Langsung ke konten utama

NHW #8 MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS


Tidak terasa sudah sampai di NHW 8, tugasnya semakin mengerucut jadi membantu kita fokus memikirkan misi hidup kita. NHW 8 ini tentang misi hidup dan produktivitas yang berkaitan dengan NHW sebelumnya. Pada NHW 7 kita sudah membuat diagram 4E, dan sekarang kita disuruh memilih satu aktivitas saja berupa aktivitas yang disuka dan bisa. Maka aktivitas yang akan saya pilih adalah MENULIS, walaupun nanti tetap akan berkesinambungan dengan aktivitas dan kemampuan yang lain. Supaya kita bisa fokus pada misi hidup dan produktivitas, maka perlu kita jawab pertanyaan “BE DO HAVE” berikut ini!

Kita ingin menjadi apa? (BE)
Setelah sempat mengalami pencarian jati diri selama beberapa minggu, perlahan saya mulai menemukan cita-cita saya yang baru. Saya ingin menjadi ibu produktif yang bermanfaat bagi keluarga, terlebih masyarakat. Prioritas bermanfaat bagi keluarga. Untuk masyarakat bisa diwujudkan melalui pekerjaan atau kehidupan bertetangga.

Kita ingin melakukan apa? (DO)
Untuk mencapai ibu produktif yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat yang perlu saya lakukan adalah:
FOKUS KELUARGA DAN FOKUS PEKERJAAN
Fokus berarti tidak mencampuradukkan keduanya. Saya bertekad untuk tidak membawa pekerjaan apapun ke rumah dan tidak menerima job tambahan yang menyita waktu. Keproduktifan saya lebih condong pada kemampuan menulis, bukan mengejar target prestasi pekerjaan atau jabatan. Menulis ini bisa apa saja, mulai dari blog, cerita, atau yang lain yang lebih besar.

Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
Sebenarnya yang paling diinginkan adalah memiliki anak hafidzh/hafidzoh, tapi supaya ada benang merah dari pertanyaan sebelumnya, yang ingin saya miliki adalah memiliki perpustakaan kecil di rumah dan punya buku sendiri. Membayangkan punya perpustakaan kecil dan anak-anak asyik membaca di dalamnya sepertinya asyik sekali..

Setelah selesai dengan pertanyaan “BE DO HAVE”, kemudian kita jawab pertanyaan terkait 3 aspek dimensi waktu:

Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)?
Jawabannya sama dengan pertanyaan “ingin menjadi apa?”, karena ini berkaitan dengan cita-cita. Saya ingin menjadi ibu yang menjadi inspirasi anak-anak. Aktif di rumah dan selalu siap sedia dalam hal apa saja, tapi juga bisa mengajar di ranah publik untuk kebermanfaatan bagi masyarakat.

Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5 – 10 tahun ke depan (strategic plan)?
Kalau kurun waktu 5-10 tahun ke depan, banyak banget yang ingin dicapai. Ingin memiliki anak-anak yang sudah selesai hafalan Al-Qur’annya, memiliki rumah impian full team (ayah, ibu, anak-anak), bekerja dekat dengan suami (ini seharusnya kurang dari 5 tahun sudah terwujud... hehe), dan kalau bisa sudah punya "sesuatu” (apapun itu) yang bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar terutama anak-anak.

Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun (new year resolution)?
Dalam kurun waktu satu tahun yang ingin saya capai adalah keutuhan sebagai wanita dan istri, bisa membahagiakan suami dengan melahirkan anak yang sehat. Bisa beradaptasi dengan lingkungan baru (baik lingkungan rumah maupun kerja, walaupun jauh dari suami). Dan bisa menunjukkan “kekuatan” bahwa saya bisa mandiri (kata suami ini salah satu ujian untuk membuktikan “kekuatan” saya... :D)

Sekian misi hidup saya yang sederhana.
Semoga bisa terealisasikan dan tetap semangat menjalani liku-liku kehidupan.. hehe


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...