Langsung ke konten utama

Final Pencarian Jejak


Rencananya di level ini mau mengejar badge OP, tapi apalah daya di hari ke-11 sudah tidak kuasa mengerjakan tantangan. Capek sekali dan mata maunya merem terus. Akhirnya, gagal lagi mengejar badge OP di level ini. Semoga level selanjutnya bisa mencapai target badge OP, walaupun tantangan ini tidak serta merta hanya demi kesempurnaan badge. J

Setelah 10 hari asyik dengan pencarian jejak gaya belajar suami, kemudian sampailah pada final pencarian jejak ini. Walaupun terasa agak susah menebak gaya belajar suami, akhirnya ditemukan juga kecenderungan gaya belajar suami. Suami sebenarnya memenuhi semua indikator gaya belajar. Tetapi dari semuanya itu tentu ada satu gaya belajar saja yang dominan. Suami cenderung memiliki gaya belajar auditory-kinestetik, dominan auditori.

Suami lebih banyak belajar dengan mendengar dan berbicara, walaupun ia sendiri kurang menyadarinya. Kekuatan suami terletak pada kemampuannya dalam berbicara dan berpidato. Ia bisa dengan mudah meyakinkan orang lain ketika berbicara. Walaupun dalam gaya belajar lain, ia bisa juga memiliki kemampuan yang baik seperti kemampuan menulis dan mempraktikkan sesuatu. Namun agaknya semua itu masih kalah dibandingkan dengan kemampuannya berbicara.
Gaya belajar suami yang cenderung auditori, berbeda dengan saya yang cenderung visual. Saya lebih suka belajar dengan melihat, membuat mind mapping, atau menuliskannya. Saya paling kesulitan jika harus belajar dengan mendengarkan orang lain yang berbicara, saya harus melihat. Berbeda dengan suami yang gaya belajarnya kombinasi antara auditori dan kinestetik, kalau saya cenderung visual tanpa kombinasi.

Nah., kembali ke pertanyaan awal di tantangan 10 hari yaitu “Apakah gaya belajar itu bisa diturunkan?” mungkin bisa terjawab 2-3 tahun kemudian setelah anak kami lahir dan tumbuh. Ayahnya cenderung auditori dan ibunya cenderung visul. Coba besok anak saya ikut gaya belajar ayah atau ibunya? Kombinasi keduanya? Atau bahkan tidak ikut ayah maupun ibunya?. Kalau pertanyaan ini baru bisa terjawab setelah observasi langsung dengan si anak di usia minimal 3 tahun.., hehe

#harike11
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air