Langsung ke konten utama

NHW #5 Learn How to Learn


Minggu ini amazing sekali. Saat beberapa hajat hampir datang secara bersamaan, sampai kelimpungan kapan mencari waktu untuk mengerjakan NHW. Walaupun demikian, tapi harus tetap semangat.. Menanamkan mind set bahwa saya kuat, semangat, dan tidak capek.. 😃😃

NHW minggu ini tentang Learn How to Learn (bagaimana caranya belajar) yang diaplikasikan langsung dalam bentuk desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dibuat tentu harus lain daripada yang lain, karena fitrah setiap anak dan visi keluarga berbeda. Ini menantang sekali bagi saya. Selama ini desain pembelajaran saya buat untuk kebutuhan mengajar anak-anak di sekolah, dan kali ini saya dituntut membuat desain pembelajaran untuk anak saya sendiri.

Berbeda dari desain pembelajaran yang sudah saya buat sebelumnya, kali ini saya membuat desain bermodalkan materi Matrikulasi IIP sesi 5 tentang cara belajar yang berbeda. Bagaimana cara belajar berbeda tersebut? Pertama, melatih keterampilan bertanya anak. Biarkan anak mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Biarkan ia bertanya tentang hal apapun yang ingin ia ketahui. Selelah apapun kita, jangan sampai membuatnya kecewa dengan tidak melayani pertanyaannya. Kekecewaan tersebut dikhawatirkan akan menumpas kaingintahuan anak. Kedua, ajak anak untuk mencari tahu mengapa ia belajar sesuatu, apa manfaat belajar hal tersebut untuk kehidupannya, serta apa saja yang harus ia lakukan. Ketiga, ajak anak untuk terbiasa mengeksplorasi pengetahuan dari berbagai sumber. Ketika mereka bertanya, kita menjawab kemudian ajaklah mereka memperdalam hal yang mereka tanyakan melalui sumber pengetahuan yang lain seperti buku, majalah, internet, video, dan sebagainya. Keempat, ajak anak untuk berpikir skeptis. Ajarkan anak untuk tidak mudah percaya pada informasi yang ia dapatkan dengan meng-crosscek sumber informasi.
Materi matrikulasi sesi 5 dari point pertama sampai keempat adalah cara belajar yang berbeda bagi anak. Awalnya saya ingin membuat desain pembelajaran bagi anak sesuai dengan fitrah, bakat, dan minatnya. Ketika hendak memulai saya bingung sendiri karena tidak tau ke mana arah bakat, minat anak serta fitrahnya dikarenakan saya belum memiliki objek untuk penerapan desain saya. Alhasil, ngadat banget pas ngerjain NHW 5 ini. Setelah ngadat beberapa hari akhirnya saya menyerah. Desain pembelajaran yang saya buat bukan untuk anak tetapi untuk diri saya sendiri. Sebelum membuat desain pembelajaran pribadi, kita review sebentar apa itu desain pembelajaran ya?😎

Desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas (Supriatna dan Mulyadi, 2009).

Mengacu pada pengertian tersebut, desain pembelajaran yang akan saya buat mencakup pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan situasi dalam skala makro maupun mikro. Terkait dengan ilmu yang hendak saya perdalam (tentang parenting) maka susunan desain pembelajaran saya adalah sebagai berikut.

Pengembangan Jangka Pendek
Tahap ini berkaitan dengan tahapan belajar yang sudah saya tuliskan dalam NHW 4, yaitu:
  •     Parenting pra kehamilan
Hal yang perlu saya kembangkan adalah peningkatan kualitas diri mulai dari akidah sampai gaya bahasa, manajemen waktu, latihan kesabaran, memperbanyak membaca cerita sebagai bekal mendongeng, pengaturan pola makan, dan perencanaan kehamilan.
  •   Parenting saat kehamilan
Hal yang perlu saya kembangkan adalah amalan-amalan yang harus dilakukan supaya anak saya kelak tumbuh menjadi anak yang cerdas, sholeh/sholehah. Pengembangan kemampuan diri dalam memenuhi kebutuhan ibu hamil seperti yoga hamil, penyusunan menu ketika hamil dan menyusui, dan pengolahan emosi supaya kelahiran lancar
  • Parenting pasca melahirkan
Hal yang perlu saya kembangkan adalah keterampilan diri dalam memberikan ASI eksklusif sementara ibu bekerja, manajemen waktu ketika bayi mulai MPASI, dan mengembangkan berbagai amalan yang harus dilakukan sembari menyusui anak
  • Parenting ketika anak memasuki masa golden age
Hal yang harus saya kembangkan adalah peningkatan pengetahuan tentang akidah yang harus saya berikan pada anak sesuai umur dan fitrahnya, tentang kebiasaan yang harus mulai diterapkan bagi anak, tentang upaya supaya anak-anak mencintai buku serta pengembangan kemampuan diri dalam memperlakukan anak sesuai bakat dan minat yang dimiliki.

Tahapan pengembangan yang saya buat tersebut adalah tahapan jangka pendek, sembari menunggu Allah menitipkan malaikat kecil di dalam rahim saya.. 😉😉

Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan melalui beberapa metode seperti diskusi, tanya jawab, membuat resume, eksplorasi, maupun konsultasi ahli.
  • Parenting pra kehamilan
Pelaksanaan dilakukan mulai hari ini sampai masa kehamilan. Mulai mencari referensi tentang pengembangan diri dan persiapan pra kehamilan.
  •   Parenting saat kehamilan
Dilaksanakan ketika kehamilan mulai terjadi menjelang masa kehamilan.
  • Parenting pasca melahirkan
Dilaksanakan setelah kehamilan sampai anak usia satu tahun.
  •   Parenting ketika anak memasuki masa golden age
Dilaksanakan ketika anak memasuki usia 2 tahun hingga usia TK.

Pengelolaan Situasi
Pengelolaan situasi ini tentunya bersifat kondisional. Hal yang harus saya lakukan adalah senantiasa membuat beberapa opsi ketika melakukan sesuatu, supaya tidak kelimpungan ketika rencana melenceng dari harapan. 😏

Dalam skala mikro desain yang saya buat tentu saya gunakan sendiri. Jangka panjang apabila saya sendiri sudah berhasil melakukan, desain tersebut dapat digunakan sebagai bahan sharing secara makro.



Desain yang saya buat hanyalah contoh kecil desain pembelajaran bagi pribadi saya sebagai pembelajar. Next, semoga bisa segera membuat desain untuk ananda... 😍😍😍

SEMANGATSALAM IBU PROFESIONAL... 😗😗

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding