QUR'AN
JOURNALING: METODE TADABBUR TEMATIK SEBAGAI
PROSES TERBENTUKNYA SIKAP ILMIAH
Desty Putri Hanifah1)*,
1Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan, Universitas Sains Al-Quran
*destyputri91@gmail.com
085740991421
Abstrak
Tujuan
penulisan ini untuk menganalisis ayat Al Qur'an ditinjau dari sudut pandang
sains, dalam hal ini dipilih QS. Al-Mu'minun ayat 12-14. Tadabbur ayat menjadi
salah satu upaya pemerolehan pengetahuan secara mendalam. Pemerolehan
pengetahuan berkaitan dengan kemampuan kognitif, yang kemudian memberikan
kontribusi terhadap pembentukan sikap ilmiah. Qur'an Journaling membantu
seseorang untuk mentadabburi ayat secara mendalam dan menyeluruh. Pada dasarnya
Qur'an Journaling bukan diterapkan untuk tadabbur tematik. Namun,
seiring dengan kebutuhan pembelajaran yang meningkat, Qur'an Journaling bisa
dikembangkan secara tematik. Qur'an Journaling tematik ini terdiri atas
beberapa komponen, yaitu: 1) ayat Al-Quran; 2) terjemah ayat; 3) kosakata baru;
4) tematik sains dan ayat Al-Qur'an; 5) refleksi; dan 6) doa. Komponen-komponen tersebut mengantarkan
seseorang pada pendalaman ayat yang lebih bermakna bahkan memungkinkan pada
terjadinya perubahan sikap. QS.
Al-Mu'minun ayat 12-14 merupakan ayat tentang proses kejadian terbentuknya
manusia. Sejatinya manusia hanyalah dzat yang awalnya tidak berdaya dan tidak
berharga, kemudian Allah menjadikan manusia menjadi bentuk yang paling
sempurna. Ayat ini menjelaskan kejadian demi kejadian pembentukan manusia
secara detail, seperti yang sudah dikemukakan oleh para ilmuwan. Setelah
mendalami ayat tersebut, maka tak sepantasnya manusia merasa sombong atas semua
yang dimilikinya. Semakin banyak mengetahui, sikap seseorang hendaknya semakin
bijaksana
Kata
kunci: Qur'an Journaling, tadabbur, tematik, sains, Al-Qur'an
Abstract
The study aimed to
analyze the Qur'an from a scientific point of view, in this case was chosen
Quran Surah Al-Mu'minun (12-14). Knowledge related to cognitive abilities, this
is contribute for scientific attitudes. Qur'an Journaling helps a person to
understand the Quran deeply and thoroughly. Basically the Qur'an Journaling is
not applied to thematic tadabbur. However, as learning needs increase, Qur'an
Journaling can be developed thematically. The thematic Journaling Qur'an
consists of several components, namely: 1) title; 2) translation; 3) new
vocabulary; 4) thematic science and verses of the Qur'an; 5) reflection; and 6)
prayer. Quran Surah Al-Mu'minun (12-14) studied the process of human formation.
Indeed, humans are only the essence of the initially helpless and worthless,
then Allah made man to be the most perfect form. Quran Surah Al-Mu'minun
(12-14) explains the events for human formation in scientist point of view.
Keywords: Qur'an
Journaling, tadabbur, thematic, science, Al-Qur'an
PENDAHULUAN
Sains menjadi
salah satu cabang ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Sains mulai diperkenalkan pada anak sejak usia dini hingga sekolah menengah.
Bahkan literasi sains menjadi hal yang diperhatikan dalam lingkup
internasional. Pembelajaran sains dapat membantu siswa supaya kelak dapat
memenuhi kebutuhan, melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi dan
diterapkan secara bijaksana sehingga tidak berdampak buruk terhadap lingkungan [1]. Menurut Kemdikbud dalam
PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang tujuan pendidikan dasar dan menengah,
pembelajaran sains bertujuan untuk membangun sikap ilmiah, diantaranya
membangun sikap percaya diri, demokratis, mandiri, dan bertanggung jawab [2].
Sikap ilmiah tidak
dapat tercapai secara serta merta atau
otomatis. Kuswana [1] menyatakan
bahwa sikap merupakan perwujudan dari hasil berpikir yang tertinggi yaitu
setelah seseorang menemukan gagasan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Sikap ilmiah tidak dapat tercapai jika seseorang tidak mempunyai kemampuan
prasyarat. Salah satu kemampuan prasyarat yang diperlukan dalam mewujudkan
sikap ilmiah adalah kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir. Kemampuan
kognitif memberikan pengaruh langsung
sebesar 1,96%,
terhadap
sikap ilmiah [1]. Kemampuan
kognitif merupakan dasar dari terbentuknya sikap ilmiah dalam diri seseorang.
Melalui pengetahuan yang dimiliki, seseorang akan mampu untuk berpikir dan
meramu sebuah ide atau gagasan.
Pada dasarnya
semua ilmu pengetahuan (termasuk sains) yang ada di dunia ini telah termaktub
secara umum di dalam Al-Qur’an. Sains menjadi bagian dari Al-Qur’an, yang dapat
dijelaskan secara logis dalam pembuktian modern. Mempelajari sains dalam kajian
Al-Qur’an berarti mempelajari sains itu sendiri secara utuh. Tadabbur ayat demi
ayat akan memberikan pemahaman yang
lebih mendalam sehingga akan menghasilkan pemikiran yang lebih luas dan
bermanfaat.
Qur’an Journaling
menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan untuk melakukan tadabbur ayat
dengan mudah dan mendalam, dengan bantuan tafsir Ibnu Katsir. Qur’an
Journaling diterapkan dengan cara menganalisis satu ayat dalam Al-Quran
mulai dari terjemahan hingga refleksi diri. Seiring dengan kebutuhan
pengembangan ilmu pengetahuan (khususnya sains), Qur’an Journaling dapat
diterapkan dengan menggabungkan konten sains dalam proses tadabbur ayatnya.
Ayat Al-Qur’an
yang akan dikaji dalam artikel ini adalah QS. Al-Mukminun ayat 12-14. Ayat ini
juga telah dikaji oleh mahasiswa semester 6 jurusan PGMI Universitas Sains
Al-Qur’an dalam mata kuliah Pembelajaran Sains di SD/MI. QS. Al-Mukminun ayat
12-14 berisi tentang asal terjadinya manusia. Bagaimana manusia tercipta?
Darimana asal muasal manusia? Proses kejadiannya? Semua terjawab dalam surat
tersebut. Kajian QS. Al Mukminun ayat 12-14 memunculkan berbagai refleksi
terutama bentuk penghambaan manusia kepada Allah swt. Bahwa sejatinya manusia
berasal dari sesuatu yang hina dan tak berarti, sehingga tak pantas jika
manusia menyombongkan diri.
METODE
Artikel ini merupakan
kajian konseptual ayat-ayat Al-Qur’an dan kajian sains. Kajian Al-Qur’an secara
mendalam dilakukan dengan metode Qur’an Journaling. Berdasarkan
jenisnya, artikel ini termasuk dalam penelitian pustaka (library research)
yaitu penelitian yang menggunakan buku-buku sebagai sumber utama [5]. Bidang
yang diterapkan dalam artikel ini adalah bidang kewahyuan yaitu penelitian
terhadap teks-teks Al-Quran yang membicarakan masalah tertentu [5], dalam hal
ini tentang asal mula kejadian manusia.
Dalam menafsirkan ayat Al-Quran, penulis menggunakan
bantuan tafsir Ibnu Katsir sedangkan untuk memahami kosakata ayat menggunakan
bantuan situs http://quran.bblm.go.id/ untuk menerjemahkan makna per kosa kata.
Dalam kajiannya, artikel
ini mengadaptasi metode Tafsir Maudhu'l (tematik), yaitu metode penafsiran
Al-Qur'am dengan menghimpun beberapa ayat tententu tentang topik tertentu yang
berkaitan [5]. Shihab merinci langkah dalam metode ini yaitu: 1) menetapkan
masalah/tema yang akan dibahas; 2) menetapkan ayat yang menyangkut masalah/tema
tersebut; 3) menyusun urutan ayat; 4) memahami korelasi ayat dan suratnya; 5) melengkapi
pembahasan dengan hadits dan penemuan ilmiah; 6) menyusun pembahasan dalam
suatu kerangka sempurna; dan 7) mempelajari semua ayat yang sama pengertiannya
[5]. Pada dasarnya metode Tafsir Maudhu’l (tematik) tidak jauh berbeda dengan
metode Qur’an Journaling.
Metode pengumpulan data dalam artikel ini adalah
pengumpulan ayat-ayat Al-Quran dan berbagai teori yang sesuai dengan tema asal
mula kejadian manusia. Sumber tertulis dalam artikel ini meliputi dokumen
pemerintah, buku, jurnal, tafsir, bahkan output komunitas belajar Quran
Journaling.
Qur’an Journaling
Qur’an Journaling
menjadi salah satu metode yang digunakan untuk melakukan tadabbur Al-Qur’an
secara mudah dan menyenangkan. Metode ini dapat dilakukan oleh siapa pun, tentu
saja dengan landasan referensi yang dapat dipercaya. Menurut Gwan [1], Qur’an Journaling
merupakan kegiatan mendokumentasikan pembelajaran, termasuk refleksi dan
kontemplasi seseorang pada ayat Al-Qur’an.
Qur’an Journaling
bertujuan untuk mendorong seseorang supaya memikirkan ayat-ayat Allah, dan
mulai menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk dalam hidup. Al-Qur’am tidak hanya
berisi hukum dan kisah, namun juga tuntunan untuk berpikir dan merasa [1] sesuai dengan QS. Shad
ayat 29.
كِتَٰبٌ
أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟
ٱلْأَلْبَٰبِ
"Ini adalah sebuah kitab yang
Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran".
Ayat
ini mengindikasikan bahwa semua manusia harus memperhatikan ayat-ayat Allah,
tidak harus ia seorang ulama maupun ustadz. Gwan [1] dikutip dari pernyataan
Nouman Ali Khan menyatakan bahwa Al-Qur'an itu bisa mempengaruhi dan mengubah
manusia, bisa memodifikasi perilaku manusia, hingga mengubah dunia. Tentu hal
tersebut dapat terjadi jika Al-Qur’an tidak hanya dibaca namun dipahami.
Qur’an Journaling Tematik Sains
Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, Qur’an Journaling dapat pula dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, dalam lingkup sains misalnya. Metode ini membantu mengkaji
Al-Qur’an dalam sudut pandang sains sehingga mampu memberikan efek bertingkat
terhadap penguasaan pengetahuan (kognitif) sekaligus sikap (afektif). Dalam
lingkup pengetahuan, kajian tematik ini mampu memberikan penjelasan yang lebih
kaya dan menyeluruh. Sedangkan dalam lingkup sikap, akan memberi stimulus
terhadap munculnya sikap positif seperti mensyukuri segala sesuatu yang
diciptakan Allah swt., bersikap bijaksana, dan sebagainya.
Pada
dasarnya, Qur’an Journaling tematik sains hampir sama dengan Qur’an
Journaling pada umumnya, hanya ditambah satu bagian khusus yaitu kajian
sains. Bagian-bagian yang harus ada dalam Qur’an Journaling tematik
sains meliputi: a) judul; b) petikan ayat dan terjemahan; c) kosakata baru; d)
kandungan ayat; e) kajian sains; f) refleksi; dan g) doaku [1]
HASIL DAN PEMBAHASAN
Qur’an Journaling Tematik Sains Surat
Al Mukminun ayat 12 – 14
Tadabbur Al-Qur’an secara mendalam
menggunakan tafsir Ibnu Katsir [1]
dan
jurnal-jurnal ilmiah yang relevan.
1.
Judul
Qur’an
Journal Tematik (QS. Al Mukminun ayat 12 – 14)
2.
Petikan Ayat dan
Terjemahan
Gambar 1. Petikan Ayat dan Terjemahan
Berikut adalah petikan
dan terjemahan surat Al Mukminun ayat 12 – 14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِين
Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِين
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِين
Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).(13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا
الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.(14)
3.
Kosakata Baru
Contoh analisis
kosakata melalui Qur’an Journaling.
Gambar 2. Petikan Analisis Kosakata
Secara lengkap
disajikan dalam table berikut.
Tabel 1.
Kajian Kosakata Al-Qur’an
Kajian Kata
|
Arti Kata
|
(kami) menciptakan
|
|
manusia
|
|
sari pati
|
|
طِينٍ
|
tanah
|
air mani
|
|
kuat / kokoh / kedudukan tinggi
|
|
air mani
|
|
segumpal darah
|
|
yang menjadi segumpal daging
|
|
tulang belulang
|
|
lalu (kami) membungkus
|
|
ٱلْعِظَٰمَ
|
tulang-tulang
|
daging
|
|
أَنشَأْنَٰهُ
|
(kami) tumbuhkanlah (ia)
|
4.
Kandungan Ayat
Surat Al Mukminun
ayat 12 menjelaskan tentang asal mula kejadian manusia [1]. Pada dasarnya semua
manusia berasal dari satu Bapak, yaitu Nabi Adam as, sebagai manusia pertama
yang diciptakan oleh Allah swt. Nabi Adam as, diciptakan dari tanah liat, yaitu
tanah kering yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk.
Gambar 3. Contoh Kajian Al-Qur’an
Hanya
Nabi Adam as, yang berasal dari tanah murni, sedagkan anak keturunan Nabi Adam
as berasal dari saripati tanah, atau diartikan pula sebagai sesuatu yang
berasal dari tanah atau saripati air. Saripati air ini sendiri dikenal dengan
istilah air mani. Anak keturunan Nabi Adam as, tercipta melalui proses dan asal
yang sama yaitu air mani yang tertanam di dalam rahim, kemudian berkembang
menjadi manusia sempurna dalam kurun waktu beberapa bulan, kecuali Nabi Isa as.
Hal ini juga dijelaskan dalam QS. An Najm ayat 45 – 46
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٤٥)
مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
(٤٦)
dan sesungguhnya Dia-lah
yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan (45) dari mani, apabila
dipancarkan (46)
Kata nutfah dalam
Bahasa Arab berarti sejumlah cairan dan tumna berarti ejakulasi, karena nutfah
secara khusus mengacu pada sperma maka disebut ejakulasi [4].
Sebelum proses penciptaan Nabi Adam as,
Allah swt memberikan perintah pada malaikat Izrail untuk mengambil segenggam
tanah yang diambil dari seluruh tanah yang ada di bumi [1] (Hadits Abu Daud dan
Turmuzi). Tanah yang diambil oleh Malaikat Izrail ada yang berwarna merah,
putih, bahkan hitam. Sebagian tanah tersebut juga ada yang baik maupun yang
buruk. Oleh karena itu, bukanlah suatu hal yang aneh jika keturunan Nabi Adam
as pun beraneka ragam warna kulit dan perangainya.
Dalam
proses penciptaannya, anak-anak Nabi Adam as, tidak diciptakan secara langsung
oleh Allah swt. Mereka diciptakan dari saripati anah yaitu air mani yang
berasal dari laki-laki, kemudian Allah swt. menempatkan air mani
tersebut dalam sebuah tempat yang sangat kokoh yaitu rahim. Rahim merupakan tempat
paling kokoh di dunia ini. Ia
terlindung dari arah belakang oleh tulang belakang yang didukung dengan kuat
oleh otot punggung [4]. Embrio juga dilindungi oleh cairan ketuban yang
mengandung cairan amnion. Di
dalam rahim,
manusia mendapatkan berlapis perlindungan dan supplay makanan yang
dibutuhkannya untuk perkembangan.
Di
dalam rahim,
manusia bertumbuh dan berkembang hingga ia menjadi sempurna dan mampu menjadi
manusia yang utuh. Manusia mula-mula berbentuk menyerupai segumpal darah,
kemudian segumpal daging dan tulang-belulang.
Air mani yang dipancarkan di dalam rahim keudian akan
terbenuk menjadi ‘alaqah yang berarti sesuatu yang melekat dengan bentuk
menyerupai lintah [4]. Bahkan secara perilaku, ia juga menyerupai lintah yaitu
memperoleh supplay makanan dari ibu melalui plasenta.
‘Alaqah kemudian berubah menjadi mudghah yang
berarti sesuatu yang dikunyah (memiliki bekas gigitan) [4]. Mudghah kemudian
berkembang seiring dengan munculnya tulang belulang. Allah swt pun membentuknya
menjadi makhluk yang berbeda, yaitu wujud manusia itu sendiri. Dalam
waktu yang tepat, akhirnya manusia lahir ke dunia dalam bentuk yang paling
sempurna.
Asal kejadian manusia dan tahap-tahapnya juga
dijelaskan dalam hadits Imam Bukhori dan Muslim, Imam Ahmad meriwayatkan dari
Abdullah bin Mas’ud, [1]
عَنْ عَبْدِ
اللهِ بنِ مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ
فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ
ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ
فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ،
وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ،
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى
مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ،
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”.
Hadits tersebut
semakin menguatkan makna QS. Al Mukminun ayat 12 – 14 tentang tahap kejadian
manusia di dalam rahim. Tahap embriologi juga dijelaskan dalam QS. Al Qiyamah
ayat 37 – 38.
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِىٍّ يُمْنَىٰ
Bukankah dia dahulu setetes mani yang
ditumpahkan (ke dalam rahim),
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ
Kemudian mani itu menjadi segumpal darah,
lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
5.
Kajian Sains
Beberapa
negara masih membeda-bedakan manusia dalam hal ras. Ras sering diidentikkan
dengan warna kulit seseorang. Meski pada dasarnya, semua manusia berasal dari
bapak dan ibu yang sama, namun akhirnya tidak ada satu manusia pun yang sama
satu dengan lainnya.
Dalam
kajian sains, perbedaan warna kulit dikaitkan dengan adanya perbedaan komposisi
melanin dalam kulit. Melanin merupakan pigmen yang dihasilkan oleh melanosit
dari polimerisasi dan oksidasi pada proses melanogenesis [2]. Proses ini membutuhkan
bantuan enzim tyrosinase.
Terdapat
beberapa jenis melanin yang mempengaruhi perbedaan warna kulit pada manusia
yaitu: a) eumelanin (warna cokelat, cokelat gelap, hingga hitam),
melanin jenis ini mengandung nitrogen, tidak larut dalam semua macam larutan,
serta disebabkan karena proses oksidasi dan polimerisasi 5,6 dihidroksindol dan
2 asam karboksil; b) feomelanin (warna cerah, kuning hingga cokelat
kemerahan), melanin jenis ini larut dalam alkali, mengandung nitrogen dan
sulfur, dan terjadi karena polimerisasi sistenil dopa; c) oksimelanin;
d) melanin campuran; dan e) neuromelanin [1]. Eumelanin dan
feomelanin merupakan jenis melanin yang mendominasi manusia di seluruh dunia.
Ras pada suatu bangsa berdasarkan kadar melanin kelompok tersebut.
Secara
ilmiah, [2] proses
terjadinya manusia dimulai dari proses bertemunya air mani/sel sperma dan sel
telur/ovum. Sperma manusia diproduksi di skrotum. Setelah diproduksi, sperma ini akan melewati
epidedemis yaitu saluran menggulung yang sangat panjang). Manusia memerlukan
waktu 3 minggu untuk melewati saluran ini. Selama perjalalanan, sperma
menyelsaikan proses pematangannya dan beberapa sperma juga bisa mati dalam
proses ini. Selama ejakulasi sperma didorong dari setiap epidedemis melalui vas
deferens kemudian terhubung dengan ductus ejakulasi. Ductus ejakulasi
ini membuka uretra dan sperma ke luar pada ujung penis.
Sel
telur atau ovum manusia diproduksi di ovarium. Lapisan luar dari masing-masing
ovarium memiliki folikel yang masing-masing terdiri dari satu oosit
atau sel telur yang berkembang Sebagian. Ovum akan mengalami oogenesis
hingga folikel ini matang dan siap dibuahi. Proses pematangan sel telur ini
disebut ovulasi. Folikel yang matang ini akan dilepaskan oleh ovarium
dan akan bertemu sperma di tuba fallopi sehingga terjadi pembuahan. Jika
folikel tidak bertemu dengan sperma, maka seorang wanita akan mengalami
menstruasi. Setelah 5 – 10 hari pembuahan, maka akan terjadi implantasi di
uterus atau rahim.
Uterus adalah organ tebal yang berotot, dapat mengembang selama masa kehamilan
untuk mengakomodasi fetus hingga 4 kg.
Fertilisasi
pada manusia terjadi Ketika sebuah sperma menyatu dengan sel telur matang di
dalam tuba fallopi. Setelah 24 jam, zigot yang dihasilkan mulai membelah
disebut proses penyibakan (cleveage) [1] Setelah 2 – 3 hari
kemudian, embrio tiba di uterus dalam bentuk 16 sel menuju fase blastosit.
Blastosit kemudian tertanam dalam uterus yang dikenal dengan istilah
implantasi. Embrio yang berimplantasi menyekresi hormon embrionik yaitu gonadotropin
korionik manusia (human chorionic gonadotropin, hCG). Hormon ini bekerja
seperti LH pituitary dalam mempertahankan sekresi estrogen dan
progesteron oleh korpus luteum selama beberapa bulan pertama kehamilan [1].
Di
dalam uterus, perkembangan dan pertumbuhan manusia dibagi menjadi 3 yaitu
trimester pertama, kedua, dan ketiga. Pada trimester pertama, terjadi proses
organogenesis manusia dan rawan terajdi kerusakan. Detak jantung embrio mulai
dapat terdeteksi. Organ ini merupakan organ yang pertama kali tumbuh. Pada
minggu ke lima, tunas tungkai, mata, jantung, hati, dan semua organ ain yang rudiment
mulai berkembang dalam embrio yang hanya sepanjang 1 cm.
Selama
trimester kedua, fetus tumbuh hingga cepat. Kadar hormone juga menjadi stabil
seiring dengan penurunan hCG. Dr.
Keith Moore [4] melakukan pembuktian tentang istilah mudghah yang
digunakan dalam Al-Qur’an untuk menjelaskan perkembangan embrio di tahap ini.
Ia mengambil sepotong pelekat plaster dan membentuknya menjadi ukuran dan
bentuk tahap awal janin. Ia kemudian mengunyahnya di antara gigi untuk
membentuknya sehingga menyerupai mudghah. Ia pun membandingkan bekas
gigitannya dengan gambar janin pada tahap awal. Tanda gigi ini rupanya
menyerupai “somites” yaitu bagian yang menjadi awal terbentuknya tulang
belakang [4]. Pada minggu ke-14, Panjang fetus dapat
mencapai 6 cm. Hingga trimester ketiga, fetus dapat tumbuh hingga bobotnya
dapat mencapai 3 – 4 kg dan Panjang 50 cm [1]
Selama
berada di dalam uterus, fetus mendapatkan berbagai perlindungan dan supplay
makanan melalui plasenta. Plasenta ini berdifusi antara system sirkulasi ibu
dan fetus. Saluran ini mampu memberi pasokan nutrisi, memberi perlindungan
kekebalan, mempertukarkan gas respirasi dan membuang zat-zat buangan dari
embrio. Darah dari embrio mengalir ke plasenta melalui arteri tali pusar dab
Kembali melalui vena pusar [1]
6.
Refleksi
Al-Qur’an
dan ilmu sains bukanlah sesuatu yang berseberangan karena masing-masing ayat
dapat dijelaskan secara ilmiah. Keajaiban Al-Qur’an, seharusnya mampu menambah
ketebalan iman bagi manusia yang mampu berpikir. Bahwa Al-Qur’an benar-benar
merupakan petunjuk Allah swt., bukan buatan manusia. Bagaimana mungkin 1400
tahun yang lalu, terdapat kajian sedetail itu tentang asal mula kejadian
manusia? Padahal waktu itu belum ada alat-alat yang mendukung untuk penelitian.
Maka, tidak mungkin jika Al-Quran merupakan buatan manusia.
7.
Do’aku
Pemahaman
mendalam tentang Al-Quran dan sains semoga mampu mengantarkan diri menjadi
pribadi yang lebih baik dan bijaksana. Level pengetahuan tertinggi adalah sikap
yang baik.
Qur’an Journaling
dan Sikap Ilmiah
Pemahaman mendalam
tentang Al-Qur’an dan sains dapat memunculkan berbagai pengetahuan baru.
Pengetahuan baru yang didapatkan seseorang berkaitan dengan level kognitifnya,
baik level satu (mengingat) maupun level di atasnya. Hanifah [1] menyatakan bahwa setiap
peningkatan kemampuan kognitif sebesar satu kali diprediksi akan meningkatkan
sikap ilmiah sebesar 0,188 kali. Angka ini bisa lebih besar jika faktor distraksi dapat
ditekan.
Secara umum
tingkat kognitif seseorang
berkaitan dengan sikap, dalam hal ini adalah sikap ilmiah. Ercan [3] menyatakan bahwa
perkembangan kognitif akan menumbuhkan hasil belajar akademik dan sikap positif
pada mata pelajaran [3].
Sikap positif ini dapat menumbuhkan berbagai kecenderungan ke arah yang lebih
baik dalam diri seseorang.
Selain itu, unsur kognitif juga dapat diturunkan pada suatu perilaku atau sikap
diantaranya: 1) memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya; 2)
berupaya sesuai keahlian yang dimiliki; 3) bersikap positif; serta 4)
mengembangkan wawasan, ide, dan strategi [3]. Pemahaman mendalam dan
tematik melalui Qur’an Journaling dapat membantu seseorang mencapai
paket kognitif dan afektif secara bersamaan.
Bahkan level
kognitif yang tinggi dapat meningkatkan kreativitas sains. Lam, et.al. [4] menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara hasil belajar dan kreativitas, Sehingga apabila tingkat kognitif
seseorang baik maka kemungkinan ia juga memiliki kreativitas sains yang baik pula. Kemampuan kognitif berpengaruh
terhadap kreativitas sains,
setiap
peningkatan kemampuan kognitif sebesar satu kali diprediksi akan meningkatkan
kemampuan kreativitas sebesar 0,137 kali walaupun belum menumbuhkan tahap
berpikir kreatif siswa secara optimal [1].
Kemampuan kognitif
berpengaruh secara tidak langsung terhadap sikap ilmiah sebesar 7,27% melalui
variabel kemampuan kreativitas
[1]. Pengaruh total kemampuan kognitif terhadap sikap
ilmiah melalui kreativitas adalah sebesar 9,23%, lebih besar dibandingkan
dengan pengaruh langsung kemampuan kognitif terhadap sikap ilmiah [1]. Apabila ditinjau
kembali, kemampuan kreativitas secara langsung berpengaruh lebih besar terhadap
sikap ilmiah dibandingkan dengan kemampuan kognitif. Selain memberikan dampak pemerolehan pengetahuan, Qur’an
Journaling juga dapat menstimulus seseorang untuk kreatif dalam
mentadabburi ayat Al-Quran secara mendalam. Dampak dari peningkatan kemampuan
kognitif dan kreativitas adalah sikap ilmiah yang tinggi.
PENUTUP
Metode
Qur’an Journaling dapat membantu siapapun untuk memahami Al-Quran secara
mendalam, holistik, dan tematik. Keterampilan seseorang dalam mentadabburi dan
mengkaji Al-Qur’an akan memunculkan sikap ilmiah dan sikap bijaksana.
Internalisasi sikap merupakan level tertinggi dari pemerolehan pengetahuan
seseorang. Quran Journaling tematik sains memungkinkan internalisasi
sikap ilmiah yang berkesinambungan dengan nilai-nilai dalam Islam. Metode ini
dapat diterapkan baik pada siswa tingkat SD hingga mahasiswa.
UCAPAN
TERIMAKASIH
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ yang
telah memberikan kesempatan dalam penulisan artikel ini. Secara khusus, penulis
juga mengucapkan terima kasih pada suami, Ahmad Irfan Barokah yang senantiasa
memberikan semangat untuk menyelesaikan tulisan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dokumen Pemerintah
[1] Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2008
[2] Kemdikbud. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas IV. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan, Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan. 2013
Buku
[1]
Kuswana, W. S. Taksonomi Kognitif
Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: Rosdakarya. 2012
[2]
Campbell,
Reece, et. al. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2010
[3]
Sjarkawi. Pembentukan
Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial sebagai Wujud
Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
[4]
Naik,
Dzakir. Miracles of Al-Quran & As Sunnah. Solo: Penerbit Aqwam. 2015
Jurnal
[1]
Hanifah, Desty Putri. Pengaruh
Kemampuan Kognitif, Kreativitas, dan Memecahkan Masalah terhadap Sikap Ilmiah
Siswa SD. Jurnal Primary Education. Vol 5, no 1. 2016
[2]
Mamoto, Natalia, Sonny Kalangi, dan
Ronny Karundeng. Peran Melanokortin pada Melanosit. Jurnal Biomedik. Vol
1, no 1. 1-11. 2009
[3]
Ercan,
O. The Effects of Multimedia Learning Material on Student Academic Achievement
and Attitudes Toward Science Courses. Journal of Baltic Science Education. Vol
13, no 5. 608 – 621. 2014
[4]
Lam,
S. L., et al. Creativity and Science Learning in a Science Enrichment Programme
in Hong Kong. The International Journal of Learning. Vol 17, no 2. 429 –
437. 2010
[5]
Harahap,
Nursapia. Penelitian Kepustakaan. Jurnal Iqra. Vol 8, no 1. 2014
Komunitas Belajar Daring
[1] Gwan.
Alaydrus. Komunitas Qur’an Journaling. 2010
Buku
[1] Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu
Katsir Jilid 1 (Juz 18). Electronic book: Penerbit Imam Syafii. 2005
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁