Langsung ke konten utama

Jejak 3: Pembicara yang Gemar Menulis


Menulis ini sebenarnya hobi saya sejak masih SD. Ketika masih kelas 5 SD, saya sudah gemar membuat cerita-cerita fabel kemudian membagikannya di sekolah untuk dibaca teman-teman. Sampai sekarang pun menulis masih menjadi salah satu hobi, walaupun genre nya sudah berubah. Sekarang sudah bukan lagi menulis fabel. Hehe..

Saat ini bagi saya menulis baru sekedar hobi, walaupun dulu sempat menjadi salah satu sumber “pendapatan” ketika masih kuliah. Dulu sempat berkeinginan punya partner nulis yang oke. Atau setidaknya nyambung ketika diajak diskusi, pembahasan akademik, atau ngobrol seputar tulis menulis. Setelah bertahun-tahun, dan hampir lupa pernah punya keinginan demikian, kemudian Allah mempertemukan saya dengan suami. J

Di hari sebelumnya, saya menemukan salah satu point dalam diri suami bahwa ia adalah seorang pembicara yang hebat. Ia bisa membuat suasana suatu forum menjadi menarik. Ia dan kemampuannya berbicara patut saya acungi jempol. Di sisi lain, ternyata suami punya kegemaran lain yang sangat beririsan dengan hobi saya yaitu menulis. Ia mengakui bahwa dulu sering menulis cerita-cerita pendek, bahkan pernah mengirimkannya ke Kemendikbud, tapi belum lolos (*Saya masih mencari bukti otentik tentang karya suami ketika zaman sekolah.. hehe). Sampai saat ini, saya masih agak percaya gak percaya kalau dulu suami pernah nulis-nulis cerpen, kecuali saya mendapatkan bukti otentiknya.

Kalau sekarang, setelah suami menjadi guru, ia mulai menggemari menulis karya-karya ilmiah. Nah.., kalau yang ini saya percaya, karena sudah ada bukti otentiknya. Tahun 2016 lalu, karya ilmiahnya pernah mendapatkan juara 2, tapi saya kurang paham di tingkatan apa. Di tahun ini, salah satu artikel ilmiahnya juga sudah dibukukan. Artinya, suami memang benar-benar mau dan mampu dalam hal tulis menulis ini. Sejak beberapa minggu yang lalu juga sering mengutarakan keinginannya untuk membuat penelitian lagi, namun saat ini masih terkendala waktu. Saya sih mendukung dan suka-suka aja kalau suami suka menulis. Lumayan juga untuk menambah nilai untuk kenaikan pangkat. Kan kalau naik pangkatnya cepet, istri juga yang senang., :D



Mengetahui kegemaran suami yang beririsan dengan hobi dan kemampuan saya, maka saya menawarkan paket khusus sebagai reviewer tulisannya jika nanti ada tulisan baru lagi. Anggap saja sebagai salah satu simbiosis mutualisme. Kesukaan saya tersalurkan, suami juga terbantu.
Pada pencarian jejak kali ini, petunjuk yang saya dapatkan adalah: suami gemar menulis. Ini masuk ke salah satu ciri gaya belajar visual. Nah lo., sampai sini gaya belajar suami semakin membingungkan saja. Kadang masuk visual, kadang auditori, kadang juga kinestetik. Tunggu pencarian jejak selanjutnya. Semoga tercerahkan.. J

#harike4
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...