Langsung ke konten utama

Belajar Minum Menggunakan Sedotan





Alhamdulillah.. sampai Alula berumur 8 bulan saya masih bisa membersamainya dalam durasi waktu yang panjang. Saya bekerja hanya sehari dalam seminggu, sehingga waktu bersama Alula masih banyak. Saya bisa mengASIhi Alula secara eksklusif sampai ia berumur 6 bulan, berlanjut hingga sekarang. Kebersamaan saya dan Alula juga bisa menghindarkannya dari dot. Saya benar-benar berusaha menghindari dot untuk menghindari risiko bingput atau bingung puting. Bingput ini dapat menyebabkan bayi malas menyusu secara langsung sehingga lama kelamaan produksi ASI menurun. Bagaimana jika produksi ASI menurun? Bisa-bisa bayi gagal mendapatkan ASI sebelum berumur 2 tahun dan itu sangat disayangkan sekali.

Sejauh ini saya tidak pernah mengenalkan dot pada Alula. Ketika ia saya tinggal pergi, Alula minum ASI Perah (ASIP) menggunakan sippy cup. Bentuk sippy cup ini berbeda dengan dot sehingga bisa mengurangi risiko bingput walau risiko itu tetap ada. Sippy cup ini penggunaannya memang lebih susah dibandingkan dot karena bentuknya yang pipih dan lubang-lubangnya yang besar. Alula masih sering tumpah-tumpah ketika menggunakan sippy cup. Jelas sekali ia tak begitu nyaman. Namun, saya tetap tak mau mengambil risiko mengenalkan Alula pada dot.

Beberapa kali ketika saya tinggal pergi, Alula hanya minum sedikit ASIP. Ketika pagi hari saya menyediakan kurang lebih 400 ml ASIP dalam 4 botol ukuran 100 ml, sampai sore hari Alula maksimal hanya habis 2 botol atau 200 ml. Agaknya Alula lebih suka makan dibandingkan minum ASIP ketika saya tinggal.

Hal tersebut membuat saya memutar ide supaya Alula merasa nyaman ketika minum. Saya mencoba mengajari Alula minum menggunakan sedotan. Pikir saya, minum dengan sedotan akan meminimalkan tumpah dan Alula akan merasa nyaman. Harapan saya, ketika Alula merasa nyaman, maka ia dapat minum lebih banyak, sekaligus belajar minum air putih.

Hari ini menjadi hari pertama Alula belajar minum menggunakan sedotan. Setelah snack time, saya meluangkan waktu khusus untuk Alula belajar minum. Saya membawa sebuah sedotan dan segelas air putih. Saya katakan pada Alula bahwa kali ini ia akan belajar minum menggunakan sedotam. Alula tampak antusias melihat saya membawa sedotan panjang bergaris-garis. Saya menjadi semakin bersemangat mengajari Alula.

Bagaimanakah cara mengajari Alula minum menggunakan sedotan?
Cara mengajari bayi minum menggunakan sedotan ini saya dapatkan dari WA grup MPASI yang diselenggarakan oleh Gema Indonesia Menyusui (GIM). Pertama, saya taruh sedotan ke dalam gelas kemudian ujung sedotan yang lain saya tutup menggunakan jari. Hal tersebut membuat sebagian air masuk ke dalam sedotan. Saya angkat sedotan dan saya dekatkan ke mulut Alula. Mulut Alula terbuka lebar, begitu sedotan masuk ia mulai menggerakkan rahangnya seperti gerakan mengunyah. Menyadari bahwa yang masuk bukan makanan, ia berkernyit-kernyit dan mulai mengeksplorasi. Ia mulai mengulum sedotan. Begitu ia mengulum, saya lepaskan jari saya sehingga air masuk ke mulut Alula. demikian seterusnya hingga Alula mulai bisa menggerakkan mulutnya seperti gerakan menghisap.

Saya kemudian mencoba memasukkan sedotan ke dalam gelas. Saya dekatkan mulut Alula ke ujung sedotan. Saya mengamati ekspresi Alula. Ternyata Alula membuat gerakan menyembur. Saya tetap mencoba lagi. Pelan-pelan air sudah berhasil masuk ke dalam sedotan, namun rupanya isapan Alula belum cukup kuat, sehingga air tak sampai ke mulutnya. Akhirnya, saya potong sedotam tersebut menjadi dua bagian sehingga sedotan menjadi lebih pendek. Saya memasukkan potongan sedotan tersebut ke dalam segelas air. Alula memulai gerakan mengisap dan air berhasil masuk ke mulutnya.
Saya tersenyum gembira dengan keberhasilan Alula. Begitu diberi apresiasi positif, Alula pun tertawa senang. Ia menunjukkan ekspresi bahagia. Mulutnya nyungir dan hidungnya kembang kempis karena senang. Besok coba lagi belajarnya ya, Dek Lula..

#nonfiksi
#ODOPBatch6

Komentar

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...