Langsung ke konten utama

Tree and Kids Touching



Proyek ini dapat dikatakan sebagai salah satu dari beberapa pencapaian prestige yang tercapai sepanjang kuliah ini. Atas nama organisasiku, KSR PMI Unit PGSD UNNES proyek ini dapat terlaksana dengan lancar. Kali ini bukan prestige diri sendiri semata, namun prestige kami. Senantiasa terselip rasa bangga ketika mengingatnya.
Ini juga bukan tentang uang dan pelaksanaan ala kadarnya. Namun, ini adalah proyek yang sebenarnya. Sejak awal tak pernah terpikirkan untuk lolos pada hibah PMI Daerah Provinsi Jawa Tengah ini. Bahkan teman-teman sudah tidak menyetujui pengiriman proposal dikarenakan padatnya program kerja. Dan, kala itu jam 22.30 Mas Aan berhasil merasuki pikiranku dan Dewi untuk nekat membuat proposal dengan deadline keesokan harinya.
Kenekatan pun dimulai, bagi job alakadarnya dengan pikiran kurang fokus. Bahkan aku nekat membuat proposal saat jam kuliah dengan deadline pengumpulan jam 13.00. Berkejaran dengan waktu memang sangat melelahkan.
Tak pernah ada yang mengira proposal kami lolos dan mendapatkan juara II se-Jawa Tengah. Menyenangkan sekaligus beban berat bagi kami. Dan akhirnya, segalanya telah usai di hari ini.
Ada bahagia besar ketika aku bertemu dengan monster-monster kecil itu. Mereka benar-benar membuat sarapanku menguap. Mengatur anak SD sebanyak itu tidak semudah yang dibayangkan. Mereka bagaikan monster kecil yang berlarian ke sana kemari, berteriak-teriak dan tidak mau mengalah. Mereka menjadi sangat mengerikan ketika berada di dalam kelas, namun menyenangkan ketika mereka tidak dibebankan dengan materi dan pelajaran.
Lelah, namun terbayar dengan keceriaan mereka. Mengiringi anak-anak untuk menanam pohon adalah pengalaman pertama yang menyenangkan. Menanam pohon bersama Ida, Salma, Enggar, Renaldi, Harun, dan Aldi. Mereka adalah siswa dan siswi kelas 5. Sepanjang jalan aku ajak cerita sampai tenggorokanku kering. Sepanjang jalan itulah mereka sibuk mengeluh ketika sepatu mereka kotor akibat berjalan di tanah yang becek. Ribut bukan kepalang, ratusan siswa dan siswi berjalan beriringan membawa pohon dengan suara riuh mereka. Berlarian ke sana ke mari, bahkan masuk ke sungai untuk membersihkan sepatu mereka yang kotor. Sulit sekali dikendalikan.
Lebih menyenangkan ketika melihat antusiasme mereka saat aku menyampaikan materi siap siaga banjir di kelas IV. Walaupun harus berteriak-teriak, dan berulang kali melakukan tepuk diam dengan bantuan Erma, namun mereka hanya bisa diam selama 5 menit saja. Pembagian kelompok lomba lukis tong sampah juga sangat sulit, dikarenakan susahnya monster-monster kecil itu diatur.
Namun, semua itu terbayar lunas dengan keceriaan mereka di akhir acara. Sungguh, aku sangat berterimakasih pada anak-anak SD Wonosari 02 semuanya. Aku menganggap proyek ini sebagai pengganti ketidaklolosan PKM ku. Bisa dibilang sangat kecewa, tapi bagaimanapun juga aku masih bersyukur dengan kesempatan besar dan prestige yang telah dicapai selama ini. Semangaat..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Mendidik dengan Cinta

Mendidik tak bisa serta merta. Mendidik adalah proses panjang yang melibatkan banyak komponen kompleks. Dalam mendidik diperlukan ilmu dan ilmu tersebut akan lebih bermakna jika disertai dengan cinta. Ya.. Mendidik perlu cinta, perlu keikhlasan dan kesabaran. Wujud cinta ini yang beragam, tergantung bagaimana orang tua mendefinisikan cinta bagi buah hati yang mereka didik. Tak ada satu pun orang tua di dunia ini yang tak mencintai anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anak mereka dengan caranya. Terdapat beberapa pola asuh orang tua yang berhasil membawa anak-anak mereka menuju sukses. Ada pola asuh yang membawa anak-anak mereka untuk mampu berdikari. Bahkan ada pula orang tua yang sukar melepaskan genggaman perlindungannya pada sang anak. Mereka semua punya dasar yang sama, yaitu kecintaan terhadap anak-anak mereka. Lalu kecintaan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak kita? Dalam mendidik generasi alfa, tantangan yang dihadapi demikian kompleks. Orang tua harus ma...

Review Rumah Main Anak

Judul Buku : Rumah Main Anak Penulis : Julia Sarah Rangkuti Penyunting :  Rizka Azharini, S. Kep. Penyelaras Akhir : Tyas Choirunnissa, S. Hum. Tata Letak : Jogja Layouter Tim Desain Sampul : Dyna Fitria, S. Si. Diterbitkan oleh : Sahabat Sejati Publishing Jumlah Halaman Buku : 334 halaman Cetakan, Tahun Terbit : 5, September 2017 Apa itu Rumah Main Anak? Saya mengetahui buku ini sejak awal masuk di kelas Bunda Sayang, Ibu Profesional. Waktu itu ada seorang teman yang merekomendasikan buku RMA untuk teman bermain anak-anak. Saya langsung tertarik dan membeli buku RMA ini lengkap dengan RMA edisi kedua. RMA yang akan saya review adalah RMA 1. Pertama kali saya melihat buku ini, saya tertarik pada desain sampulnya. Desain sampul sederhana tapi elegan. Sampul kuning di buku RMA 1 ini membuat kesan ceria sesuai dengan isi buku. Bayi saya yang sudah jatuh cinta pafa pandangan pertama, begitu tertarik pada sampul maka saya pun langsung tertarik ingin seger...