Langsung ke konten utama

Jejak 6: Waktunya Bercerita


Saya termasuk penggemar cerita. Hanya saya lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan atau mendengarkan cerita. Bagi saya membaca cerita selalu mengasyikkan, karena bisa bebas berimajinasi berdasarkan apa yang dibaca. Mungkin karena gaya belajar saya visual, sehingga membaca dan mengimajinasikannya menjadi terasa menyenangkan. Kegemaran saya membaca membuat saya hobi membeli buku. Sejak kecil bahkan sampai sekarang, sangat susah menahan untuk membeli buku.

Kesukaan saya pada membaca dan buku, membuat saya sangat ingin menularkannya pada anak-anak kelak. Dimulai dari calon anak pertama (*yang saat ini masih di perut), saya membiasakannya membacakan cerita sebelum tidur. Saya juga mulai memilihkan buku-buku dan cerita yang sesuai dengan usia bayi. Saya lebih sering membacakan cerita untuk si adek, daripada suami. Tapi sebenarnya, jika suami yang membacakan akan lebih terasa bermakna daripada saya yang membacakan cerita.

Suami termasuk orang yang bisa membawakan suasana dalam cerita. Ketika membacakan cerita atau bercerita, ia berbicara perlahan, kadang juga membuat nada suara yang berbeda untuk percakapan. Beda dengan saya, cenderung datar dan cepat ketika membacakan cerita. Bahkan, saya pernah diprotes suami karena membacakan cerita terlalu cepat. Karena saya tak begitu pandai bercerita atau membacakan cerita, kemudian kami memutuskan untuk bergantian membacakan cerita.

Walaupun saya cenderung visual, tapi saya suka ketika suami membacakan cerita atau bercerita. Ia bisa menirukan nada atau warna suara, serta bisa berbicara dengan irama yang berpola. Sehingga ketika membacakan cerita nadanya tidak sama di bagian-bagian tertentu. Lebih menyenangkan lagi ketika suami bercerita, bukan membacakan cerita. Ketika bercerita, ekspresi dan nada suaranya bisa bebas dan beragam. Ia juga bisa bercerita dalam durasi waktu yang cukup panjang. Ia juga bisa menyampaikan makna tersirat dari cerita sehingga cerita bisa menjadi lebih hidup. Sepertinya si adek akan lebih suka bercerita bersama ayahnya daripada saya., hehe.


Petunjuk yang didapatkan dari pencarian jejak kali ini adalah bisa menirukan nada atau warna suara dan dapat berbicara dengan irama yang berpola. Petunjuk ini termasuk dalam gaya belajar auditori. Sepertinya gaya belajar suami lebih mengarah pada gaya belajar kombinasi, karena antara gaya belajar auditori dan kinestetik hampir sama kuat. Namun, indikator di tangan saya masih banyak yang belum teramati dari suami. Hasil gaya belajarnya masih bisa berubah-ubah. J

#harike7
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak

#KuliahBunsayIIP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...