Berhadapan dengan orang seperti suami tidak selamanya mudah.
Ia memiliki beberapa hal yang kadang bertolak belakang dan bikin bingung orang
sekitar. Suatu ketika ia bisa terlihat sangat menyenangkan, di waktu yang lain
ketika ada hal yang mengganggu pikirannya bisa terlihat menyeramkan. Awalnya saya
sempat kaget, sempat pula berpikir apakah saya bisa menghadapi orang seperti
ini (*walaupun pada dasarnya saya pun tidak jauh berbeda dari suami.. hehe). Tapi,
semakin dijalani ternyata saya enjoy-enjoy
saja dengan sifat suami yang demikian.
Di lingkungan sekolah maupun rumah, suami termasuk orang
yang “disegani” anak-anak. Bahkan kadang anak-anak cenderung takut. Hanya beberapa
anak saja yang bisa dekat dengan suami, itupun karena suami sudah terlebih
dahulu simpati pada anak tertentu sehingga mereka bisa dekat. Ketika saya
tanyakan kenapa anak-anak sekitar rumah segan bahkan enggan dengan suami, ia
menjawab bahwa dulu sering memarahi mereka. Dulu ketika istirahat siang,
kemudian di halaman ada anak-anak yang bermain maka suami akan marah-marah
sampai mereka kabur. Atau kadang ada anak yang malas mengaji di sore hari, ia
akan mengingatkan si anak supaya berangkat mengaji dengan nada mengancam. Pantes
anak-anak malas berhubungan dengan suami. Mereka merasa “diintimidasi”. Hehe..
Suami memang orang yang agak mudah terganggu dengan keributan. Makanya ia dulu
hobi marah-marah ketika jam istirahatnya terganggu oleh ributnya anak-anak yang
sedang bermain. Kalau sekarang sih, suami sudah lebih bijaksana, sudah gak
seperti itu lagi. Tapi anak-anak, tetaplah masih agak “takut”, sehingga mereka
cenderung menghindar.
Di balik galaknya suami, sebenarnya ia pribadi yang
menyenangkan. Dia sangat jarang marah kepada saya. Dia bahkan mau meladeni
gurauan saya yang tidak bermutu. Sifat anak kecil saya memang kadang masih
muncul, saya bahkan masih menggunakan bahasa-bahasa planet seperti ketika dulu
masih sekolah. Dan ia meladeninya dengan gurauan dan bahasa planet yang sama. Akibatnya
suasana rumah riuh dengan bercandaan ala anak sekolah. Suami ternyata suka
dengan gurauan lisan. Ketika saya tanya suka gurauan lisan atau membaca komik,
ia menjawab tidak suka komik apalagi membacanya.
Dari kebiasaan suami tersebut, saya cukup mendapat petunjuk
untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar suami. Petunjuk kali ini: suami
mudah terganggu keributan dan ia lebih suka gurauan lisan daripada membaca
komik. Kedua indikator ini masuk dalam ciri-ciri gaya belajar auditori. Sekarang
sudah mulai terlihat kecenderungan gaya belajar suami. Semoga hasil besok bisa
lebih memantapkan, bukan membingungkan.. :D
#harike8
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁