Langsung ke konten utama

Tips Pasca Melahirkan Ala Ibuk Alula



Kehamilan pertama yang diawali dengan “drama” membuat saya benar-benar ekstra hati-hati selama menjalani kehamilan. Semua ikhtiar berusaha saya jalani demi bayi yang kala itu saya kandung. Mulai dari menjaga makanan, menjaga emosi, menjaga perkataan, dan menjaga diri supaya jauh dari paparan-paparan negatif. Afirmasi positif terus saya gelontorkan dalam relung-relung jiwa dan pikiran, supaya saya terhindar dari masalah-masalah kehamilan. Setiap malam menjelang tidur, saya tulis afirmasi positif di selembar kertas. Berharap energi positif tersebut masuk dalam alam bawah sadar saya. Alhamdulillah.. afirmasi positif yang saya rutinkan membuahkan hasil. Semua hal positif yang saya tulis menjadi kenyataan, kecuali satu “melahirkan normal”.
Pada akhirnya, saya memang gagal melahirkan normal. Sedih? Iya., karena banyaknya orang sekitar yang meremehkan ibu yang melahirkan secara caesar. Waktu itu saya keukeuh ingin melahirkan normal, karena diri ini tak mau diremehkan. Tapi takdir berkata lain, saya harus caesar. Rasa tak mau diremehkan kemudian menyelimuti diri. Saya bertekad untuk segera pulih pasca SC, demi menghilangkan anggapan orang sekitar bahwa pasca SC seorang ibu akan pulih dalam waktu lama.
Nah.. berikut tips ala saya untuk segera bangkit pasca SC. Bisa diterapkan untuk teman-teman yang SC baik direncana maupun tidak.
  1. Afirmasi positif. Penting sekali membangun pikiran positif, sehingga otomatis energi positif akan masuk dalam diri kita.
  2. Keinginan kuat untuk bisa segera mengurus bayi
  3. Makan protein tinggi. Jangan berpantang terhadap makanan berprotein tinggi. Selain bagus untuk ASI, bagus juga untuk mempercepat penyembuhan luka.
  4. Minum gamat untuk mempercepat regenerasi sel
  5. Jangan buru-buru angkat beban berat
  6. Ambil sisi positif dari SC sehingga kita bisa berdamai bahwa itulah jalan yang terbaik
  7. Ikuti saran dokter
Tips tersebut cukup berpengaruh bagi saya. Dalam waktu 10 – 14 hari, saya sudah bisa menikmati hari-hari tanpa nyeri di bekas operasi. Sebenarnya dalam waktu seminggu pun saya tak lagi merasa nyeri. Sampai umur bayi 5 bulan, saya tidak merasakan nyeri atau apapun di bekas operasi. Kadang saya lupa, kalau melahirkan secara SC karena alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Saya merasa seperti melahirkan normal. Semoga bermanfaat.. J

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6



Komentar

  1. Bagaimana pun cara kita melahirkan. ibu adalah yang terbaik untuk anaknya. Boleh dong mbak share afirmasi positif di sini kayak gimana. menuliskan rasa syukur atau menuliskan harapan2 mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih masukannya mbak., Next insya Allah akan saya tulis pengalaman khusus tentang afirmasi positif yang pernah saya alami.. :)

      Hapus
  2. Sampai detik ini masih kuingat semua proses itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengalaman sama kah mbak?? Sepertinya kita satu grup NBB, atau satu grup teras PL ya?? hehe

      Hapus
  3. Btw, blognya bagus tampilannya. Ajarin dong Mbak bikinnya gimana hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya pake bawaan dari blogspot aja kok mbak., sama modif sedikit-sedikit. dulu pernah ada masukan dari mbak marita, kalau tampilan blog yang oke didasari dengan warna putih supaya jelas terbaca. Pemilihan font juga gak aneh-aneh supaya pembaca gak capek. cmiww

      Hapus
  4. Tulisan ibu-ibu strong nih.. Bismillah calon ibu-ibu yang strong..

    BalasHapus

Posting Komentar

Thank you for visiting... 😁😁

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...