dimulai dengan mereka melihat Ibu memasak. Sementara Ibu memasak, Ibu bisa sambil mengajak si kecil bercerita tentang makanan.

6. Membuat menu yang bervariasi
Menu yang bervariasi ini untuk menghindari rasa bosan pada si kecil, sehingga ia makan dengan lahap. Buatlah food diary supaya kita tahu apa saja makanan yang menjadi kesukaannya beserta reaksinya terhadap makanan tertentu.

7. Sabar dengan reaksi si kecil
Jika Ibu sudah melakukan semua langka tersebut di atas. Langkah terakhir adalah sabar. Kadang ada suatu kondisi di mana si kecil benar-benar susah dikendalikan. Sabar menghadapinya dan tetap berdamai dengan kondisi.

Demikian tips mendidik adab makan ala Ibunda Alula. Semoga bermanfaat dan bisa diterapkan untuk si kecil di rumah.

#nonfiksi
#ODOPBatch6

Komentar

  1. Thanks for sharing mba Desty, ibuknda Alula. Aku share ya 😊

    BalasHapus
  2. Wah jadi nggak sabar pengen punya bayi, hehehehe

    BalasHapus
  3. Nah, ini nih sabar yg sulit. Malah emaknya yg nangis, anaknya anteng berasa innocent gitu wkwkwkwk

    BalasHapus
  4. Terima kasih sharingnya mbak tipsnya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  5. save dulu, ntar punya dede bakal jadi referensi nih.. hihii

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...