Langsung ke konten utama

Postingan

Jurnal Kupu-kupu: Berbagi Surat Cinta

Memasuki pekan ketujuh Bunda Cekatan Kelas Kupu-Kupu. Waktu terasa berjalan dengan cepat sekali. Seperti baru kemarin memulai kelas ulat-ulat, sekarang sudah memasuki kelas kupu-kupu dan sudah di penghujung pula. Di Bunda Cekatan ini kami bener-bener harus konsisten dalam bidang yang ingin kami tekuni supaya tidak salah arah dan salah kaprah. Alhamdulillah bidang literasi membaca dan menulis tetap setia menjadi bidang saya. Bidang yang membuat saya senantiasa Bahagia Ketika melakukannya. Tugas pekan ini adalah Merayakan Kemenangan. Masing-masing mentor maupun mentee saling memberikan “surat cinta” sebagai bentuk perayaan kemenangan. Kami juga mendapatkan tugas untuk memberi warna kupu-kupu sesuai dengan kondisi perasan kita per harinya. Tugas pekan ini lumayan mengasyikkan, di samping rutinitas harus menyelesaikan deadline yang sudah terlanjur dibuat. Kupu-kupu dan Corak Sayap Saya menggunakan warna tajam untuk menggambarkan corak sayap kupu-kupu saya. Warna tajam mengga...

Jurnal Kupu-Kupu: Merayakan Kesalahan!

Memasuki pekan kelima kelas kupu-kupu. Sembari menjalankan deadline yang sudah dibuat, di pekan ini ada tantangan lain yang lebih menantang. Kami harus mengevaluasi diri masing-masing. Sudahkah menepati deadline yang dibuat? Sudahkah menepati janji yang diputuskan? Sudahkah menjalankan kelas ini dengan sepenuh hati? Bu Septi mengatakan inilah saatnya FALSE CELEBRATION. Jujur saja, saya baru tahu ada istilah False Celebration. Kesalahan yang dirayakan? Untuk apa kesalahan itu dirayakan? Bukankah hanya akan mengurangi percaya diri karena membersarkan masalah? Awalnya saya pikir demikian, namun ternyata Bu Septi memiliki pandangan lain terkait False Celebration. False Celebration ini perlu sebagai bentuk penerimaan atas kesalahan yang mungkin kita lakukan selama proses belajar. Baiklah! Mari kita rayakan kesalahan kita dengan jujur. Saya sebagai Mentee Di kelas mentorship ini saya belajar membuat ulasan buku. Deadline ulasan saya gabung dengan deadline belajar say...

Jurnal Kupu-Kupu: Menengok ke Belakang Sebelum Terbang

Pekan keempat di kelas kupu-kupu. Saatnya check in, saling merefleksi hubungan bersama mentor atau mentee. Separuh perjalanan yang akan menentukan keberhasilan perjalanan kami di akhir kelas ini. Maka dimulailah acara saling refleksi di antara kami. Hubungan Bersama Mentee Pada awalnya, saya mempunyai 2 mentee. Namun, karena salah satu mentee mengalami kendala dalam mengatur waktu, makai a mundur dari mentorship bersama saya. Sampai pekan ini mentee saya tinggal satu saja, Mbak Tetik yang sedang berusaha menyelesesaikan doodle literanya. Dari awal mentorship, Mbak Tetik ini memang menunjukkan semangat dalam belajar cerita anak. Mungkin factor kepribadian yang membuat kami kadang sungkan untuk bicara blak-blakan. Dan kami pun sedang mencobanya supaya bisa mengurangi rasa sungkan tersebut. Di pekan ini, Mbak Tetik sudah berhasil menyelesaikan deadline-nya yaitu membuat satu cerita anak. Isi ceritanya menarik. Masih ada beberapa hal yang bagi saya perlu revisi, hanya belum...

Jurnal Kupu-Kupu: Saya Akan Terbang ke Sana!

Alhamdulillah.. setelah liburan selama 2 pekan, kami Kembali lagi beraktivitas untuk belajar terbang. Masih perlu pemanasan, karena sayap-sayap kami masih terasa kaku dan sulit digerakkan. Mungkin beberapa hari pertama ini akan saya gunakan sebagai warming up, untuk mengumpulkan semangat dan mood dalam belajar terbang. Memasuki pekan ketiga Kelas Kupu-Kupu, kami mendapatkan tantangan untuk segera focus pada tujuan. Kami harus membuat skala prioritas dan menentukan satu saja bidang yang ingin dikuasai. Baru setelah itu, kami diarahkan untuk segera membuat rencana menuju cekatan di bidang yang kita pilih tersebut. Kelihatannya mudah ya, menuliskan tujuan, skala prioritas, membuat rencana. Namun, nyatanya semua tak semudah itu untuk dijalanka terutama bagi saya. Perempuan! Makhluk yang penuh dengan segala keinginan dan ingin bisa menguasai berbagai hal dalam satu raga. Demikian pula dengan saya, sehingga membuat skala prioritas menjadi hal yang cukup memusingkan. Berikut...

Belajar di Era Pandemi

Pandemi. Kejadian yang tidak pernah terbersit dalam pikiran saya. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ketika diberlakukan kegiatan Work from Home dan Study from Home pada Maret 2020 lalu, saya pikir dalam 2 pekan semua akan kembali normal. Semua akan baik-baik saja. Virus COVID-19 tidak akan masuk hingga pelosok daerah. Semua akan selesai seiring berjalannya waktu, seperti kasus flu burung dan flu babi beberapa tahun silam. Dulu ketika masih anak-anak, pernah juga santer diberitakan virus mematikan yaitu SARS. Saya pun membaca tentang keganasan virus ini di majalah-majalah anak. Banyak diberitakan memang, namun tak sampai membuat saya harus belajar di rumah. Semua tetap berjalan normal. Kini, sebuah virus berhasil memporak porandakan tatanan negara. Oh.. bukan negara lagi, tetapi dunia. Virus yang katanya tak lebih ganas dari SARS atau MERS atau ebola nyatanya berhasil membuat penduduk dunia kalang kabut dan diliputi kegelisahan. Betapa Allah mudah sekali membuat manusia tidak...

Mengenali Kemampuan Diri

Memasuki jurnal kedua kelas kupu-kupu. Kami para kupu-kupu muda diberikan petunjuk, sebelum benar-benar mampu terbang dengan indah. Petunjuknya apa? Petunjuknya adalah mengenali diri sendiri dengan lebih cermat dan seksama. Ya.. Bu Septi memberikan arahan pada kami supaya kami benar-benar memahami diri sendiri melalui sebuah Self Assesment. Menarik ya? Baiklah, saya akan menceritakan seluk beluk Self Assesment, baik sebagai mentee maupun mentor. Self Assesment sebagai Mentee Sebagai mentee, saya wajib mengulik lebih dalam diri sendiri supaya mentor memahami potensi dalam diri saya. Dalam menilai diri sendiri, saya mendapat panduan umum dari Mbak Erie selaku mentor. Saya diberi beberapa pertanyaan seperti: Siapakah sosok yang menginspirasi?; Bagaimana kaitan antara membaca dan menulis?; Menceritakan pengalaman membaca, dan sebagainya. Kami kemudian membuat kesepakatan untuk saling bertemu secara daring melalui video call messenger. Setelah disepakati waktunya, kami pun mulai ber...
Kupu-Kupu Muda Belajar Terbang Jurnal Pertama Kelas Kupu-Kupu Alhamdulillah.. senang sekali bisa sampai di tahap ini. Setelah beberapa bulan melalui proses yang cukup panjang. Menjadi bagian kelas kupu-kupu merupakan prestasi tersendiri bagi saya, karena pada tahap-tahap sebelumnya saya harus memaksa diri untuk berkarya, menghasilkan sesuatu. Di kelas kupu-kupu, kami harus melakukan mentorship. Menjadi mentor dan mentee dalam satu waktu. Memberi dan menerima dalan satu waktu. Dan inilah cerita saya bersama Mentor tersayang Mbak Erie dan mentee terbaik Mbak Tetik. Perjalanan Mencari Mentor Awalnya saya sempat bingung ingin belajar apa. Meski sudah mempunyai peta, tetap saja bingung karena saya harus memilih salah satu. Maka saya pun memilih hal yang paling membahagiakan bagi saya yaitu tentang literasi. Saya memutuskan untuk mencari mentor yang berkaitan dengan berkisah dan rumah baca. Kelak saya akan membuat rumah baca di rumah, sehingga harapannya banyak anak yang akan cinta...