Langsung ke konten utama

Ide nyleneh untuk membayar hutang Indonesia.. :D


Total utang pemerintah Indonesia terus membengkak. Sampai Januari 2011 utang pemerintah tercatat Rp1.695 triliun atau naik Rp17,13 triliun dibandingkan akhir 2010. Bila dikonversi ke dollar Amerika Serikat, utang Indonesia mencapai US$187,19 miliar. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menyebutkan utang itu terdiri atas pinjaman sebesar US$68,57 miliar dan surat berharga senilai US$ 118 miliar. Bila mengacu pada pendapatan kotor negara sebesar Rp6,422 triliun, artinya rasio utang Indonesia tercatat 26 persen. Jelas angka yang tidak kecil. Menurut Ditjen Pengelolaan Utang, semua pinjaman diperoleh pemerintah secara bilateral, multilateral maupun komersial (2011, metrotvnews.com).

wow..wow..wow.., 
bagaimana ini??Hutang Indonesia benar-benar mengerikan. Jumlah 1.695 triliun itu apakah uang semua?? berapa koper yang dibutuhkan untuk menyimpannya?? Apakah satu truk dakota cargo cukup untuk menyimpannya? berapa ribu hektar tanah yang dapat dibeli? Dan berapa triliun mangkok bubur yang bisa dibeli dengan uang itu??
Tak bisa dibayangkan. Apalagi untuk ukuran mahasiswa tidak pernah membawa uang dalam jumlah besar (kecuali untuk bayar SPP).. :)

Tak pernah terbayangkan pula bagaimana cara melunasi hutang negara sebanyak itu. Apakah dengan menjual perusahaan-perusahaan negara?? Oh.., jangan!! Perusahaan adalah aset perekonomian. Apakah dengan menjual pulau??Bodoooh.., Pulau adalah kekayaan yang tak semua negara punya. Kenapa malah dijual??. Apakah dengan eksploitasi SDA secara besar-besaran?? Ku kira tidak efektif dan justru hanya akan merusak ekosistem. Dan mempercepat pemanasan global.., #Nah loh.., mengapa jadi serba salah???

Bagaimana kalau iuran??Iuran seperti ketika zaman SD ketika ingin membantu korban bencana alam. Iuran seperti zaman SMP ketika harus membeli peralatan kebersihan. Iuran seperti zaman SMA ketika lomba tujuh belas Agustus. iuran seperti zaman kuliah ketika gas dan galon air di kos-kosan habis. Iuran warga jika akan mengadakan jalan santai dan sebagainya. Iuran sudah bukan hal yang asing bagi kita.
Coba kalau setiap orang di Indonesia iuran Rp 1000,00 setiap hari untuk membayar hutang negara..

 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 telah bertambah menjadi 241 juta jiwa lebih, demikian dikatakan Sekretaris Utama BKKBN Sudibyo Alimoeso, di Jakarta. 
Jika 241.000.000 jiwa x Rp 1000,00 = Rp 241.000.000.000,00
Jika 1 bulan maka 30 x  Rp 241.000.000.000,00 = Rp 7.230.000.000.000,00
Jika 12 bulan maka 12 x  Rp 7.230.000.000.000,00 = Rp 86.760.000.000.000,00
Satu triliun memiliki 0 sejumlah 12.., 
Berarti nilai iuran penduduk Indonesia sebanyak Rp 1000,00 rupiah setiap hari adalah 86.760 triliun setaun.., 
Wow.....
Itu sudah melebihi dan sangat melebihi hutang negara yang hampir 2.000 triliun.., 

Bagaimana??Mungkinkah iuran penduduk dapat membantu Indonesia yang terlilit hutang??? :D

Komentar

  1. Maaf, itu 86,7 triliun, bukan 86.760 triliun. Mohon dikoreksi.

    Hutang negara saat ini 2014 maret, 3000 triliun. Dibagi 250 juta penduduk, per jiwa bisa 12 juta. Kalau mau melunasi.

    BalasHapus
  2. yg nerima iuran itu yg d ragukan

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...