Langsung ke konten utama

Eksekusi Hari Ketujuh


Alhamdulillah., pagi ini sensasi kaki cenut-cenut dan pegal-pegal sudah membaik. Perencanaan dari pagi adalah, hari ini menjadi pejuang setrikaan akibat setrikaan menumpuk sejak beberapa hari yang lalu. Sebelum berjuang dengan setrikaan menumpuk, tetap mengawali hari dengan rutinitas yang sama. Saya keluar rumah pukul 05.06, masih pagi sekali tapi langit sudah cerah, pertanda seharian cuaca juga akan baik. Masih di rute yang sama, saya mulailah jalan pagi dengan hati riang (karena pegalnya sudah hilang). Cuaca bagus dan tubuh yang mulai fit membuat saya berjalan lebih jauh dari kemarin. Jalan-jalan menjadi tidak terasa ketika di jalan berpapasan dengan pakde yang kebetulan juga sedang jalan pagi. Jalan pagi pun akhirnya bareng pakde sampe dekat rumah. Lumayan ketika ada teman jalan-jalan.. J Saya masih sangat percaya bahwa jalan pagi akan membuat saya lebih sehat dan harapannya tekanan darah selalu normal. Maka setiap pagi itu pula saya selalu sounding ke adek untuk selalu sehat-sehat. Pengalaman pertama hamil memang membuat saya gampang parno terhadap sesuatu. Sounding dan afirmasi positif sangat membantu saya supaya tidak stres. Dan salah satu waktu yang saya percaya berhasil adalah waktu pagi hari ketika saya memulai jalan pagi.

Usai jalan pagi, tibalah saat memasak. Ternyata penyakit malas masaknya belum sembuh. Masih masak dengan ogah-ogahan, sampe drama segala sama suami.. :D. Ini benar-benar harus segera ditanggulangi, tapi bagaimana cara melawan malasnya ya?? Kalau bukan karena suami harus sarapan, rasanya udah males banget mau masak. Di pikiran saya sejak pagi cuma cucian dan setrikaan. Hehe.. Nah.. besok saya dapat tantangan dari suami untuk masak ikan. Semoga hasilnya memuaskan, sehingga bisa makan lahap.. :)

Setelah beres-beres, ngemil sehat dan cuci mencuci selesai, tibalah saatnya setrika. Eh.., begitu sedang semangat membara malah listrik mati, padahal gak ada angin gak ada hujan. Duuhhh.. Apalagi ini?? Bikin uring-uringan.. >,<

Sejak menikah rutinitas saya berubah total. Dulu sebelum menikah semua hal bisa ter-handle dengan baik, entah itu pekerjaan rumah maupun pekerjaan di luar. Saat ini ketika rutinitasnya itu-itu saja, saya justru masih merasa kurang produktif. Ada beberapa latihan kemandirian yang harus dimulai dari awal. Semoga saja ini hanya bawaan hamil.. :D

#HariKetujuh
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP

#MelatihKemandirian 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...