Langsung ke konten utama

mimpiku dan citaku-citaku.,

Mati-matian memompa semangat. Harus semangat. Bukan hanya hari ini tapi seterusnya. Menyemangati diri sendiri memang tak semudah menyemangati orang lain. Efeknya pun tak begitu besar. Oh..Semangatkuu.. tumbuhlah subur dalam hati dan pikiranku. Aku membutuhkanmu saat ini dan sangat ingin kau selamanya tinggal dalam hati dan pikiranku. Aku tak ingin biasa saja. Sungguh.., aku tak ingin berlama-lama dalam zona nyaman yang menyenangkan tapi lebih menyiksaku. Keluarkan aku dari siniii...!! *Berontak sejadi-jadinyaa....

Tak ingin masa muda ini terlewati begitu saja. Semangat untuk belajar dan belajar harus terus meninggi. Semangat untuk terus menulis dan menulis tak boleh tersendat-sendat bahkan hilang. Memacu otak untuk terus berpikir bukanlah suatu hal yang mudah. Layaknya seorang gadis berusia 20 tahun, akan menyukai hal-hal yang menyenangkan, belanja, ngrumpi dan kencan (bagi yang punya pacar). Dan aku pun menyukai itu...
Tapi apakah semua itu bisa mengantarkanku pada cita-citaku yang masih begitu menggelegak dan jauh??
Mungkin bertanya-tanya.,udah mahasiswa masihkah punya cita-cita besar??Padahal pekerjaan tinggal menunggu lulus kuliah.,
Bagiku tak akan pernah seperti itu. I love study.. I love school. Selamanya akan terus seperti itu. Enggan untuk pasrah dan begitu saja menerima anggapan orang tentang sebuah cita-cita. Ya., aku masih memiliki mimpi yang besar, cita-cita yang besar. Bukan hanya sebagai seorang ibu beberapa tahun ke depan tapi menjadi icon perubahan. :)

Komentar

  1. check this http://phobiarena.blogspot.com/ out! XD

    BalasHapus
  2. yupz, semangat untuk revolusioner :)

    BalasHapus
  3. Semangaat.. Semoga setiap karya yang dapat saya buat dapat menjadikan perubahan walau kecil.. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...