Langsung ke konten utama

Hari Libur Tetap Harus Mandiri


Hari ini tanggal merah, suami libur bekerja. Salah satu hal paling disyukuri adalah ketika tanggal merah dan suami di rumah. Ketika suami di rumah, pagi-pagi tidak buru-buru bikin sarapan dan bisa sedikit lebih manja sama suami. Beruntung tinggal di rumah hanya berdua saja, jadi bebas mau melakukan apapun tanpa ada yang komentar. Kalau pas di rumah orang tua sih mana berani siang-siang cuma becandaan, nonton film sambil ngemil,, :D

Pagi yang santai membuat saya juga agak sedikit santai. Setelah shalat Subuh masih malas-malasan, hampir sejenak lupa kalau ada rutinitas jalan pagi yang harus segera dieksekusi. Mungkin karena malamnya tidur agak telat, jadi bawaannya masih pengen berbaring terus. Pukul 05.30 suami mengingatkan saya untuk jalan santai.

👨: Katanya jalan santai., cepet! Keburu siang dan kendaraan makin banyak
👩 : Iya sebentar.. Masih lapar..
👨 : Minum susu dulu., nanti ku belikan megono
👩 : Yeee...!! (muka bahagia). Dibeliin megono artinya gak harus masak pagi-pagi.. :D
   Hmm.., gak mau ikut jalan-jalan po? (berharap...)
👨 : Udah berani sendiri kok.. (muka datar)

Kalau udah begitu ya sudah, dipaksa pun suami gak bakalan mau. Saya pun memulai jalan pagi dengan rute yang sama. Suami libur bekerja membuat saya lebih santai, tidak seperti terkejar waktu dan bisa menambah jarak tempuh jalan-jalan. Keluar menuju jalan aspal, barengan sama orang “angon” bebek. Jalan pagi diawali dengan bau bebek deh. Tapi karena jalan saya kaya siput, bebek-bebek itu sudah semakin jauh dan tidak terlihat lagi. Saya berjalan lebih jauh daripada kemarin, beberapa kali barengan dengan anak-anak SMP yang sedang jalan-jalan pula bersama temannya. Tapi ya tetep saja saya selalu ketinggalan karena jalan saya seperti siput. . :D


Selama jalan-jalan masih sambil kepikiran makan megono dan mendoan, sambil elus-elus perut, “Semangat ya dek.. sehat yaa.. Setelah ini kita makan,”. Bayi di perut ini suka sekali kalau diajak makan, makanya ibunya jadi melar banget. Sesampai di rumah... taraaaaaa.. benar saja sudah ada megono dan mendoan ditambah jus mangga bikinan suami. Yey asyiiikk... pas banget perut keroncongan dan langsung ada makanan tanpa perlu mengolah dulu. “Besok tambah semangat lagi ya dek...”. :D

#HariKetiga
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP

#MelatihKemandirian 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...