Selamat datang di Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan.
Rasanya bahagia sekali bisa sampai di tahap ini. Dahulu
pertama kali ikut matrikulasi, di masa awal-awal menikah. Lanjut kelas Bunda Sayang
hingga anak umur 6 bulan, kemudian hari ini berkesempatan untuk melanjutkan
step berikutnya. Bermetamorfosa sebagai kupu-kupu cantik di Bunda Cekatan.
Semoga bisa melewati semua proses ini dengan baik. Aamiin..
Kelas Bunda Cekatan ini agak berbeda dibandingkan dengan
kelas-kelas IIP yang dulu saya ikuti. Materi Bunda Cekatan langsung dihadirkan
oleh Bu Septi Peni Wulandani, pendiri IIP. Masyaa Allah terinspirasi sekali
dengan setiap kalimat yamg beliau tuturkan. Bu Septi ini menginspirasi
keseharian saya sejak dulu ikut matrikulasi. Semakin ke sini, semakin ingin
mendalami apa-apa yang dulu sudah diterapkan Bu Septi di rumah tangganya.
Step pertama dari Bunda Cekatan adalah tahap Telur-Telur. Di
tahap ini kita harus menemukan dan melacak potensi diri. Kita gali hal apa saja
yang menjadi kekuatan diri kita. Nanti tahap berikutnya ada tahap ulat-ulat,
kepompong, dan kupu-kupu. Kali ini saya masih berada di tahap awal sekali yaitu
tahap telur-telur. Saya harus menggali potensi diri saya. Dan Beginilah
hasilnya.
Kekuatan saya terletak pada hal yang saya suka dan saya
bisa. Kegiatan tersebut tak jauh-jauh dari literasi yaitu membaca, menulis,
mereview buku, jualan buku, dan mengajar. Kelima hal tersebut menjadi
kegiatan-kegiatan yang saya sukai. Kegiatan yang selalu berhasil membuat mata
ini berbinar. Kegiatan yang membuat saya tak pernah menyesali segala keputusan
yang dibuat berkaitan dengan kelima kegiatan tersebut.
Kuadran berikutnya adalah kegiatan yang bisa dilakukan
tetapi saya tidak suka. Kegiatan tersebut seputar kegiatan rumah tangga seperti
mencuci, menyetrika, menyapu, membereskan rumah, dan sejenisnya. Pekerjaan-pekerjaan
ini sebenarnya sangat bisa dilakukan, tapi saya tidak suka ketika melakukannya.
Ibarat kata, ketika melakukan kegiatan ini bukan mata berbinar yang muncul,
tapi mata redup. Bagi saya, kegiatan tersebut hanya menghabiskan waktu. Waktu untuk
mengerjakan pekerjaan rumah bisa digunakan untuk menulis dan sebagainya. Sepertinya,
saya perlu mendelegasikan orang untuk melakukan hal-hal ini.
Berikutnya adalah kegiatan yang tidak bisa dilakukan tetapi
saya suka. Kegiatan tersebut adalah memasak, membuat mainan untuk anak, dan
marketing. Pada dasarnya saya ingin sekali mengerjakan semua hal tersebut
dengan total. Namun, diri ini masih memiliki keterbatasan sehingga hal-hal
tersebut tidak dapat dilakukan secara sempurna. Sesuatu yang meski saya
kerjakan hasilnya tidak sebagus kegiatan yang disukai dan bisa dilakukan. Perlu
belajar lebih mendalam. Perlu semangat yang lebih tinggi untuk mencapai hasil
yang lebih baik.
Terakhir, kegiatan yang tidak bisa dan tidak suka. Kegiatan
memelihara baik hewan maupun tumbuhan menjadi kegiatan yang tidak bisa dan
tidak suka untuk dilakukan. Saya hanya suka melihat binatang, bukan untuk
memegangnya, menjadikan teman main, atau memberi makan hewan tersebut. Bahkan untuk
memegang kelinci, kucing saya berusaha menghindarinya. Saya juga tidak telaten
dalam menjaga kebersihan kandang maupun diri hewan piaraan. Demikian pula
dengan memelihara tumbuhan. Saya hanya suka melihat tumbuhan yang tumbuh subur.
Tetapi tidak bisa memelihara mereka dengan baik. Pernah dulu ada kegiatan wajib
memelihara sayur di pekarangan rumah. Waktu itu sudah mandiri berumah tangga. Baik
saya maupun suami tidak telaten memelihara sayuran yang tak seberapa tersebut. Akhirnya
banyak tanaman mati dimakan ulat.
Manusia diciptakan berbeda-beda. Masing-masing punya
kelebihan dan kekurangan. Karena setiap orang punya tugas kekhalifahan yang
berbeda, marilah kita fokus pada kekuatan saja.
Kekuatan saya adalah kegiatan-kegiatan yang beririsan dengan
literasi. Maka keseharian saya lebih berat pada kegiatan tersebut. Setiap hari
saya menyempatkan diri untuk membagi kesenangan saya dengan anak melalui
membaca. Saya bacakan ia berbagai buku cerita. Saya selami cerita anak
tersebut. Saya ikut berada di dunia anak melalui cerita. Dan hal tersebut
sangat menyenangkan.
Kesukaan saya pada buku, membuat saya ikhlas jika ada orang
yang meminta review maupun masukan
terkait beberapa buku. Senang jika disuruh berbagi kelebihan dan kekurangan
buku tertentu. Karena saya ingin membagi kebahagiaan saya dalam membaca buku,
maka saya pun ingin menularkan lebih banyak orang supaya mereka menyukai buku. Berjualan
buku menjadi salah satu alternatif saya dalam mengajak lebih banyak orang untuk
suka buku. Dulu saya termasuk orang yang agak anti berjualan. Beberapa periode
waktu mencoba berbagai barang untuk dijajakan. Dan akhirnya, saya menemukan
kebahagiaan berjualan melalui buku. Alhamdulillah...
Mengajar juga menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi saya.
Dengan mengajar, saya menyampaikan segala sesuatu yang sudah saya pelajari dan
saya baca. Secara tidak langsung saya mengikat ilmu yang saya punya. Berbicara di
depan umum juga membantu saya mengekspresikan diri sehingga yang dirasakan
setelah mengajar adalah rasa bahagia.
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah menemukan potensi dan
kelebihan diri? Yuk.. optimalkan untuk menjalankan tugas kekhalifahan kita
secara spesifik.
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#kelastelurtelur
#jurnalpertama
#telurpertama
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁