Alhamdulillah.. setelah liburan selama 2 pekan, kami Kembali
lagi beraktivitas untuk belajar terbang. Masih perlu pemanasan, karena
sayap-sayap kami masih terasa kaku dan sulit digerakkan. Mungkin beberapa hari
pertama ini akan saya gunakan sebagai warming up, untuk mengumpulkan
semangat dan mood dalam belajar terbang.
Memasuki pekan ketiga Kelas Kupu-Kupu, kami mendapatkan tantangan
untuk segera focus pada tujuan. Kami harus membuat skala prioritas dan
menentukan satu saja bidang yang ingin dikuasai. Baru setelah itu, kami
diarahkan untuk segera membuat rencana menuju cekatan di bidang yang kita pilih
tersebut.
Kelihatannya mudah ya, menuliskan tujuan, skala prioritas,
membuat rencana. Namun, nyatanya semua tak semudah itu untuk dijalanka terutama
bagi saya. Perempuan! Makhluk yang penuh dengan segala keinginan dan ingin bisa
menguasai berbagai hal dalam satu raga. Demikian pula dengan saya, sehingga
membuat skala prioritas menjadi hal yang cukup memusingkan.
Berikut adalah bidang yang ingin saya kuasai (sudah
diurutkan sesuai dengan skala prioritas).
Saya memprioritaskan literasi membaca dan menulis sebagai
prioritas yang utama bagi diri saya. Mengapa? Karena melalui keduanya, mood saya
bisa lebih baik dan saya merasa lebih Bahagia. Membaca dan menulis dapat
dikatakan sebagai obat bagi diri saya bahkan dapat pula dikatakan sebagai pelampiasan
atas hal tidak menyenangkan yang mungkin timbul dalam hidup saya. Membeli buku,
membaca buku, membuat ulasan, menganalisis, kemudian menulis merupakan hal yang
selalu ingin saya lakukan setiap hari.
Saya pun memutuskan, keterampilan mengulas dan menganalisis
buku berbagai genre sebagai prioritas saya yang pertama. Saya kira keterampilan
ini akan membantu saya kelak jika mendirikan atau memulai membuat rumah baca.
Selanjutnya, saya akan membuat rincian tujuan dari satu
bidang yang menjadi prioritas utama saya. Prioritas utama saya adalah terampil
dalam mengulas, menganalisis, dan merefleksi buku. Kebetulan program mentorship
di Bunda Cekatan ini beririsan dengan program belajar yang sedang saya jalani
yaitu Biblioterapi Didaktik. Oleh karena itu keduanya dapat disandingkan dan
dikolaborasikan dengan apik.
Dalam satu atau dua bulan ke depan, setidaknya saya mampu
menghasilkan ulasan, analisis, dan refleksi dari 10 buku anak, 2 buku
parenting, dan 2 novel. Dalam perjalanannya semoga bisa menghasilkan lebih
banyak. Khusus untuk buku parenting dan novel, saya berencana untuk tidak
mencantumkan refleksi karena sasaran biblioterapi saya adalah anak-anak. Harapannya
tidak hanya dalam 1-2 bulan saja saya mampu membuat ulasan, namun konsisten
dapat saya lakukan selama bertahun-tahun hingga tujuan akhir saya tercapai.
Jika saya konsisten dalam membuat ulasan, mungkin 1-2 tahun
ke depan saya bisa menghasilkan katalog buku yang berkualitas (berisi ulasan
dan analisis). Saya juga berharap kemampuan saya dalam merefleksi buku juga
meningkat sehingga saya bisa menjadi konselor terapi buku untuk mengatasi
masalah perkembangan anak. Bersamaan dengan itu, semoga saya pun sudah mampu
mengelola sebuah rumah baca.
Pada akhirnya saya ingin memberdayakan mahasiswa maupun
pemuda/pemudi di sekitar saya untuk menjadi konselor terapi buku minimal untuk
murid atau anak-anaknya sendiri. Kebetulan saya mengajar calon guru MI,
sehingga saya pikir akan baik sekali jika masing-masing calon guru dapat saya
bekali ilmu tentang terapi buku ini. Saya juga ingin mempunyai sebuah rumah
baca yang berkualitas dan berdaya, sekaligus membuka praktik terapi buku khusus
untuk anak-anak.
Mimpi tanpa rencana adalah NOTHING. Maka saya mencoba
menyederhanakan mimpi saya menjadi Langkah-langkah sederhana yang dapat dan
memungkinkan untuk saya lakukan. Nah berikut adalah hasil pembagian rencana
saya supaya bisa menuntaskan kegiatan mengulas, menganalisis, dan merefleksi
buku. Rencana ini saya pecah menjadi 20 hari pertama untuk buku anak,
dilanjutkan 2 pekan berikutnya untuk buku parenting, dan 2 pekan berikutnya
untuk novel. Bismillah..
Oyaa.. sebagai mentor, saya mendampingi seorang mentee yang
selalu semangat belajar, Mbak Tetik. Ia benar-benar semangat untuk
menyelesaikan doodle litera-nya, yang saya pikir akan menjadi karya yang luar
biasa. Kegiatan menulis cerita anak sebenarnya bersinggungan pula dengan kegiatan
membuat ulasan dan biblioterapi didaktik yang sedang saya tekuni. Oleh karena
itu, saya juga sharing dengan Mbak Tetik seputar biblioterapi. Harapannya Mbak
Tetik dapat menemukan benang merah antara ulasan, biblioterapi, dan menulis
cerita anak.
#jurnalke3
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
#jurnalke3
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁