Langsung ke konten utama

NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH


Alhamdulillah., memasuki minggu ke-4 matrikulasi ibu profesional. Banyak ilmu baru yang notabene masih seumur jagung menjalani pernikahan, membutuhkan banyak sekali gambaran kehidupan pernikahan dari bunda-bunda yang lebih senior. Terlebih yang berkaitan dengan anak-anak, saya masih awam sekali karena yang saya ketahui baru sebatas teori.

NHW 4 kali ini adalah tentang mendidik dengan kekuatan fitrah. Sebenarnya ini lebih ke arah, bagaimana mendidik anak-anak di rumah sesuai dengan fitrah yang dimiliki mereka. Maka yang akan saya tuliskan lebih condong pada mimpi-mimpi saya, yang harus tercapai ketika saya benar-benar sudah menjadi ibu. Ketika menjadi ibu nanti, maka akan saya buka lagi bagaimana idealisme-idealisme yang saya tuliskan dalam NHW 4 ini.

NHW 4 bisa dikatakan sebagai penguatan dari NHW-NHW sebelumnya, karena di sini kita diharuskan me-review kembali apa yang sudah dituliskan sebelumnya.


Dimulai dari review NHW 1
Apakah sampai hari ini saya tetap memilih jurusan ilmu parenting (pendidikan anak) di universitas kehidupan ini?
Ilmu parenting tetap menjadi hal yang prioritas saya tekuni. Dalam ilmu ini terdapat banyak sekali cabang yang harus dikuasai dan sangat menantang bagi saya. Untuk memudahkan dalam mempelajari parenting sepertinya saya perlu membuat list tahapan belajar bagi diri sendiri. Apa saja tahapan belajar parenting yang harus saya lakukan?
  •   Belajar parenting pra kehamilan

Saat ini hal yang harus saya kuasai adalah bagaimana memantaskan diri untuk kelak menjadi ibu. Mulai dari belajar peningkatan kualitas diri mulai dari akidah sampai gaya bahasa, belajar memanajemen waktu, melatih kesabaran, memperbanyak membaca cerita sebagai bekal mendongeng, mengatur pola makan, dan konsultasi perencanaan kehamilan.
  • Belajar parenting saat kehamilan

Setelah tahap pertama selesai, menuju tahap berikutnya. Mulai mengumpulkan artikel-artikel tentang amalan-amalan yang harus dilakukan, yoga hamil, belajar menyusun menu, dan belajar mengolah emosi supaya kelahiran lancar
  • Belajar parenting pasca melahirkan

Yang perlu dipelajari pada tahap ini adalah bagaimana cara supaya bayi tetap ASI eksklusif sementara ibu bekerja, bagaimana memanajemen waktu ketika bayi mulai MPASI, dan amalan apa yang harus saya lakukan sembari menyusui anak
  •   Belajar parenting ketika anak memasuki masa golden age

Karena di usia ini perkembangan otak anak sedang pesat-pesatnya, maka saya harus belajar tentang akidah apa saja yang harus saya berikan pada anak sesuai umurnya, kebiasaan apa saja yang harus mulai saya terapkan, belajar bagaimana supaya mereka mencintai buku serta belajar bagaimana memperlakukan anak sesuai bakat dan minat yang dimiliki.
  • Belajar parenting ketika anak memasuki masa sekolah

Membuka kembali buku-buku pendidikan semasa kuliah dapat membantu belajar ketika berada dalam tahapan ini, mulai dari psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, teori pembelajaran, dan sebagainya.
  • Belajar parenting ketika anak memasuki masa remaja

Hal terpenting dalam tahap ini adalah bagaimana belajar menjadi teman bagi anak, sehingga mereka senantiasa merasa nyaman berbagi semua hal pada orang tuanya.
Fokus pada parenting, tentu tidak menutup kemungkinan untuk belajar ilmu lain yang memberikan manfaat bagi keluarga.. J

Setelah review NHW 1, kemudian dilanjutkan dengan review NHW 2.
Sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita?
Nah.. ini gampang-gampang susah. Beberapa indikator memang sudah bisa di-ceklist karena memang sudah rutin sejak lama. Tapi beberapa juga masih sulit untuk dirutinkan. Hal yang masih sulit saya lakukan adalah efektivitas kerja (di sekolah masih banyak ngobrolnya,.. L); belajar masak (masih tinggal terpisah dengan suami membuat semangat masak naik turun.. L); menjauhkan pikiran negatif ketika jauh dari suami (susah diterapkan ketika suami membalas pesannya lama.. L); dan tidak berkata nada tinggi (yang ini paling susah diterapkan pada anak-anak di sekolah ketika mereka nakal, sedang usaha banget untuk tetap bicara halus ketika mereka nakal.. J).
Indikator yang lain insya Allah sudah dilakukan dan dapat berjalan dengan baik. Kekonsistenan kadang naik turun sesuai mood. Mood ini yang harus dijaga supaya konsisten jalan terus.. Semangaaattt,,,

Review NHW 2 sudah, sekarang review NHW 3.
NHW 3 kemarin adalah tentang apa maksud Allah menciptakan saya di muka bumi?. 
Saya diciptakan sebagai seorang pendidik sekaligus menularkan hal-hal positif yang ada dalam diri saya bagi siapa saja, terutama bagi anak-anak saya. Sebagai pendidik bagi anak saya sendiri kelak, saya berperan mengkombinasikan sikap-sikap unggul yang dimiliki saya dan suami, memperbaiki pola pendidikan orang tua dengan menyerap sistem pendidikan yang baik dan mengeliminasi sistem pendidikan yang traumatis. Sebagai pendidik usia anak SD, saya berperan mengajak mereka untuk terbiasa membaca, antri, melaksanakan tanggung jawab melalui piket kelas, disiplin, jujur, dan tertib. Sebagai pendidikan usia mahasiswa, saya berperan membiasakan mereka untuk suka berkompetisi, jujur, anti-plagiat, membudayakan menulis, dan tahan uji.

Misi hidup: memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak (anak sendiri maupun anak didik) sekaligus menjadi inspirasi bagi mereka
Bidang: pendidikan anak (informal, formal, non formal)
Peran: educator, inspirator, evaluator

Untuk mewujudkan misi hidup sekaligus peran yang harus saya emban tentu tidak bisa semena-mena. Saya perlu menyusun dan menetapkan tahapan yang harus saya kuasai dari dasar. Tahapan ilmu yang harus dikuasai meliputi
  1.  Bunda sayang : ilmu seputar pendidikan anak usia 0-7 tahun, psikologi perkembangan dan pendidikan, dan teori-teori pembelajaran
  2.  Bunda cekatan: ilmu tentang manajemen waktu ibu yang bekerja tanpa mengesampingkan anak di rumah, ilmu boga (untuk memenuhi AKG anak), manajemen kerumahtanggaan
  3.  Bunda produktif: ilmu manajemen keuangan usaha, membuka usaha, manajemen suatu organisasi (perusahaan), dan kepemimpinan
  4.  Bunda shaleha: ilmu komunikasi (bagaimana menyampaikan informasi supaya nyaman didengarkan oleh orang, dan ilmu motivasi (bagaimana menyampaikan motivasi, supaya orang yang mendengar menjadi tertarik dan termotivasi).

Nah.. setelah tahapan sudah disusun, maka sekarang saatnya menetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan menuju misi hidup. Saat ini usia saya 25 tahun, sebenarnya beberapa ilmu sudah mulai dipelajari sebelum berada di umur ini. Maka untuk menetapkan milestone, saya akan membuatnya lebih spesifik pada hal-hal yang benar-benar belum saya pahami maupun pelajari.
KM 0 – KM 1 (tahun 1) = menguasai ilmu seputar pendidikan anak usia 0 – 7 tahun
KM 1 – KM 2 (tahun 2) = menguasai ilmu manajemen waktu dan ilmu boga
KM 2 – KM 3 (tahun 3) = menguasai semua ilmu seputar bunda produktif
KM 3 – KM 4 (tahun 4) = menguasai semua ilmu seputar bunda shaleha
Untuk mencapai misi sesuai tahap milestone, ternyata masih ada indikator di NHW 2 yang belum komplit, sehingga perlu ditambahkan. 
Indikator yang ditambahkan yaitu: membaca buku pendidikan anak usia 0-7 tahun minimal 3 lembar/hari dan search video tentang pendidikan amak minimal 1 video/minggu.

LAKUKAN... LAKUKAN... LAKUKAN..


 KONSISTEN... KONSISTEN... KONSISTEN

SEMANGAT..

SALAM IBU PROFESIONAL... ^.^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding