Langsung ke konten utama

Mengenali Kemampuan Diri


Memasuki jurnal kedua kelas kupu-kupu. Kami para kupu-kupu muda diberikan petunjuk, sebelum benar-benar mampu terbang dengan indah. Petunjuknya apa? Petunjuknya adalah mengenali diri sendiri dengan lebih cermat dan seksama. Ya.. Bu Septi memberikan arahan pada kami supaya kami benar-benar memahami diri sendiri melalui sebuah Self Assesment. Menarik ya? Baiklah, saya akan menceritakan seluk beluk Self Assesment, baik sebagai mentee maupun mentor.

Self Assesment sebagai Mentee
Sebagai mentee, saya wajib mengulik lebih dalam diri sendiri supaya mentor memahami potensi dalam diri saya. Dalam menilai diri sendiri, saya mendapat panduan umum dari Mbak Erie selaku mentor. Saya diberi beberapa pertanyaan seperti: Siapakah sosok yang menginspirasi?; Bagaimana kaitan antara membaca dan menulis?; Menceritakan pengalaman membaca, dan sebagainya. Kami kemudian membuat kesepakatan untuk saling bertemu secara daring melalui video call messenger. Setelah disepakati waktunya, kami pun mulai berbincang-bincang tatap mata melalui dunia maya.

Dan ternyata, obrolan kita sangat berkesan pagi ini. Kami menjadi kenal lebih dekat dan ternyata memiliki kesamaan yang cukup banyak. Mulai dari sama-sama senang menulis hingga sama-sama senang majalah Bobo ketika masih kecil. Senang sekali rasanya, mendapatkan “teman” yang begitu banyak kemiripan. Sesi video call ini tak berlangsung lama, hanya sekitar 11-15 menit karena kesibukan kami masing-masing. Self assesmen mendalam, kemudian saya ceritakan dalam bentuk tulisan.

Berbicara tentang sosok penulis yang menginspirasi, maka pikiran saya langsung tertuju pada JK. Rowling. Saya termasuk penggemar Harry Potter, karena sangat terkesan dengan ceritanya yang penuh imajinasi dan seru. Berawal dari ketertarikan pada film seri pertama yang waktu itu tayang di Trans TV. Ketertarikan itu membawa saya untuk tertarik mengikuti semua serialnya sekaligus tertarik untuk menyelesaikan novel-novelnya. Dimulailah pencarian novel Harry Potter mulai dari seri pertama. Saya meminjam dari satu tempat sewa buku ke tempat sewa buku lainnya, bahkan sempat berebut di peminjaman novel terakhir “Harry Potter and The Deathly Hallows”. Semua novel berhasil saya selesaikan dalam waktu yang tak begitu lama dan saya sangat terkesima dengan imajinasi JK Rowling. Sangat keren dan tak biasa.
Bagi saya, membaca buku adalah kebutuhan, lebih dari sekedar hobi. Kalau dulu saya hobi membaca, sekarang saya butuh membaca untuk memperkaya amunisi pengetahuan di otak saya, sekaligus memperlancar toko buku online yang saya rintis. Lucu saja kalua punya toko buku tapi yang punya toko tidak mengetahui seluk beluk dan isi sebuah buku.
Sebenarnya saya baru ngeh, kalau Mbak Erie fokus di review buku karena awalnya kami membahas rumah baca. Tapi sepertinya ini akan menjadi dasar dalam membangun rumah baca, sehingga review buku akan menjadi hal baru yang menarik bagi saya. Sebenarnya pernah beberapa kali mereview buku, hanya standar review nya belum jelas. Masih suka-suka saja. Review buku itu penting atau tidak? Menurut saya penting, karena review ini akan membantu seseorang dalam melihat keseluruhan buku secara garis besar.

Pengalaman literasi, dimulai sejak saya masih kecil. Ketika itu hobi meminjam buku dari perpustakaan sekolah Bapak dan sering membeli bobo bekas. Kecintaan pada membaca berlanjut dengan ketertarikan saya pada dunia tulis menulis. Sejak kelas 5 SD saya mulai menulis cerita-cerita binatang. Hanya menulis di buku saja, tanpa pembaca. Memasuki masa SMP, tema menulis saya beralih menjadi cerita remaja. Cerita-cerita tersebut mendapat respon yang cukup baik dari teman-teman sekelas. Beberapa tahun vakum, hingga ketika kuliah, saya tertarik membuat karya ilmiah. Dimulailah petualangan saya di karya ilmiah dan sempat membawa pulang 3 buah piala selama tiga tahun bergelut di karya ilmiah. Kesibukan yang cukup menyita ketika melanjutkan pascasarjana, membuat saya vakum kembali. Hingga setelah menjadi ibu, saya kembali menemukan ketertarikan di cerita anak. Maka dimulailah petualangan saya dalam menulis cerita anak. Mulai bermunculan antologi dan yang paling membanggakan adalah saya berhasil direkrut oleh tim SMI sebagai salah satu penulis dalam buku Sygma Daya Insani yang terbaru. Itulah yang kemudian menjadi kekuatan dalam diri saya. Semangat, suka menulis, suka cerita, suka kisah, punya banyak buku di rumah menjadi kekuatan bagi saya untuk terus menekuni dan menularkan dunia literasi khususnya literasi membaca dan menulis.

Yey.. akhirnya saya berhasil mendalami diri saya sendiri.

Self Assesmen sebagai Mentor
Saya mempunyai dua orang mentee yaitu Mbak Tetik dan Mbak Mawar. Mbak Tetik ini mentee tulen, karena melamar saya sebagai mentor di waktu pencarian mentee-mentor. Sedangkan Mbak Mawar ini mentee yang sebenarnya mencari sesame mentor untuk diajak belajar Bersama. Baiklah.. apapun status mentee-nya, mari kita belajar bersama.

Bagi mentee, saya membuatkan instrument Self Assesmen sebagai pedoman ketika video call. Ini berjalan lancar di Mb Tetik. Hampir setengah jam kita ngobrol selama membahas Self Assesmen, untung waktu itu Lula sudah diungsikan sehingga tidak mengganggu video call kami. Dari pembicaraan bersama Mbak Tetik, saya menemukan bahwa sebenarnya Mbak Tetik ini mampu menulis cerita anak dengan baik. Apalagi didukung oleh kemampuan menggambar yang oke, cerita anak yang dibuat bisa jadi lebih hidup dan mengasyikkan. Kalau kata Mbak Tetik sendiri, ia masih merasa cara berpikirnya masih kompleks, sehingga alur cerita anak menjadi berbelit. Semangat yuk lah.. Mbak Tetik pasti bisa!! Ceritanya bisa dimulai dari yang sederhana saja. Ayo dicoba!

Kalau Mbak Mawar, memiliki kendala dalam video call karena di rumah memiliki dua anak dan satu bayi sementara suaminya tidak WFH. Maka kami pun tidak melakukan video call, karena Mbak Mawar repot. Mbak Mawar mengirimkan hasil Self Assesmen-nya dalam bentuk video. Dari video ini saya juga menemukan potensi dalam diri Mbak Mawar. Bahkan Mbak Mawar sudah membuat flip flap sendiri. Masyaa Allah.. Semoga ada lebih banyak waktu luang ya, Mbak Mawar sehingga bisa membuat cerita anak untuk anak-anak sendiri.

Nah,, itulah cerita saya dalam Self Assesmen pekan ini. Lebih banyak mengenal diri akan membuat kita lebih percaya diri dalam membuat karya.




#jurnalke2
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air