Langsung ke konten utama

Akibat Tidak Ada Komunikasi


Segala sesuatu memang harus dikomunikasikan supaya orang lain memahami apa yang kita maksud. Dalam hubungan pernikahan, kadang tanpa komunikasi bisa saling paham. Namun, tidak jarang juga terjadi “sesuatu” akibat tidak adanya komunikasi. Nah., ini yang saya alami tadi malam. Ketika saya dan suami benar-benar tidak ada komunikasi, jadilah salah satu mengalami kerugian.

Ceritanya, sejak Kamis kami menginap di rumah ibu. Hari Jum’at suami pulang ke rumah karena ada ngajar siang sampai sore. Berangkat pagi-pagi seperti biasa, bedanya satu malam gak ketemu suami. Seharian kami tidak banyak berkomunikasi. Sejak menikah kami memang lebih sering komunikasi langsung, pesan teks dan telpon sangat jarang kecuali kami sedang berjauhan.

Sore hari, saya, ibu, dan bapak pergi mencari kue ulang tahun (ceritanya seminggu lalu suami ultah dan saya belum sempat memberi kejutan apapun.. :D). Kami pulang sampai malam dan suami saya menelpon. Qodarullah, suami cerita apa yang dialaminya sesore ini. Ia tidak bisa masuk rumah karena tidak membawa kunci rumah. Saya baru ingat kunci rumah saya bawa dan tidak saya berikan pada suami sebelum ia berangkat. Saya benar-benar lupa dan mungkin suami saya juga demikian. Masalah kunci rumah ini memang tidak kami komunikasikan sebelumnya. Lalu saya tanyakan bagaimana ia bisa masuk rumah. Terpaksa suami saya pinjam tangga dan masuk rumah melalui lantai atas, padahal dalam kondisi capek dan kehujanan. Saya merasa sangat bersalah pada suami gara-gara urusan kunci ini. Seharusnya saya lebih teliti, sehingga suami tidak perlu mengalami hal tersebut. Seharian ia pasti sangat lelah dan saya tidak banyak melayaninya, karena berjauhan. Dan rasa bersalah ini bertahan sampai malam.

Kelupaan hal sepele, tidak adanya komunikasi bisa berakibat pada ketidaktenangan hati seperti yang saya alami. Setelah terjadi, baru saya bisa koreksi hal-hal yang perlu diperbaiki. Khusus untuk urusan kunci rumah, suami saya memang sering teledor dan lupa. Jika saya tidak mengimbanginya dengan komunikasi dan ketelitian maka akan jadi masalah juga. Ternyata, untuk urusan kunci rumah kekuatan telepati seperti kemarin tidak berlaku dalam rumah tangga saya dan suami.. :D

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...