Langsung ke konten utama

Jelajah 1: Menemukan Makanan yang Bergizi


Bismillah..,

Pekan kelima di kelas Bunda Cekatan. Kami, para mahasiswa telah lulus dari kelas telur-telur dan sedang memasuki kelas ulat. DI kelas ulat ini, kami saling memberi dan menerima makanan dalam misi menjelajah Hutan Pengetahuan. Kami harus mampu memberikan makanan kepada ulat-ulat yang lain.

Makanan tersebut berupa pengetahuan yang kami masing-masing ketahui dan kuasai. Ulat-ulat lainnya akan mendekat sesuai dengan kebutuhan makanan masing-masing. Saling icip dan saling makan. Dalam menjelajah Hutan Pengetahuan, kami hanya diizinkan mengambil makanan sesuai porsi, sesuai mind mapping yang sudah dibuat di pekan sebelumnya. Kami tidak boleh serakah dengan mengambil semua makanan, meski makanan tersebut enak dan menggiurkan. Meskipun enak, jika makanan tersebut tidak kami butuhkan, ya sudah.. tidak perlu diambil dan dimakan.


Dalam menjelajah Hutan Pengetahuan, saya membawa bekal yang akan saya bagikan pada ulat-ulat lainnya. Bekal yang saya bawa berkaitan dengan Literasi Membaca, khususnya membacakan nyaring pada usia batita 18 – 24 bulan. Bekal ini bersumber dari buku Bu Roosie Setiawan berjudul Membacakan Nyaring. Buku ini merupakan buku pelengkap dari buku terjemahan berjudul Read Aloud karangan Jim Trelease. Buku “Membacakan Nyaring” berisi petunjuk praktis membacakan nyaring pada batita sesuai tahap usianya.

Membacakan Nyaring mempunyai banyak sekali manfaat bagi batita. Selain memperkaya kosakata, kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif maupun meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak. Minimal orang tua membutuhkan waktu 10 – 15 menit sehari untuk membacakan nyaring pada batita. Tapi ingat, hal ini harus dilakukan secara konsisten untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Membacakan nyaring memiliki beberapa tahap, yaitu sebelum, ketika, dan setelah membacakan. Dalam masing-masing tahap usia, kegiatan ini menjadi berbeda. Sebelum membacakan nyaring, orang tua harus paham dulu tujuan membacakan nyarng yaitu untuk menambah kosakata pada batita. Pada usia 18-24 bulan, kegiatan membaca yang disarankan adalah ketika menjelang tidur, karena anak sudah mendapatkan waktu tenangnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua dapat membacakan di sela-sela kegiatan bermain anak. Orang tua sebaiknya menempatkan buku-buku pada tempat yang mudah dijangkau, sehingga anak dapat dengan mudah mengambil buku yang disukainya.

Ketika membacakan nyaring, awali dengan memberikan penjelasan bagian sampul buku mulai dari penulis hingga ilustratornya. Memulai membaca dengan menunjuk gambar terutama gambar-gambar yang disukai anak. Sebaiknya orang tua menggunakan tempo membaca yang lambat dengan ekspresi dan intonasi yang sesuai dengan jalan cerita.
Setelah membacakan cerita, ajak anak untuk mengungkapkan segala sesuatu yang diketahuinya dari hasil dibacakan nyaring. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk menyebutkan gambar atau tulisan yang ada pada buku. Meskipun anak sudah aktif bergerak, orang tua harus tetap semangat untuk konsisten membacakan buku setiap hari.

Buku-buku yang disarankan untuk anak usia 18-24 bulan adalah buku berima, buku yang berisi kata kerja umum, buku bergambar dengan cerita pendek dan sederhana, serta buku fabel dengan kata yang sedikit.
Bekal ini dapat dinikmati oleh ulat-ulat yang membutuhkan makanan tentang literasi membaca.



Setelah berbagi bekal dengan ulat lain, sekarang saya mencari hidangan-hidangan dari ulat lain. Saya pilih hidangan yang bergizi dan benar-benar saya butuhkan untuk pertumbuhan saya menuju kepompong. Dalam jelajah Hutan Pengetahuan kali ini, saya mengambil makanan tentang pengelolaan emosi. Saya mendapatkan hidangan dari teman-teman ulat tentang pengelolaan emosi.

Makanan yang saya nikmati pertama kali adalah kajian dari dr. Aisah Dahlan tentang mengenal dan mengelola emosi. Apa sih emosi itu? Emosi sering dikaitkan dengan marah. Padahal tidak selalu, emosi tidak selalu marah. Namun, marah menjadi bagian dari emosi. Salah kaprah ya, jika selama ini kita menganggap bahwa emosi dan marah adalah hal yang sama.
Emosi ini berkaitan dengan bagian-bagian otak. Otak manusia terbagi menjadi serebrum (otak besar), serebellum (otak kecil), dan media oblongata (sumsum lanjutan). Serebrum memiliki volume terbesar dibandingkan bagian otak lainnya. Nah.. emosi ini diatur di bagian serebrum, yang kemudian dikenal pula dengan istilah otak mamalia. Otak mamalia yang mengatur emosi, tidak hanya ada pada manusia saja, tapi juga mamalia lain seperti kucing, sapi, monyet, dan sebagainya. Selain itu manusia juga memiliki otak reptil, yang terdapat di serebellum. Otak mamalia dapat merasakan berbagai emosi seperti sedih, sakit, terharu, senang, bangga, dan sebagainya. Sedangkan otak reptil hanya memiliki dua pilihan yaitu lari atau serang. Intinya, manusia bisa berlaku sebagai mamalia atau pun reptil, karena Allah memang memberi dua kemampuan otak ini pada manusia.

Nah.. dalam mengelola emosi, yang terpenting adalah bagaimana mengelola otak mamalia dan otak reptil ini. Bagaimana supaya yang lebih banyak bekerja adalah otak mamalia, buka otak reptil. Dalam Islam, hal ini ternyata sudah diatur. Maka ketika seseorang marah, Islam memerintahkan manusia untuk beristighfar, Astaghfirullahalazim. Kalimat thayyibah “Astaghfirullahalazim” ternyata mampu membawa lebih banyak oksigen ke dalam tubuh manusia sehingga tubuh menjadi lebih rileks. Nah.. untuk para ibu disarankan mengucapkan kalimat thayyibah ini dengan penuh senyum dan ceria.

Setelah meresapi kajian dr. Asisah Dahlan, saya mencoba menerapkannya selama seharian. Ketika menghadapi anak mencoba lebih rileks dan dekat dengan istighfar. Trial hari pertama ternyata berhasil dan anak menjadi lebih menyenangkan. Hari pertama coba lagi, semoga berhasil..

Selain makanan hasil hidangan ulat lain, saya juga melengkapi dengan makanan bergizi dari buku yang saya punya. Buku karya Diah Mahmudah berjudul Anger Management The Life Skill menjadi makanan saya pekan ini. Dalam buku ini, saya menemukan bahwa munculnya amarah ternyata disebabkan karena ransel emosi penuh. Ransel emosi ini bisa berasal dari masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang.

Ransel emosi seseorang penuh karena emosi tidak diproses dan dialirkan. Kebiasaan sehari-hari di sekitar kita seperti tabu bagi laki-laki untuk menangis, waktu akan menyembuhkan, mengalihkan amarah, nasehat yang tidak tepat, meminta bantuan perawatan kesehatan mental adalah aib, serta kebiasaan memendam amarah menjadi faktor penyebab penuhnya ransel emosi manusia. Sampah-sampah negatif ini akan bertumpuk dalam jiwa manusia dan menyebabkan efek negatif pula.

Kemudian, apa yang perlu kita lakukan untuk mengurangi isi ransel emosi. Yang perlu dilakukan adalah mengakui. Pertama, mengakui dulu apa yang dirasakan. Misal marah, ya diakui dulu bahwa saya marah karena begini-begini. Kemudian mengalirkan. Rasa marah perlu dialirkan, bisa dengan mengucapkan kalimat thayyibah seperti saran dr. Aisah Dahlan. Kemudian yang terakhir adalah menerima dan ikhlas.
Makanan ini bergizi sekali bagi saya. Setelah mendapatkan makanan bergizi ini, yang kemudian saya perlukan adalah mempraktikkannya secara konsisten. Semoga bisa... Semangat.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...