Kemarin
pulang kerja suami sudah menunjukkan muka lelah, tidak memungkinkan untuk
mengajaknya diskusi serius. Maka hari ini sempat bingung mau nulis apa demi
melengkapi tantangan 10 hari ini. Beruntung dapat ide dari teman-teman
Bunsay 3 IIP bahwa komunikasi produktif bisa juga dilakukan bersama janin yang
masih ada di dalam perut. Sebelumnya gak kepikiran bahwa komunikasi antara ibu
dan janin dalam perut bisa masuk dalam komunikasi produktif. Nah., ide dari
teman-teman itu yang membuat saya tergerak untuk menulis bentuk komunikasi
bersama janin.
Sejak belum
respon mendengar, si adek sudah sering saya ajak ngobrol. Drama di awal
kehamilan membuat saya merasa harus selalu berbicara dengannya dan
meyakinkannya bahwa ia selalu dalam keadaan baik dan sehat. Sampai sekarang
yang sering saya katakan padanya adalah tentang kesehatan dan kesejahteraannya
selama di dalam rahim. Kalau agak lama tidak ada gerakan kecil dari perut, saya
tanyakan keadaannya “Hallo adek.. adek sehat-sehat kan? Ayo bergerak lagi., Ibuk kangen,” sambil
elus-elus perut. Kadang beberapa saat kemudian muncul respon, kadang jeda
beberapa menit dan saya mengulang-ulang lagi pertanyaan yang sama. Demikian
seterusnya, kalau saya merasa si adek harusnya gerak-gerak, saya ajak ngomong
terus tentang hal yang lain diawali dengan pertanyaan tentang kesehatannya.
Kadang
stimulus supaya adek gerak-gerak adalah dengan minum manis atau makan,
seolah-olah dia ikut menikmati apa yang dimakan ibunya. Dari awal hamil, adek
sudah sering mengajak ibunya supaya makan banyak. Awalnya saya bingung karena
gak pernah merasakan kenyang, padahal semasa gadis sehari hanya makan maksimal
dua kali, itupun tanpa cemilan. Kalau terlambat makan atau makanannya gak
sesuai selera maka si adek seperti protes, membuat perut ibunya mual dan mau
muntah. Itu terjadi di awal kehamilan. Sekarang, setelah ia mulai bisa mendengar,
saya sudah bisa sounding “Semua makanan itu enak, adek gak boleh
pilih-pilih ya”. Saya kira itu cukup berhasil, karena sudah tidak
begitu pilih-pilih makanan, walaupun si adek cepat bosan jika menunya sama
selama 3 hari berturut-turut. :D
Ketika mulai
lapar, saya elus perut sambil ngomong “Adek laper ya? Mau makan?”, tak
jarang muncul respon seperti ketukan di perut. Tandanya ia setuju diajak makan.
Begitu juga kalau menunya cocok, ia akan bergerak-gerak ketika ibunya makan.
Tandanya adek suka diajak makan menu tersebut, akibatnya seharian akan sering
lapar karena adek ngajak makan terus. Seperti orang-orang pada umumnya, si adek
juga punya makanan kesukaan. Dia sangat suka segala sesuatu yang manis terutama
coklat dan pisang, makanan yang kriuk
kriuk juga suka. Kalau sudah diajak makan manis, dia akan merespon menunjukkan
bahwa ia menyukainya. Kegiatan utama saya dan adek sehari-hari adalah makan dan
ngemil, karena si adek gak bisa dibiarkan lapar apalagi menunda makan sampai
berjam-jam. Aktivitas makan baru berhenti setelah bakda isya dan minum susu, baru
si adek gak minta makan lagi. Kalau masih pagi begini, perjalanan makan masih
panjang... :D.
Apapun itu, asalkan adek sehat-sehat Ibuk mau melakukan apapun. “Semoga Allah memberikanmu kesehatan selalu sampai lahir dan dewasa nanti ya, dek...”. Sampai jumpa di PR ibuk selanjutnya..... :*
#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁