Langsung ke konten utama

Jejak 1: Bagaimana Cara Suami Menghafal?


Sudah sejak beberapa hari yang lalu suami menyuruh saya untuk belajar demi Tes Wawasan Kebangsaan yang entah kapan akan dilaksanakan. Dia selalu membuat saya tersudut dengan kalimat pamungkasnya, “Katanya cerdas, masa kalah sama aku?. Katanya lulusan magister universitas negeri, masa kalah sama aku?”. Nah loo... kalau udah gitu saya bisa apa coba, selain membuktikan. L

Tapi entah kenapa., setiap memulai belajar mata ini terasa berat. Alhasil baru dapat sedikit, kemudian ketiduran. Selalu begitu. Apalagi belajarnya jam 12 siang. Pasti lah bablas ketiduran. Setelah bangun, malas untuk belajar lagi (*semoga ini hanya bawaan hamil aja...hehe). Semenjak hamil memang saya merasa malas untuk belajar akademik, apalagi hafalan. Rasanya cepat pusing, bosan, dan mengantuk. Dan sekarang ini, belajarnya full hafalan. Saya dari dulu tidak suka dan tidak bisa menghafal. Bahkan pelajaran sejarah dan PKn pun saya hanya membaca materi, kemudian bismillah menggunakan kekuatan batin untuk menjawab soal di ruang ujian.

Target dari suami membuat saya bertanya-tanya, “emang dia dulu menghafal semuanya?. Emang dulu sebelum tes dia belajar?”. Ketika saya tanya, ternyata suami dulu belajar beneran. Dia menghafal sendiri dulu, kemudian belajar bersama murid les nya selama beberapa menit. Jika aku menghafal dengan kekuatan melihat dan membaca dalam hati kemudian meringkasnya menjadi mind mapping, berbeda dengan suami. Ia menghafal dengan bergumam. Hasilnya, hafalan saya hanya inti-intinya saja. Nah., kalau hafalan suami bisa lebih mirip dengan kalimat aslinya. Mungkin cara menghafal suami juga dipengaruhi oleh jurusannya ketika SMA dulu. Dulu suami jurusan IPS (*tapi entah kenapa, dulu sempat bohong ngaku-ngaku jurusan IPA.. :D), sedangkan saya jurusan IPA. Di jurusan IPS cenderung lebih banyak hafalan dibandingkan jurusan IPA yang lebih banyak penalarannya.

Pada kenyataannya, suami memang lebih cepat menghafal dibandingkan saya. Bukan hanya urusan akademik saja. Dalam hafalan surah pun, saya kalah telak. Suami lebih cepat hafal, padahal saya jarang sekali melihat ia serius membaca kemudian menghafalkan. Hanya sekali dua kali, itu pun hafalannya sudah banyak. Saya menduga ia menghafal dengan cara mendengar secara berulang-ulang, karena setiap berangkat dan pulang kerja selalu pasang headset.


Dari sini, belum ketahuan sih suami termasuk dalam gaya belajar mana, karena baru satu indikator saja yang terjawab. Dalam pencarian jejak yang pertama ini, saya dapat petunjuk: suami menghafal atau mengingat dengan bicara sendiri/bergumam dan mendengar sesuatu secara berulang-ulang. Petunjuk ini cocok dimasukkan dalam tabel gaya belajar auditori.

#harike2
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air