Saya masih melanjutkan ngulik cerita sekolah suami, sambil mengamati apa yang terlihat saat ini. Pada dasarnya suami adalah orang yang sulit dideteksi, entah dalam hal apapun itu. Tapi, saya yakin masalah gaya belajar pasti nanti bisa dideteksi. Yang penting telaten aja ketika wawancara sama suami, karena kadang jawabannya ngawur kalau dirasa gak penting-penting banget buat dia. Atau kadang hanya menjawab sekenanya dan dia asyik melanjutkan kegiatannya.
Sepanjang saya mengenalnya, saya menilai bahwa salah satu kelebihan suami adalah pada kemampuannya berbicara. Ketika ia berbicara dalam kondisi serius di depan umum, maka orang-orang akan spontan memperhatikan. Entah perhatian itu karena isi pembicaraan yang menarik, penampilannya yang rapi atau gesture suami saya yang membuat orang-orang mau memperhatikan. Saya tidak begitu mengetahui bagaimana ia menggunakan kemampuan berbicaranya di sekolah. Yang saya tahu, dia cukup dipercaya oleh rekan-rekannya untuk mengisi beberapa materi dalam Kelompok Kerja Guru. Dan itu tidak hanya sekali dua kali, tapi cukup sering. Kadang saya heran, apa sih yang dimiliki oleh suami sampai ia bisa mendominasi? Sampai sekarang pun saya belum tahu jawabannya. :D
Tapi, ketertarikan orang mendengar suami saya berbicara di depan umum sepertinya ada benarnya. Berkali-kali dalam Ramadhan tahun lalu, suami mengisi kuliah Subuh. Kalau saya yang tertarik, kemudian duduk mendengarkan dengan khidmat tentu itu adalah hal yang biasa, karena dia suami saya. Saya selalu tertarik setiap harinya, setiap jam, setiap menit dan detiknya. Tapi ternyata semua orang mendengarkannya dengan khidmat. Ibu-ibu, Bapak-bapak semua memperhatikan. Dan mereka menyukai moment setiap suami saya mengisi kuliah Subuh.
Dalam berbicara, suami memiliki gaya khas-nya sendiri. Ia tak bisa berbicara dengan gesture tubuh yang monoton. Ia harus selalu menggerakkan tangannya untuk menambah “muatan” dalam isi pembicaraannya. Ketika berbicara, ia tak bisa berdiri tegap tanpa menggerakkan tangan selama berbicara.
Secara objektif, saya mengakui bahwa kemampuan bicaranya memang hebat. Ia bisa memberi tekanan pada kalimat-kalimat penting dengan gayanya yang khas. Dalam pemilihan kata pun dia tidak sembarangan (*Walaupun kadang, saya gemas ketika ada kalimat pedas yang sempat terlontar). Penampilannya juga rapi setiap keluar rumah. Mungkin itu juga menambah ketertarikan orang untuk memperhatikannya selama berbicara.
Dari sini, saya dapat petunjuk lagi: suami berpenampilan rapi, pembicara yang baik dan berbicara dengan menggerakkan tangannya. Petunjuk itu bisa diisikan di beberapa kolom gaya belajar. Sampai sini saya masih belum nemu, suami gaya belajarnya condong ke arah mana. Tapi gapapa.., pencarian jejak masih dilanjutkan besok. Semangat,.. J
#harike3
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁