Langsung ke konten utama

Utak Atik Peta Pikiran



Memasuki pekan keempat, Bunda Cekatan mengajak para mahasiswa untuk mengeksplorasi pikiran masing-masing. Kami dituntut untuk mendalami isi pikiran kami dan menuangkannya dalam bentuk peta pikiran atau bahasa kerennya mind mapping. Bagi saya untuk mengerjakan jurnal ini butuh waktu lebih lama, karena saya harus benar-benar mendalami alam pikiran supaya peta yang saya buat ini tepat.

Untuk apa membuat peta pikiran? Bu Septi mengatakan bahwa peta pikiran ini kelak akan kami gunakan sebagai petunjuk saat memasuki “Hutan Pengetahuan” atau The Jungle of Knowledge. Menarik ya?  Pekan depan kami akan dilepaskan di tengah Hutan Pengetahuan dan petunjuk kami adalah peta masing-masing. Peta yang kami buat berdasarkan telur orange yang sudah kami temukan pekan lalu. Harapan Bu Septi, peta ini akan mempermudah jalan kami dalam menjelajahi Hutan Pengetahuan. Hutan yang mungkin bisa saja menggoda kami dengan ilmu pengetahuan yang beragam. Peta ini akan membuat kami fokus pada tujuan, sehingga tidak tergoda.

Setelah melalui proses mengendapkan pikiran yang lebih lama dari biasanya, akhirnya peta versi diri saya jadi juga. Saya sengaja membuat dua peta. Satu peta adalah peta global sedangkan satu peta adalah peta spesifik, yang khusus mengacu pada telur orange saja. Saya merasa perlu membuat peta global, karena unsur-unsur di dalamnya sebenarnya sangat terkait dengan peta spesifik yang saya buat. Berikut adalah peta global yang saya rancang.


Saya menyebut peta ini dengan nama “Ratu Berbinar”. Kok ratu, bukan ibu? Ya., karena kedudukan perempuan setelah menikah adalah rabbiyatul bayt atau ratu di dalam rumah tangganya. Ratu ini yang mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga. Untuk menjadi ratu yang cantik dan hebat, tentu saja diperlukan berbagai keterampilan khusus. Tujuan riilnya apa? Sama seperti jurnal sebelumnya, supaya semua bahagia satu keluarga. Bukan hanya ibu saja yang bahagia, tapi semuanya.


Dalam peta “Ratu Berbinar” saya memecahnya menjadi beberapa bagian yaitu Binar Bahagia, Binar Empati, Binar Rajin, Binar Berilmu, Binar Indah, Binar Nyaman, Binar Awet, dan Binar Rendah Hati.

Binar Bahagia diartikan sebagai kegiatan yang bisa saya lakukan untuk menjadi perempuan yang bahagia. Kegiatan itu meliputi menulis, membaca, belajar/berkomunitas, dan bisnis. Kegiatan-kegiatan yang memang senang saya lakukan.

Binar Empati diartikan sebagai wujud kepedulian saya kepada keluarga. Cara yang bisa saya tempuh adalah menjadi pendengar yang baik bagi suami, fast respon dengan kebutuhan anggota keluarga, dan memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Dengan cara-cara ini harapannya saya bisa lebih empati dengan keluarga terutama suami dan anak.

Binar Rajin yaitu upaya-upaya yang saya tempuh supaya kegiatan bisnis dan keluarga tertata dengan baik, seimbang, atau tidak berat sebelah. Terdapat beberapa hal yang harus saya perbaiki supaya Binar Rajin ini dapat tercapai. Misalnya, rajin memasak, rutin menulis jurnal harian penjualan, rutin membuat catatan keuangan, dan selalu memprioritaskan anak dan keluarga sebelum mengerjakan bisnis. Hal-hal tersebut sudah dilakukan, hanya pelaksanaannya belum konsisten.

Binar Berilmu adalah ilmu-ilmu yang perlu saya perbaharui dalam waktu dekat, yaitu kurun waktu 6 bulan – 1 tahun. Nah.. Binar Berilmu ini yang sesuai dengan telur orange pada jurnal berikutnya. Dalam Binar Berilmu, saya membutuhkan setidaknya empat ilmu, yaitu ilmu memasak, parenting, bisnis, dan kiat menulis cerita anak. Dalam masing-masing ilmu tersebut, saya pecah lagi menjadi beberapa bagian yang jauh lebih spesifik. Dalam ilmu kiat menulis cerita anak, saya butuh mendalami seperti apa dan bagaimana sastra anak, mengetahui seluk beluk ragam bahasanya, dan cara memilah konten yang sesuai dengan usia anak.



Ilmu parenting, secara khusus saya membutuhkan ilmu anger management, gaya komunikasi dengan anak, dan literasi. Dalam keseharian membersamai anak, kadang saya temukan ketidaksabaran dalam diri ini, sehingga nada bicara yang keluar cenderung meninggi. Bahkan sering pula ngomel-ngomel pada kesalahan anak yang tidak seberapa. Perlu sekali mengikuti pelatihan anger management. Kecenderungan berbicara pada nada yang lebih tinggi harusnya selalu saya perbaiki dengan belajar gaya komunikasi yang benar dengan anak. Komunikasi yang baik akan memudahkan orang tua dalam mendidik anak di jenjang-jenjang berikutnya. Sedangkan ilmu literasi, saya perlukan karena saya memang tertarik dan menyukai segala hal yang berkaitan dengan literasi terutama literasi membaca.

Bisnis, menjadi hal baru yang saya tekuni dan saya merasa senang bisa bergelut di dalamnya. Umur bisnis yang masih seumur jagung membuat saya harus menimba ilmu lebih banyak. Ilmu tentang Google Bisnisku, membuat konten Youtube yang menarik, marketing online, dan membuat vlogger perlu saya dalami sebagai upaya menggenjot pertumbuhan bisnis saya.

Ilmu memasak. Ilmu ini berkaitan erat dengan harapan suami yang ingin saya bisa memasak dengan cinta. Selama ini saya memasak sekedarnya, karena merasa waktu di dapur terlalu menghabiskan waktu. Oleh karena itu, saya mulai belajar food preparation, memasak yang efisien, membuat daftar belanja, tips menyimpan bahan makanan, serta trik-trik memasak. Dengan belajar hal tersebut, saya berharap kegiatan di dapur dapat lebih singkat dan menyenangkan. Selain itu saya juga belajar tentang manajemen keuangan belanja keluarga dan kiat membuat makanan sehat bagi keluarga.

Kemudian, Binar berikutnya adalah Binar Indah. Seorang perempuan dekat dengan keindahan. Binar Indah berhubungan dengan indahnya akhlak dan tampil rupawan di depan suami. Bagi saya hal ini masih menjadi PR tersendiri. Hal yang perlu saya lakukan adalah memperbaiki penampilan ketika di rumah, merawat diri, dan merawat/memperbaiki akhlak. Memperbaiki akhlak dimulai dengan ikut kajian, rajin tilawah, dan berusaha menghafal Al-Qur’an.

Binar Nyaman, bagaimana sih supaya anak dan suami nyaman di sisi saya? Supaya mereka bisa mengeluarkan uneg-uneg kepada saya. Maka saya perlu sering-sering mengajak mereka bercanda, sering tersenyum, berbicara lebih halus, dan mengurangi ngomel. Sejujurnya, ngomel ini tidak disukai suami, tapi masih saja sulit untuk dihilangkan.

Binar Awet, bermakna segala sesuatu yang sudah saya tulis bersifat everlasting dan terus saya lakukan dalam jangka waktu lama. Dimulai dari niat yang kuat, konsisten dalam menjalankan tahap demi tahap, selalu berproses, dan tentu saja ada progress.

Yang terakhir adalah Binar Rendah Hati, bagaimana supaya saya bisa diterima oleh orang lain di sekitar kita. Caranya dengan lebih peduli kepada orang lain, sedekah rutin, lebih dermawan, dan bisa lebih banyak menebarkan manfaat bagi orang lain.

Itulah komponen-komponen dalam peta “Ratu Berbinar”. Semua komponen berkaitan erat dengan “Binar Berilmu” yang saya butuhkan untuk diperbaharui dalam kurun waktu satu tahun ini. Dan, untuk petunjuk di “Hutan Pengetahuan” kelak, saya akan memakai peta yang spesifik, yaitu peta “Binar Berilmu”. Semoga kelak tidak tersesat..


Adakah yang memiliki peta serupa? Mari bergandengan tangan untuk menyusuri hutan pengetahuan.. J

#bundacekatan
#institutibuprofesional
#kelastelurtelur
#jurnalkeempat
#mindmapping
#petapikiran


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...