Langsung ke konten utama



QUR'AN JOURNALING: METODE TADABBUR TEMATIK SEBAGAI PROSES TERBENTUKNYA SIKAP ILMIAH

Desty Putri Hanifah1)*,
1Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan, Universitas Sains Al-Quran
*destyputri91@gmail.com
085740991421


Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk menganalisis ayat Al Qur'an ditinjau dari sudut pandang sains, dalam hal ini dipilih QS. Al-Mu'minun ayat 12-14. Tadabbur ayat menjadi salah satu upaya pemerolehan pengetahuan secara mendalam. Pemerolehan pengetahuan berkaitan dengan kemampuan kognitif, yang kemudian memberikan kontribusi terhadap pembentukan sikap ilmiah. Qur'an Journaling membantu seseorang untuk mentadabburi ayat secara mendalam dan menyeluruh. Pada dasarnya Qur'an Journaling bukan diterapkan untuk tadabbur tematik. Namun, seiring dengan kebutuhan pembelajaran yang meningkat, Qur'an Journaling bisa dikembangkan secara tematik. Qur'an Journaling tematik ini terdiri atas beberapa komponen, yaitu: 1) ayat Al-Quran; 2) terjemah ayat; 3) kosakata baru; 4) tematik sains dan ayat Al-Qur'an; 5) refleksi; dan 6) doa.  Komponen-komponen tersebut mengantarkan seseorang pada pendalaman ayat yang lebih bermakna bahkan memungkinkan pada terjadinya perubahan sikap.  QS. Al-Mu'minun ayat 12-14 merupakan ayat tentang proses kejadian terbentuknya manusia. Sejatinya manusia hanyalah dzat yang awalnya tidak berdaya dan tidak berharga, kemudian Allah menjadikan manusia menjadi bentuk yang paling sempurna. Ayat ini menjelaskan kejadian demi kejadian pembentukan manusia secara detail, seperti yang sudah dikemukakan oleh para ilmuwan. Setelah mendalami ayat tersebut, maka tak sepantasnya manusia merasa sombong atas semua yang dimilikinya. Semakin banyak mengetahui, sikap seseorang hendaknya semakin bijaksana
Kata kunci: Qur'an Journaling, tadabbur, tematik, sains, Al-Qur'an
  
Abstract
The study aimed to analyze the Qur'an from a scientific point of view, in this case was chosen Quran Surah Al-Mu'minun (12-14). Knowledge related to cognitive abilities, this is contribute for scientific attitudes. Qur'an Journaling helps a person to understand the Quran deeply and thoroughly. Basically the Qur'an Journaling is not applied to thematic tadabbur. However, as learning needs increase, Qur'an Journaling can be developed thematically. The thematic Journaling Qur'an consists of several components, namely: 1) title; 2) translation; 3) new vocabulary; 4) thematic science and verses of the Qur'an; 5) reflection; and 6) prayer. Quran Surah Al-Mu'minun (12-14) studied the process of human formation. Indeed, humans are only the essence of the initially helpless and worthless, then Allah made man to be the most perfect form. Quran Surah Al-Mu'minun (12-14) explains the events for human formation in scientist point of view.
Keywords: Qur'an Journaling, tadabbur, thematic, science, Al-Qur'an


PENDAHULUAN

Sains menjadi salah satu cabang ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sains mulai diperkenalkan pada anak sejak usia dini hingga sekolah menengah. Bahkan literasi sains menjadi hal yang diperhatikan dalam lingkup internasional. Pembelajaran sains dapat membantu siswa supaya kelak dapat memenuhi kebutuhan, melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi dan diterapkan secara bijaksana sehingga tidak berdampak buruk terhadap lingkungan [1]. Menurut Kemdikbud dalam PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang tujuan pendidikan dasar dan menengah, pembelajaran sains bertujuan untuk membangun sikap ilmiah, diantaranya membangun sikap percaya diri, demokratis, mandiri, dan bertanggung jawab [2].
Sikap ilmiah tidak dapat tercapai secara serta merta atau otomatis. Kuswana [1] menyatakan bahwa sikap merupakan perwujudan dari hasil berpikir yang tertinggi yaitu setelah seseorang menemukan gagasan, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Sikap ilmiah tidak dapat tercapai jika seseorang tidak mempunyai kemampuan prasyarat. Salah satu kemampuan prasyarat yang diperlukan dalam mewujudkan sikap ilmiah adalah kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir. Kemampuan kognitif memberikan pengaruh langsung sebesar 1,96%, terhadap sikap ilmiah [1]. Kemampuan kognitif merupakan dasar dari terbentuknya sikap ilmiah dalam diri seseorang. Melalui pengetahuan yang dimiliki, seseorang akan mampu untuk berpikir dan meramu sebuah ide atau gagasan.
Pada dasarnya semua ilmu pengetahuan (termasuk sains) yang ada di dunia ini telah termaktub secara umum di dalam Al-Qur’an. Sains menjadi bagian dari Al-Qur’an, yang dapat dijelaskan secara logis dalam pembuktian modern. Mempelajari sains dalam kajian Al-Qur’an berarti mempelajari sains itu sendiri secara utuh. Tadabbur ayat demi ayat  akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam sehingga akan menghasilkan pemikiran yang lebih luas dan bermanfaat.
Qur’an Journaling menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan untuk melakukan tadabbur ayat dengan mudah dan mendalam, dengan bantuan tafsir Ibnu Katsir. Qur’an Journaling diterapkan dengan cara menganalisis satu ayat dalam Al-Quran mulai dari terjemahan hingga refleksi diri. Seiring dengan kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan (khususnya sains), Qur’an Journaling dapat diterapkan dengan menggabungkan konten sains dalam proses tadabbur ayatnya.
Ayat Al-Qur’an yang akan dikaji dalam artikel ini adalah QS. Al-Mukminun ayat 12-14. Ayat ini juga telah dikaji oleh mahasiswa semester 6 jurusan PGMI Universitas Sains Al-Qur’an dalam mata kuliah Pembelajaran Sains di SD/MI. QS. Al-Mukminun ayat 12-14 berisi tentang asal terjadinya manusia. Bagaimana manusia tercipta? Darimana asal muasal manusia? Proses kejadiannya? Semua terjawab dalam surat tersebut. Kajian QS. Al Mukminun ayat 12-14 memunculkan berbagai refleksi terutama bentuk penghambaan manusia kepada Allah swt. Bahwa sejatinya manusia berasal dari sesuatu yang hina dan tak berarti, sehingga tak pantas jika manusia menyombongkan diri.

METODE

Artikel ini merupakan kajian konseptual ayat-ayat Al-Qur’an dan kajian sains. Kajian Al-Qur’an secara mendalam dilakukan dengan metode Qur’an Journaling. Berdasarkan jenisnya, artikel ini termasuk dalam penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang menggunakan buku-buku sebagai sumber utama [5]. Bidang yang diterapkan dalam artikel ini adalah bidang kewahyuan yaitu penelitian terhadap teks-teks Al-Quran yang membicarakan masalah tertentu [5], dalam hal ini tentang asal mula kejadian manusia.
Dalam menafsirkan ayat Al-Quran, penulis menggunakan bantuan tafsir Ibnu Katsir sedangkan untuk memahami kosakata ayat menggunakan bantuan situs http://quran.bblm.go.id/ untuk menerjemahkan makna per kosa kata.
Dalam kajiannya, artikel ini mengadaptasi metode Tafsir Maudhu'l (tematik), yaitu metode penafsiran Al-Qur'am dengan menghimpun beberapa ayat tententu tentang topik tertentu yang berkaitan [5]. Shihab merinci langkah dalam metode ini yaitu: 1) menetapkan masalah/tema yang akan dibahas; 2) menetapkan ayat yang menyangkut masalah/tema tersebut; 3) menyusun urutan ayat; 4) memahami korelasi ayat dan suratnya; 5) melengkapi pembahasan dengan hadits dan penemuan ilmiah; 6) menyusun pembahasan dalam suatu kerangka sempurna; dan 7) mempelajari semua ayat yang sama pengertiannya [5]. Pada dasarnya metode Tafsir Maudhu’l (tematik) tidak jauh berbeda dengan metode Qur’an Journaling.
Metode pengumpulan data dalam artikel ini adalah pengumpulan ayat-ayat Al-Quran dan berbagai teori yang sesuai dengan tema asal mula kejadian manusia. Sumber tertulis dalam artikel ini meliputi dokumen pemerintah, buku, jurnal, tafsir, bahkan output komunitas belajar Quran Journaling.
Qur’an Journaling
Qur’an Journaling menjadi salah satu metode yang digunakan untuk melakukan tadabbur Al-Qur’an secara mudah dan menyenangkan. Metode ini dapat dilakukan oleh siapa pun, tentu saja dengan landasan referensi yang dapat dipercaya. Menurut Gwan [1], Qur’an Journaling merupakan kegiatan mendokumentasikan pembelajaran, termasuk refleksi dan kontemplasi seseorang pada ayat Al-Qur’an.
Qur’an Journaling bertujuan untuk mendorong seseorang supaya memikirkan ayat-ayat Allah, dan mulai menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk dalam hidup. Al-Qur’am tidak hanya berisi hukum dan kisah, namun juga tuntunan untuk berpikir dan merasa [1] sesuai dengan QS. Shad ayat 29.
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran".
Ayat ini mengindikasikan bahwa semua manusia harus memperhatikan ayat-ayat Allah, tidak harus ia seorang ulama maupun ustadz. Gwan [1] dikutip dari pernyataan Nouman Ali Khan menyatakan bahwa Al-Qur'an itu bisa mempengaruhi dan mengubah manusia, bisa memodifikasi perilaku manusia, hingga mengubah dunia. Tentu hal tersebut dapat terjadi jika Al-Qur’an tidak hanya dibaca namun dipahami.
Qur’an Journaling Tematik Sains
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Qur’an Journaling dapat pula dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, dalam lingkup sains misalnya. Metode ini membantu mengkaji Al-Qur’an dalam sudut pandang sains sehingga mampu memberikan efek bertingkat terhadap penguasaan pengetahuan (kognitif) sekaligus sikap (afektif). Dalam lingkup pengetahuan, kajian tematik ini mampu memberikan penjelasan yang lebih kaya dan menyeluruh. Sedangkan dalam lingkup sikap, akan memberi stimulus terhadap munculnya sikap positif seperti mensyukuri segala sesuatu yang diciptakan Allah swt., bersikap bijaksana, dan sebagainya.
Pada dasarnya, Qur’an Journaling tematik sains hampir sama dengan Qur’an Journaling pada umumnya, hanya ditambah satu bagian khusus yaitu kajian sains. Bagian-bagian yang harus ada dalam Qur’an Journaling tematik sains meliputi: a) judul; b) petikan ayat dan terjemahan; c) kosakata baru; d) kandungan ayat; e) kajian sains; f) refleksi; dan g) doaku [1]

HASIL DAN PEMBAHASAN

Qur’an Journaling Tematik Sains Surat Al Mukminun ayat 12 – 14
Tadabbur Al-Qur’an secara mendalam menggunakan tafsir Ibnu Katsir [1] dan jurnal-jurnal ilmiah yang relevan.
1.        Judul
Qur’an Journal Tematik (QS. Al Mukminun ayat 12 – 14)
2.        Petikan Ayat dan Terjemahan









Gambar 1. Petikan Ayat dan Terjemahan
Berikut adalah petikan dan terjemahan surat Al Mukminun ayat 12 – 14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِين
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِين
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.(14)

3.        Kosakata Baru
Contoh analisis kosakata melalui Qur’an Journaling.
 









Gambar 2. Petikan Analisis Kosakata

Secara lengkap disajikan dalam table berikut.
Tabel 1. Kajian Kosakata Al-Qur’an
Kajian Kata
Arti Kata
(kami) menciptakan
manusia
sari pati
طِينٍ
tanah
air mani
kuat / kokoh / kedudukan tinggi
air mani
segumpal darah
yang menjadi segumpal daging
tulang belulang
lalu (kami) membungkus
ٱلْعِظَٰمَ
tulang-tulang
daging
أَنشَأْنَٰهُ
(kami) tumbuhkanlah (ia)

4.        Kandungan Ayat
Surat Al Mukminun ayat 12 menjelaskan tentang asal mula kejadian manusia [1]. Pada dasarnya semua manusia berasal dari satu Bapak, yaitu Nabi Adam as, sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah swt. Nabi Adam as, diciptakan dari tanah liat, yaitu tanah kering yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk.










Gambar 3. Contoh Kajian Al-Qur’an
Hanya Nabi Adam as, yang berasal dari tanah murni, sedagkan anak keturunan Nabi Adam as berasal dari saripati tanah, atau diartikan pula sebagai sesuatu yang berasal dari tanah atau saripati air. Saripati air ini sendiri dikenal dengan istilah air mani. Anak keturunan Nabi Adam as, tercipta melalui proses dan asal yang sama yaitu air mani yang tertanam di dalam rahim, kemudian berkembang menjadi manusia sempurna dalam kurun waktu beberapa bulan, kecuali Nabi Isa as.
Hal ini juga dijelaskan dalam QS. An Najm ayat 45 – 46
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٤٥)
مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى (٤٦)


dan sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan (45) dari mani, apabila dipancarkan (46)
Kata nutfah dalam Bahasa Arab berarti sejumlah cairan dan tumna berarti ejakulasi, karena nutfah secara khusus mengacu pada sperma maka disebut ejakulasi [4].
Sebelum proses penciptaan Nabi Adam as, Allah swt memberikan perintah pada malaikat Izrail untuk mengambil segenggam tanah yang diambil dari seluruh tanah yang ada di bumi [1] (Hadits Abu Daud dan Turmuzi). Tanah yang diambil oleh Malaikat Izrail ada yang berwarna merah, putih, bahkan hitam. Sebagian tanah tersebut juga ada yang baik maupun yang buruk. Oleh karena itu, bukanlah suatu hal yang aneh jika keturunan Nabi Adam as pun beraneka ragam warna kulit dan perangainya.
Dalam proses penciptaannya, anak-anak Nabi Adam as, tidak diciptakan secara langsung oleh Allah swt. Mereka diciptakan dari saripati anah yaitu air mani yang berasal dari laki-laki, kemudian Allah swt. menempatkan air mani tersebut dalam sebuah tempat yang sangat kokoh yaitu rahim. Rahim merupakan tempat paling kokoh di dunia ini. Ia terlindung dari arah belakang oleh tulang belakang yang didukung dengan kuat oleh otot punggung [4]. Embrio juga dilindungi oleh cairan ketuban yang mengandung cairan amnion.  Di dalam rahim, manusia mendapatkan berlapis perlindungan dan supplay makanan yang dibutuhkannya untuk perkembangan.
Di dalam rahim, manusia bertumbuh dan berkembang hingga ia menjadi sempurna dan mampu menjadi manusia yang utuh. Manusia mula-mula berbentuk menyerupai segumpal darah, kemudian segumpal daging dan tulang-belulang.
Air mani yang dipancarkan di dalam rahim keudian akan terbenuk menjadi ‘alaqah yang berarti sesuatu yang melekat dengan bentuk menyerupai lintah [4]. Bahkan secara perilaku, ia juga menyerupai lintah yaitu memperoleh supplay makanan dari ibu melalui plasenta.
Alaqah kemudian berubah menjadi mudghah yang berarti sesuatu yang dikunyah (memiliki bekas gigitan) [4]. Mudghah kemudian berkembang seiring dengan munculnya tulang belulang. Allah swt pun membentuknya menjadi makhluk yang berbeda, yaitu wujud manusia itu sendiri. Dalam waktu yang tepat, akhirnya manusia lahir ke dunia dalam bentuk yang paling sempurna.
Asal kejadian manusia dan tahap-tahapnya juga dijelaskan dalam hadits Imam Bukhori dan Muslim, Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, [1]
 عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”.
Hadits tersebut semakin menguatkan makna QS. Al Mukminun ayat 12 – 14 tentang tahap kejadian manusia di dalam rahim. Tahap embriologi juga dijelaskan dalam QS. Al Qiyamah ayat 37 – 38.
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِىٍّ يُمْنَىٰ
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ
Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
5.        Kajian Sains
Beberapa negara masih membeda-bedakan manusia dalam hal ras. Ras sering diidentikkan dengan warna kulit seseorang. Meski pada dasarnya, semua manusia berasal dari bapak dan ibu yang sama, namun akhirnya tidak ada satu manusia pun yang sama satu dengan lainnya.
Dalam kajian sains, perbedaan warna kulit dikaitkan dengan adanya perbedaan komposisi melanin dalam kulit. Melanin merupakan pigmen yang dihasilkan oleh melanosit dari polimerisasi dan oksidasi pada proses melanogenesis [2]. Proses ini membutuhkan bantuan enzim tyrosinase.
Terdapat beberapa jenis melanin yang mempengaruhi perbedaan warna kulit pada manusia yaitu: a) eumelanin (warna cokelat, cokelat gelap, hingga hitam), melanin jenis ini mengandung nitrogen, tidak larut dalam semua macam larutan, serta disebabkan karena proses oksidasi dan polimerisasi 5,6 dihidroksindol dan 2 asam karboksil; b) feomelanin (warna cerah, kuning hingga cokelat kemerahan), melanin jenis ini larut dalam alkali, mengandung nitrogen dan sulfur, dan terjadi karena polimerisasi sistenil dopa; c) oksimelanin; d) melanin campuran; dan e) neuromelanin [1]. Eumelanin dan feomelanin merupakan jenis melanin yang mendominasi manusia di seluruh dunia. Ras pada suatu bangsa berdasarkan kadar melanin kelompok tersebut.
Secara ilmiah, [2] proses terjadinya manusia dimulai dari proses bertemunya air mani/sel sperma dan sel telur/ovum. Sperma manusia diproduksi di skrotum. Setelah diproduksi, sperma ini akan melewati epidedemis yaitu saluran menggulung yang sangat panjang). Manusia memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran ini. Selama perjalalanan, sperma menyelsaikan proses pematangannya dan beberapa sperma juga bisa mati dalam proses ini. Selama ejakulasi sperma didorong dari setiap epidedemis melalui vas deferens kemudian terhubung dengan ductus ejakulasi. Ductus ejakulasi ini membuka uretra dan sperma ke luar pada ujung penis.
Sel telur atau ovum manusia diproduksi di ovarium. Lapisan luar dari masing-masing ovarium memiliki folikel yang masing-masing terdiri dari satu oosit atau sel telur yang berkembang Sebagian. Ovum akan mengalami oogenesis hingga folikel ini matang dan siap dibuahi. Proses pematangan sel telur ini disebut ovulasi. Folikel yang matang ini akan dilepaskan oleh ovarium dan akan bertemu sperma di tuba fallopi sehingga terjadi pembuahan. Jika folikel tidak bertemu dengan sperma, maka seorang wanita akan mengalami menstruasi. Setelah 5 – 10 hari pembuahan, maka akan terjadi implantasi di uterus atau rahim. Uterus adalah organ tebal yang berotot, dapat mengembang selama masa kehamilan untuk mengakomodasi fetus hingga 4 kg.
Fertilisasi pada manusia terjadi Ketika sebuah sperma menyatu dengan sel telur matang di dalam tuba fallopi. Setelah 24 jam, zigot yang dihasilkan mulai membelah disebut proses penyibakan (cleveage) [1] Setelah 2 – 3 hari kemudian, embrio tiba di uterus dalam bentuk 16 sel menuju fase blastosit. Blastosit kemudian tertanam dalam uterus yang dikenal dengan istilah implantasi. Embrio yang berimplantasi menyekresi hormon embrionik yaitu gonadotropin korionik manusia (human chorionic gonadotropin, hCG). Hormon ini bekerja seperti LH pituitary dalam mempertahankan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum selama beberapa bulan pertama kehamilan [1].
Di dalam uterus, perkembangan dan pertumbuhan manusia dibagi menjadi 3 yaitu trimester pertama, kedua, dan ketiga. Pada trimester pertama, terjadi proses organogenesis manusia dan rawan terajdi kerusakan. Detak jantung embrio mulai dapat terdeteksi. Organ ini merupakan organ yang pertama kali tumbuh. Pada minggu ke lima, tunas tungkai, mata, jantung, hati, dan semua organ ain yang rudiment mulai berkembang dalam embrio yang hanya sepanjang 1 cm.
Selama trimester kedua, fetus tumbuh hingga cepat. Kadar hormone juga menjadi stabil seiring dengan penurunan hCG. Dr. Keith Moore [4] melakukan pembuktian tentang istilah mudghah yang digunakan dalam Al-Qur’an untuk menjelaskan perkembangan embrio di tahap ini. Ia mengambil sepotong pelekat plaster dan membentuknya menjadi ukuran dan bentuk tahap awal janin. Ia kemudian mengunyahnya di antara gigi untuk membentuknya sehingga menyerupai mudghah. Ia pun membandingkan bekas gigitannya dengan gambar janin pada tahap awal. Tanda gigi ini rupanya menyerupai “somites” yaitu bagian yang menjadi awal terbentuknya tulang belakang [4]. Pada minggu ke-14, Panjang fetus dapat mencapai 6 cm. Hingga trimester ketiga, fetus dapat tumbuh hingga bobotnya dapat mencapai 3 – 4 kg dan Panjang 50 cm [1]
Selama berada di dalam uterus, fetus mendapatkan berbagai perlindungan dan supplay makanan melalui plasenta. Plasenta ini berdifusi antara system sirkulasi ibu dan fetus. Saluran ini mampu memberi pasokan nutrisi, memberi perlindungan kekebalan, mempertukarkan gas respirasi dan membuang zat-zat buangan dari embrio. Darah dari embrio mengalir ke plasenta melalui arteri tali pusar dab Kembali melalui vena pusar [1]
6.        Refleksi
Al-Qur’an dan ilmu sains bukanlah sesuatu yang berseberangan karena masing-masing ayat dapat dijelaskan secara ilmiah. Keajaiban Al-Qur’an, seharusnya mampu menambah ketebalan iman bagi manusia yang mampu berpikir. Bahwa Al-Qur’an benar-benar merupakan petunjuk Allah swt., bukan buatan manusia. Bagaimana mungkin 1400 tahun yang lalu, terdapat kajian sedetail itu tentang asal mula kejadian manusia? Padahal waktu itu belum ada alat-alat yang mendukung untuk penelitian. Maka, tidak mungkin jika Al-Quran merupakan buatan manusia.
7.        Do’aku
Pemahaman mendalam tentang Al-Quran dan sains semoga mampu mengantarkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan bijaksana. Level pengetahuan tertinggi adalah sikap yang baik.
Qur’an Journaling dan Sikap Ilmiah
Pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dan sains dapat memunculkan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru yang didapatkan seseorang berkaitan dengan level kognitifnya, baik level satu (mengingat) maupun level di atasnya. Hanifah [1] menyatakan bahwa setiap peningkatan kemampuan kognitif sebesar satu kali diprediksi akan meningkatkan sikap ilmiah sebesar 0,188 kali. Angka ini bisa lebih besar jika faktor distraksi dapat ditekan.
Secara umum tingkat kognitif seseorang berkaitan dengan sikap, dalam hal ini adalah sikap ilmiah. Ercan [3] menyatakan bahwa perkembangan kognitif akan menumbuhkan hasil belajar akademik dan sikap positif pada mata pelajaran [3]. Sikap positif ini dapat menumbuhkan berbagai kecenderungan ke arah yang lebih baik dalam diri seseorang. Selain itu, unsur kognitif juga dapat diturunkan pada suatu perilaku atau sikap diantaranya: 1) memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya; 2) berupaya sesuai keahlian yang dimiliki; 3) bersikap positif; serta 4) mengembangkan wawasan, ide, dan strategi [3]. Pemahaman mendalam dan tematik melalui Qur’an Journaling dapat membantu seseorang mencapai paket kognitif dan afektif secara bersamaan.
Bahkan level kognitif yang tinggi dapat meningkatkan kreativitas sains. Lam, et.al. [4]  menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara hasil belajar dan kreativitas, Sehingga apabila tingkat kognitif seseorang baik maka kemungkinan ia juga memiliki kreativitas sains yang baik pula. Kemampuan kognitif berpengaruh terhadap kreativitas sains, setiap peningkatan kemampuan kognitif sebesar satu kali diprediksi akan meningkatkan kemampuan kreativitas sebesar 0,137 kali walaupun belum menumbuhkan tahap berpikir kreatif siswa secara optimal [1].
Kemampuan kognitif berpengaruh secara tidak langsung terhadap sikap ilmiah sebesar 7,27% melalui variabel kemampuan kreativitas [1]. Pengaruh total kemampuan kognitif terhadap sikap ilmiah melalui kreativitas adalah sebesar 9,23%, lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung kemampuan kognitif terhadap sikap ilmiah [1]. Apabila ditinjau kembali, kemampuan kreativitas secara langsung berpengaruh lebih besar terhadap sikap ilmiah dibandingkan dengan kemampuan kognitif. Selain memberikan dampak pemerolehan pengetahuan, Qur’an Journaling juga dapat menstimulus seseorang untuk kreatif dalam mentadabburi ayat Al-Quran secara mendalam. Dampak dari peningkatan kemampuan kognitif dan kreativitas adalah sikap ilmiah yang tinggi.

PENUTUP

            Metode Qur’an Journaling dapat membantu siapapun untuk memahami Al-Quran secara mendalam, holistik, dan tematik. Keterampilan seseorang dalam mentadabburi dan mengkaji Al-Qur’an akan memunculkan sikap ilmiah dan sikap bijaksana. Internalisasi sikap merupakan level tertinggi dari pemerolehan pengetahuan seseorang. Quran Journaling tematik sains memungkinkan internalisasi sikap ilmiah yang berkesinambungan dengan nilai-nilai dalam Islam. Metode ini dapat diterapkan baik pada siswa tingkat SD hingga mahasiswa.

UCAPAN TERIMAKASIH

      Penulis mengucapkan terimakasih kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ yang telah memberikan kesempatan dalam penulisan artikel ini. Secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih pada suami, Ahmad Irfan Barokah yang senantiasa memberikan semangat untuk menyelesaikan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen Pemerintah
[1]    Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2008
[2]    Kemdikbud. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas IV. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan, Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan. 2013

Buku
[1]    Kuswana, W. S. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: Rosdakarya. 2012
[2]    Campbell, Reece, et. al. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2010
[3]    Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
[4]    Naik, Dzakir. Miracles of Al-Quran & As Sunnah. Solo: Penerbit Aqwam. 2015


Jurnal
[1]    Hanifah, Desty Putri. Pengaruh Kemampuan Kognitif, Kreativitas, dan Memecahkan Masalah terhadap Sikap Ilmiah Siswa SD. Jurnal Primary Education. Vol 5, no 1. 2016
[2]    Mamoto, Natalia, Sonny Kalangi, dan Ronny Karundeng. Peran Melanokortin pada Melanosit. Jurnal Biomedik. Vol 1, no 1. 1-11. 2009
[3]    Ercan, O. The Effects of Multimedia Learning Material on Student Academic Achievement and Attitudes Toward Science Courses. Journal of Baltic Science Education. Vol 13, no 5. 608 – 621. 2014
[4]    Lam, S. L., et al. Creativity and Science Learning in a Science Enrichment Programme in Hong Kong. The International Journal of Learning. Vol 17, no 2. 429 – 437. 2010
[5]    Harahap, Nursapia. Penelitian Kepustakaan. Jurnal Iqra. Vol 8, no 1. 2014

Komunitas Belajar Daring
[1] Gwan. Alaydrus. Komunitas Qur’an Journaling. 2010

Buku
[1] Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Juz 18). Electronic book: Penerbit Imam Syafii. 2005


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tong Setan dalam Tinjauan Fisika

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pengendara Sepeda Motor Tidak Jatuh pada Permainan Tong Setan Tong setan adalah permainan atraksi sepeda atau sepeda motor yang bergerak di dalam tong berukuran raksasa. Permainan tong setan dapat dijumpai di pasar malam yang biasanya sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Permainan tong setan menjadi menarik karena pengendara sepeda atau sepeda motor tidak terjatuh ketika mengendarai sepeda atau sepeda motor mengelilingi tong. Hal ini ternyata dapat pula dijelaskan secara ilmiah melalui bidang fisika. Fenomena yang terjadi pada tong setan adalah contoh gerak melingkar beraturan. Gerak melingkar beraturan ini menimbulkan gaya sentral yaitu gaya sentripetal. Gaya sentripetal adalah gaya yang menarik benda ke arah pusat lingkaran supaya tetap melingkar pada lintasannya (Sariyanti, 2011). Selain gaya sentripetal, pada gerak melingkar beraturan juga berlaku gerak sentrifugal. Gerak sentrifugal ini berlawanan arah dengan gerak sentripetal. Adanya

Kajian Teoretis, Apa dan Bagaimanakah Allantoin Itu?

a.       Allantoin 1)       Karakteristik dan Sifat Allantoin Allantoin adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh banyak organisme, termasuk hewan, bakteri dan tanaman. Allantoin dapat disintesis dari hewan maupun tumbuhan serta dianggap   aman dan tidak beracun. Allantoin berasal dari gabungan purin membentuk heterosiklik organik yang berasal dari gabungan purin (Gambar 1). Allantoin disbeut juga asam glikosiklik diuriede atau 5-Ureidhyantoin. Gambar 1.  Struktur Kimia Allantoin Allantoin, dalam bentuk murni berwarna putih, tidak berbau, berbentuk bubuk kristal, dapat larut di dalam air dan alkohol dan tidak larut dalam di eter. Indeks Merck menjelaskan allantoin sebagai hasil dari metabolisme purin. Allantoin bersifat   non racun, non iritasi dan non alergi. Allantoin memiliki memiliki berat molekul 158,12 dan kelarutan dalam air adalah 0,5% dalam suhu 25 o C (Akema, 2008). Allantoin dapat larut dalam air

Review Jurnal Bayi Muslim

Judul: Jurnal Bayi Muslim Penerbit: Ihsan Media Penyusun: Beranda Journal Saya termasuk seseorang yang suka sekali dengan benda-benda sentimental. Sejak dulu kecil sampai saat ini ketika sudah menjadi ibu. Salah satu benda sentimental ketika saya sudah menjadi ibu adalah “Jurnal Bayi Muslim” atau disingkat JBM. JBM ini berisi tentang album foto dan catatan aktivitas bayi usia 0 – 5 tahun. Aktivitas bayi berupa foto dan catatan dapat kita abadikan di jurnal ini sejak bayi berumur 0 bulan. SPESIFIKASI PRODUK Kelebihan JBM dicetak dengan hardcover tebal dengan jilid ring yang kuat. Bagian dalam dicetak dengan kertas glossy tebal sehingga tidak mudah sobek. Desain bagian dalam jurnal (isi) dikemas dengan sangat menarik, serta warna-warna cerah yang mendominasi setiap detail desainnya. Font tulisan yang digunakan juga sesuai dan mudah dibaca. Di beberapa halaman dilengkapi dengan cuplikan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, seperti mengingatkan kita pada keagungan Rabb yan