Sudah sejak beberapa hari yang lalu suami menyuruh saya
untuk belajar demi Tes Wawasan Kebangsaan yang entah kapan akan dilaksanakan. Dia
selalu membuat saya tersudut dengan kalimat pamungkasnya, “Katanya cerdas, masa kalah sama
aku?. Katanya lulusan magister universitas negeri, masa kalah sama aku?”.
Nah loo... kalau udah gitu saya bisa apa coba, selain membuktikan. L
Tapi entah kenapa., setiap memulai belajar mata ini terasa
berat. Alhasil baru dapat sedikit, kemudian ketiduran. Selalu begitu. Apalagi
belajarnya jam 12 siang. Pasti lah bablas ketiduran. Setelah bangun, malas
untuk belajar lagi (*semoga ini hanya bawaan hamil aja...hehe). Semenjak hamil
memang saya merasa malas untuk belajar akademik, apalagi hafalan. Rasanya cepat
pusing, bosan, dan mengantuk. Dan sekarang ini, belajarnya full hafalan. Saya dari dulu tidak suka dan tidak bisa menghafal. Bahkan
pelajaran sejarah dan PKn pun saya hanya membaca materi, kemudian bismillah menggunakan kekuatan batin untuk menjawab soal di ruang
ujian.
Target dari suami membuat saya bertanya-tanya, “emang
dia dulu menghafal semuanya?. Emang dulu sebelum tes dia belajar?”. Ketika
saya tanya, ternyata suami dulu belajar beneran. Dia menghafal sendiri dulu,
kemudian belajar bersama murid les nya selama beberapa menit. Jika aku
menghafal dengan kekuatan melihat dan membaca dalam hati kemudian meringkasnya
menjadi mind mapping, berbeda dengan
suami. Ia menghafal dengan bergumam. Hasilnya, hafalan saya hanya inti-intinya
saja. Nah., kalau hafalan suami bisa lebih mirip dengan kalimat aslinya. Mungkin
cara menghafal suami juga dipengaruhi oleh jurusannya ketika SMA dulu. Dulu suami
jurusan IPS (*tapi entah kenapa, dulu sempat bohong ngaku-ngaku jurusan IPA..
:D), sedangkan saya jurusan IPA. Di jurusan IPS cenderung lebih banyak hafalan
dibandingkan jurusan IPA yang lebih banyak penalarannya.
Pada kenyataannya, suami memang lebih cepat menghafal
dibandingkan saya. Bukan hanya urusan akademik saja. Dalam hafalan surah pun,
saya kalah telak. Suami lebih cepat hafal, padahal saya jarang sekali melihat
ia serius membaca kemudian menghafalkan. Hanya sekali dua kali, itu pun
hafalannya sudah banyak. Saya menduga ia menghafal dengan cara mendengar secara
berulang-ulang, karena setiap berangkat dan pulang kerja selalu pasang headset.
Dari sini, belum ketahuan sih suami termasuk dalam gaya
belajar mana, karena baru satu indikator saja yang terjawab. Dalam pencarian
jejak yang pertama ini, saya dapat petunjuk: suami menghafal atau mengingat
dengan bicara sendiri/bergumam dan mendengar sesuatu secara berulang-ulang. Petunjuk
ini cocok dimasukkan dalam tabel gaya belajar auditori.
#harike2
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁