Langsung ke konten utama

Belanja Pertama Alula


Tantangan Bunsay Level 8 adalah tentang “Cerdas Finansial”. Apa itu “Cerdas Finansial”?. Kalau menurut saya, makna dari “Cerdas Finansial” itu sendiri adalah penggunaan keuangan yang tepat sasaran dan bermanfaat. Penggunaan uang bukan untuk berfoya-foya atau berlebihan dalam penggunaannya. “Cerdas Finansial” ini sebenarnya sudah saya terapkan sejak masih menjadi mahasiswa, namun ketika sudah berumah tangga tentu penerapannya menjadi berbeda.

Saya selalu ingin melibatkan anak dalam mengerjakan tantangan Bunsay. Namun, karena Alula masih berumur 3 bulan, ia belum bisa dilibatkan secara langsung berkaitan dengan materi “Cerdas Finansial”. Kemarin sempat bingung mau nulis apa berkaitan dengan uang dan Alula. Alhamdulillah.. dapat inspirasi setelah tanya-tanya di grup.. :D

Sejak masih hamil Alula, saya sudah mulai memperhitungkan apa saja yang mungkin diperlukan untuk bulan-bulan awal kehadirannya. Biasanya yang dibeli pertama menjelang kelahiran bayi adalah pakaian bayi, popok, asesoris bayi, atau kosmetik bayi. Tapi Alula beda, belanja pertamanya bukan benda-benda itu tapi buku, mulai dari buku bantal, buku cerita, dan boardbook. Harga masing-masing buku sangat variatif, kisaran Rp 30.000,00 sampai Rp 50.000,00. Masih ditambah dengan belanja buku untuk orang tua yang mendukung perkembangan Alula seperti buku Rumah Main Anak 1 dan 2, Pendidikan Anak dalam Islam, serta buku A to Z ASI dan Menyusui. Buku-buku tersebut dalam kisaran harga Rp 50.000,00 sampai Rp 150.000,00
.
Saya memang sengaja mengalokasikan dana untuk kebutuhan buku Alula atau buku apa saja yang mendukung perkembangan Alila. Bagi saya menyisihkan uang untuk membeli buku menjadi hal yang wajib. Kalau dulu saya menyisihkan uang demi membeli buku untuk diri sendiri, saat ini buku yang banyak dibeli justru buku yang bermanfaat untuk kepentingan belajar Alula. Bagi saya, membeli buku adalah salah satu jalan untuk menerapkan “Cerdas Finansial”.

Sampai Alula umur 3 bulan, saya belum belanja buku lagi untuk Alula. Buku yang sudah ada masih cukup untuk belajar Alula. Saya masih mengulang-ulang buku yang sama untuk belajar di umurnya yang ketiga bulan ini. Harapannya dengan terus diulang-ulang, dia mengerti tentang apa yang saya sampaikan. Setelah dirasa cukup sering, baru akan saya ganti dengan buku yang lain. Jika semua buku yang ada di rumah sudah dipelajari berulang-ulang oleh Alula, baru saya alokasikan lagi dana untuk membeli buku baru. Hal tersebut saya lakukan supaya nilai kebermanfaatannya bisa lebih tinggi. Saya khawatir jika terlalu banyak membeli dan belum sempat dibaca justru akan menjadi berkurang nilai kebermanfaatannya.


#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPatiKemuliaanYangDicari

#Cerdas Finansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...