Langsung ke konten utama

Jelajah 2: Jalan Keluar dari Gua



Bismillah.. penjelajahan pekan kedua di Hutan Pengetahuan. Penjelajahan semakin menantang, tapi juga menegangkan. Tidak jarang, kami para ulat menemukan tantangan yang tak terprediksi. Tantangan-tantangan ini harus kami jalani demi memenuhi kebutuhan gizi sehingga kami memiliki bekal yang cukup untuk menjadi kepompong.

Pekan ini, kami harus keluar dari gua yang gelap. Hanya cahaya dan suara yang akan membantu kami keluar dari gua. Kami para ulat harus beriringan bergandengan untuk saling membantu satu sama lain sehingga dapat keluar dari gua dengan sempurna. Kami masing-masing saling memberi dukungan dengan memberikan hidangan/potluck terbaik.

Pada kesempatan kali ini, saya menyediakan potluck terbaik pula untuk para ulat lainnya. Potluck yang disediakan harus potluck terbaik versi diri kami masing-masing. Potluck terbaik dari saya tentang “Balitaku Cinta Buku”. Bagaimana membuat balita senang dengan buku dan kelak senang membaca, hal itu yang akan saya hidangkan pada para ulat yang membutuhkan.

Balitaku Cinta Buku


Loh., balita kan belum ngerti buku, dia belum bisa baca, belum tau huruf, yang ada kalau dikasih buku disobek-sobek. Sayang donk., udah beli mahal-mahal kok rusak dalam hitungan menit. Pernah gak teman-teman berpikiran begini? Hampir pasti pernah nih kayanya. Nah., pemikiran begitu yang menjadi barrier dalam diri, sehingga takut untuk maju dan mencoba.

Di era milenial ini, kita semua  tidak mungkin lepas dari teknologi. Buah simalakama bagi orang tua yang punya balita. Tak dapat dipungkiri bahwa gadget begitu dekat dengan balita. Sayangnya, para balita ini belum ngerti batasan penggunaan gadget dan belum bisa menggunakannya secara bijak. Yaiyalah.. dia kan perkembangannya belum sempurna.

Setelah membaca berbagai sumber, saya memutuskan untuk keukeuh membentengi anak dari gadget dan tidak memberikan sebelum waktunya. Usia Alula, anak saya sekarang 22 bulan dan saya mengalihkannya pada kegiatan tradisional tapi menarik, yaitu membaca buku. Membuat Alula mencintai buku, bukanlah sesuatu yang instan. Hal ini terus menerus dilakukan dan berproses secara bertahap.

Tahapan pengenalan buku pada Alula sudah saya lakukan sejak, ia berada dalam kandungan. Sejak umur 4 bulan di dalam kandungan, saya rutin membacakan buku setiap menjelang tidur. Kadang saya juga membacakan buku di sela-sela aktivitas harian saya. Waktu itu, bersamaan dengan tantangan Bunda Sayang “Menstimulasi Anak Suka Membaca”, sehingga saya pun semakin bersemangat menghidupkan pohon literasi di rumah.

Hingga Alula lahir, saya berusaha tetap membacakannya buku. Waktu itu, buku-buku anak di rumah masih terbatas. Ketika Alula suda mulai mahir memegang benda, saya mulai menstimulasinya dengan buku bantal. Buku bantal ini ringan dan empuk, terbuat dari sejenis kain sehingga aman bagi bayi. Jadi mau dibuat bantal, diemut, diduduki, ditiduri, buku ini aman dan tidak rusak, serta bisa dicuci jika kotor.

Setelah Alula memasuki umur 6 bulan, ia sudah mulai bosan dengan buku bantalnya. Saya alihkan dia pada boardbook ecer untuk dieksplorasi. Boardbook pertama Alula ini sampai rusak karena dia mengeksplorasinya sedemikian rupa. Pemberian boardbook saya lanjutkan dengan menyediakan sepaket Little Abid bagi Alula. Dengan perantaraan Little Abid ini, Alula semakin puas bereksplorasi.

Menjelang usia satu tahun, rupanya Alula mulai penasaran dengan buku-buku yang kadang saya bacakan. Buku berbahan artpaper atau kertas biasa ini menumbuhkan rasa penasaran Alula. Saya mencoba memberikan buku biasa kepadanya, saya lihat responnya. Dan disobel-sobek. Suatu hal yang wajar dilakukan oleh anak-anak. Namun, lama-lama ia paham. Saya berikan pengertian padanya bahwa buku harus dijaga karena merupakan sumber ilmu. Pada masa-masa ini ada beberapa buku yang dikorbankan alias rusak parah. Seiring berjalannya waktu, motorik halusnya mulai terkontrol. 

Sehingga ia di usianya yang 22 bulan ini sudah aman diberikan buku model apapun.
Poin dari menumbuhkan kecintaan pada buku ini adalah niat dan konsisten. Sesuatu yang dilakukan dengan konsisten dan terus menerus akan menumbuhkan hasil meski sedikit demi sedikit.

***

Setelah membagikan potluck pada teman-teman, tibalah saya untuk berbelanja hidangan dari teman-teman lainnya. Agak bingung juga mau icip yang mana karena semuanya menggiurkan. Setelah melalui proses pemilihan, akhirnya saya mantap mencicipi 3 potluck dari Mbak Andini, Mbak Maufiroh, dan Mbak Garsinia. Ketiga potluck ini saling berkaitan sehingga bisa memenuhi kebutuhan saya tentang manajemen emosi sekaligus parenting.

Melalui potluck Mbak Andini Rumbitasari, saya mendapatkan ilmu baru tentang teknik balancing emosi. Eh.. ini diperlukan sekali lo, supaya emosi saya bisa lebih stabil dan sumbunya bisa lebih panjang. Terdapat beberapa cara yang diperagakan oleh Mbak Andini untuk melepas emosi negatif yang bersemayam dalam diri. Caranya adalah sebagai berikut

Posisikan tubuh kita dengan menyilangkan kaki kanan dan kiri, kemudian hadirkan emosi negatif yang sedang kita rasakan entah sedih, kecewa, atau marah
  • Letakkan tangan kanan pada pusar, sedangkan tangan lainnya berada di tulang dada. Pijit perlahan bagian tulang dada. Bisa dilakukan bergantian
  • Posisi tangan kanan masih berada di pusar, tangan lainnya pada posisi menggosok bagian bawah hidung (di atas bibir). Sambil menggosok, kita bergantian melakukan pandangan dari atas ke bawah. Lakukan bergantian
  • Posisi tangan berada di tulang ekor kemudian digosok-gosokkan, tangan lainnya berada di pusat. Lakukan dengan pandangan terjauh hingga terdekat
  • Gabungkan dua telapak tangan dan dekatkan jari jemari satu per satu secara bergantian


Semua langkah tersebut dilakukan dengan rileks dan gerakan lambat untuk mencapai hasil yang maksimal. Yuk dicoba...

Nah.. setelah buang-buang emosi negatif, saya melirik-lirik metode pengasuhan potluck dari Mbak Maufiroh. Metode yang diangkat beririsan juga dengan emosi seseorang, pas dengan yang saya butuhkan sekarang. Metode yang ada dalam potluck Mbak Maufiroh adalah metode Ruasdito.

Metode ini diterapkan supaya kelak anak dapat membuat suatu keputusan yang rasional. Supaya anak dapat membuat keputusan rasional, ia harus sanggup untuk dewasa. Sanggup dewasa ini meliputi sanggup kecewa, sanggup bersepakat dengan orang lain, dan sanggup berjuang. Untuk modal dasar dulu, kita bisa mencoba mengajarkan anak untuk sanggup bersepakat dengan orang lain.

Bagaimana supaya anak dapat bersepakat dengan orang lain?
  • Buat kesepakatan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami anak. Misalnya, adek hanya boleh main game setelah mandi
  • Minta persetujuan anak. Misal, adek hanya boleh main game setelah mandi dan pakai baju ya, setuju
  • Tunggu respon anak hingga ia menyatakan persetujuan secara sukarela
  • Kesepakatan terukur dengan baik, ada batasan waktu yang jelas. Misal, adek boleh main game 20 menit saja ya
  • Pastikan anak sanggup menjalani. Kita perlu memastikan bahwa kesepakatan yang disepakati tidak memberatkan atau mempersulit anak


Langkah tersebut merupakan tips sederhana dari Mbak Garsinia tentang cara membuat kesepakatan bersama anak.

Ketiga potluck itu sangat saya butuhkan dalam mewujudkan cita-cita saya untuk berkembang menjadi ibu yang lebih baik. Sekaligus menjadi bekal saya dalam menghadapi masa terrible two pada anak.


#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air