Langsung ke konten utama

Surat Cinta untuk Suamiku


Aku mengenalmu baru dalam hitungan bulan
Kehidupanmu aku ketahui dari orang lain, karena kau tak pernah menceritakannya padaku
Aku berusaha untuk tidak terlalu berharap supaya hatiku tidak sakit seperti sebelumnya
Kemudian., di luar kendaliku sebagai manusia kau melamarku dalam jeda yang tidak terlalu lama
Pun setelah dilamar, aku masih harap-harap cemas.,
Takut kau tiba-tiba menghilang tanpa aku tau alasannya
Atau karena aku yang sangat tidak sempurna.,
Dan.,
Sungguh Allah adalah pengatur skenario yang Agung.,
Tiba pada hari di mana kau mengucapkan akad nikah
Rasa khawatirku seketika hilang,
Digantikan dengan keyakinan bahwa bersamamu kita akan lebih kuat
Aku merasa punya bahu untuk bersandar.,
Nyaman tapi tidak terdefinisi, apakah itu sama dengan jatuh cinta?


Kita tak pernah punya cerita romantis
Tidak ada adegan seperti dalam drama yang dari dulu aku harapkan terjadi
Tidak ada kalimat manis atau rayuan seperti bayanganku
Tidak ada tempat istimewa, hadiah istimewa, atau hal-hal bersejarah lainnya.,
Tapi demikian.,
Aku mempercayai bahwa kau adalah seseorang yang Allah kirimkan untuk menjagaku
Aku percaya bahwa cerita kita yang sebenarnya akan dimulai setelah ini
Apakah aku sudah jatuh cinta?

Ada beberapa persamaan antara kita., tapi perbedaan kita lebih banyak lagi..
Aku belum sepenuhnya paham, karena memahami pun butuh waktu
Masih mencoba dan mencoba menemukan cara untuk menyenangkan hatimu
Masih menebak, sikap seperti apa yang harus aku terapkan jika kamu seperti ini atau seperti itu?
Kalau sampai saat ini kau belum menemukan rasa terbaikku,
Mungkin karena aku masih dalam tahap mengenalmu lebih dalam
Apakah itu juga bisa disebut jatuh cinta?

Ah.. sebenarnya aku tidak pernah jatuh cinta padamu, suamiku...
Denganmu aku membangun cinta..
Memaklumi dan memaafkan adalah pondasi awal untukku membangun sebuah rumah cinta
Aku memaklumi sikap dinginmu sebelum menikah.,
Memaklumi sikap-sikapmu yang kadang membingungkan.,
Memaafkan apapun yang sengaja atau tidak sengaja kau lakukan.,
Aku menerimamu dalam kondisi apapun.,
Aku tetap mencintaimu dalam kadar yang semakin meninggi.,

Untukmu suamiku.,
Semoga Allah menyayangi dan selalu menjagamu dalam berbagai keadaan
Dijauhkan dari segala sesuatu yang buruk
Tetaplah menjadi suami dan kelak calon ayah idaman 


Ditulis dalam pekatnya malam di Kota Magelang
31 Mei 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...