Langsung ke konten utama

Ing Ngarsa Sung Tuladha: Sudahkah Kita Menjadi Contoh yang Baik?


Ada yang masih ingat siapa pendiri Taman Siswa? Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat atau lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Begitu pedulinya Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan membuat beliau semangat mendirikan dan membesarkan Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara menjadi tokoh pendidikan yang diperhitungkan di zamannya. Bahkan presiden Soekarno mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai menteri pendidikan pada masa awal kemerdekaan. Kontribusi yang diberikan Ki Hajar Dewantara di dunia pendidikan sangatlah banyak.

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia tak lepas dari 3 semboyan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara. Semboyan tersebut yaitu ing ngarsa sung tuladha (yang depan memberi contoh), ing madya mangun karsa (yang tengah memberi kekuatan), dan tut wuri handayani (yang belakang memberi dorongan). Ketiga semboyan tersebut lahir didasarkan pada kepribadian bangsa Indonesia. Semboyan tersebut sudah disesuaikan dengan karakteristik bangsa Indonesia. Sehingga sangat disayangkan jika kita sibuk mengadaptasi pola pendidikan bangsa lain. Ki Hajar Dewantara sudah memberikan formula yang pas. Hanya formula itu butuh kita poles dan sesuaikan dengan kondisi saat ini.

Dari ketiga semboyan Ki Hajar Dewantara tersebut, manakah yang paling familiar? Ya.. Tut wuri handayani (yang belakang memberi dorongan) menjadi semboyan yang paling familiar. Kita bisa menemukan semboyan tersebut di logo institusi pendidikan dasar dan menengah. Saya sendiri kurang paham mengapa semboyan ini yang diambil oleh Menteri Pendidikan Indonesia dalam logo pendidikan.

Terlepas dari terkenalnya semboyan tut wuri handayani, saya memiliki pandangan lain. Bagi saya pendidikan keluarga lebih pas menggunakan semboyan ing ngarsa sung tuladha (yang depan memberi contoh). Dalam keluarga saya, yang di depan maksudnya adalah ayah ibu, sedangkan selain itu adalah anak-anak. Sebagai garda depan, saya dan suami diharuskan untuk menjadi contoh ( tuladha). Contoh atau teladan ini yang menurut saya paling mengena dalam diri anak-anak.

Keampuhan semboyan ing ngarsa sung tuladha ini sudah beberapa kali saya buktikan. Misalnya dalam hal pengembangan literasi anak. Saya dan suami sepakat untuk menumbuhkan minat baca yang tinggi pada anak-anak. Maka saya membiasakan supaya Alula dekat dengan buku semenjak ia berada dalam kandungan. Setiap malam saya membacakan cerita untuk Alula, kadang bergantian dengan ayahnya. Ketika Alula sudah lahir saya memperkenalkannya pada buku bantal. Saya juga sering membaca buku bersamaan dengan waktu menyusui Alula. Hal ini sedikit banyak membuat Alula paham bahwa ibunya sedang melakukan sesuatu yang menarik. Beberapa kali saya membaca sambil menyusui Alula, di sela-sela menyusu, Alula akan berceloteh seakan membaca tulisan yang saya buka. Sejauh ini Alula pasti tertarik jika ada seseorang di sekitarnya yang membaca buku. Ia sangat menyukai tulisan dan kertas.

Ketika kita hendak membuat anak mencintai sesuatu, maka kita harus mencintai dulu apa yang hendak kita perintahkan tersebut. Tak mungkin kita menyuruh anak melakukan sesuatu tapi kita tak melakukan apa yang kita perintahkan. Hal tersebut justru akan menimbulkan mosi tidak percaya pada anak. Kita tak bisa menuntut banyak pada anak jika kita pun tak mampu. Orang tua perlu berkaca sebelum mereka menuntut anak-anak untuk begini begitu. Di sinilah makna ing ngarsa sung tuladha dalam lingkup pendidikan keluarga.
Menjadi orang tua sama dengan kita belajar bersama-sama dengan anak-anak, tentu saja dengan pencapaian yang lebih cepat karena kita harus menjadi contoh. Ing ngarsa sung tuladha bisa memberikan efek positif jika diterapkan di pendidikan keluarga Indonesia. Daripada sibuk mencari bimbingan belajar untuk anak, lebih baik perbaiki dulu pendidikan keluarganya. Perbaikilah contohnya. Jika sudah oke, silakan belajar seluas-luasnya.


#nonfiksi
#ODOPBatch6

Komentar

  1. Ing ngarsa sung taladha. Saya ingat banget ini. Awalnya saya pikir mau masuk ranah politik mba, ternyata bukan. Betul sekali, dl pendidikan keluarga prinsip teesebut jg berlaku apalagi anak2 jago mengimitasi.

    BalasHapus
  2. Yes role model kalau sekarang namanya ya mbak. Salah satu peran orang tua dalam keluarga dan masyarakat.

    BalasHapus
  3. Benar banget ya mba orang tua itu adalah role model sejati bagi anak-anaknya. Hiks

    BalasHapus
  4. Anak cepat sekali memang meniru tingkah laku ayah ibunya dibanding menuruti perkataan mereka.

    BalasHapus
  5. hati hati dengan perilaku...bisa menjadi penambah amal namun bisa pula penambah dosa

    BalasHapus
  6. Yappp contoh adalah hal paling mendasar buat anak, children see - children do

    BalasHapus
  7. Anak anak bakal ikuti prilaku orangtua ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonya

      Hapus
    2. Orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya

      Hapus
  8. Belajar lagi menjadi orang tua yang baik...

    BalasHapus
  9. Anak adalah peniru ulung. Yg lebih tua memberikan keteladanan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...