[...]
Aku
sering menganalisis karakter anak les-ku dengan background keluarga mereka. Tentu saja bahan analisisku bukan hanya
masalah akademik, tapi juga tingkah laku mereka selama belajar besamaku. Dari
sampel-sampel yang aku amati, kemudian aku membuat kesimpulan bahwa dengan
segala kemudahan dalam hidupnya, anak-anak ini mulai tumbuh menjadi generasi
manja, instan, emosional, kurang menghormati, lebih dewasa dibandingkan umur,
dan memiliki jiwa yang terkekang. Aku mengatakan mulai tumbuh, karena mereka
masih berada di jenjang SD dan SMP di mana masih banyak episode kehidupan yang
akan mereka lalui sebelum menjadi dewasa. Berkaca dari situ, aku bertekad untuk
memutus rantai pendidikan keluarga yang kurang pas. Aku harus bisa mendidik
dengan lebih baik dibandingkan sampel-sampel yang ku lihat selama ini.
Tekad
yang sudah didengungkan bertahun lalu, kemudian meminta pembuktiannya saat ini.
Setelah menikah kemudian menjadi calon orang tua, aku mulai gencar mencari ilmu
baru di mana-mana. Aku yang terbiasa dengan ilmu-ilmu akademik, kemudian
sementara menutup buku-buku dan jurnal-jurnal berbau akademik. Bahkan,
menjelang pergantian status menjadi calon orang tua aku resign dari pekerjaanku. Pekerjaan yang sebenarnya menjadi
cita-citaku dahulu. Namun, fokus pada kehamilan dan anak menjadi prioritas
utama, mengesampingkan cita-cita setinggi apapun itu. Aku ingin membuktikan,
bagaimana cara menjadi orang tua yang baik. Orang tua yang menciptakan generasi
yang unggul.
Berbekal
dari pengalaman, aku bertekad untuk tidak meniru gaya mendidik orang tua
manapun. Aku harus menjadi diri sendiri untuk mendidik anak-anakku. Aku
mengikuti berbagai komunitas online yang
berkaitan dengan parenting, peran
ibu, sekaligus grup menyusui. Berbagai ilmu aku dapatkan dari komunitas-komunitas
tersebut. Berusaha sedikit demi sedikit mempersiapkan tools yang bisa disiapkan sedini mungkin. Mulai dari pendidikan
selama dalam kandungan, nutrisi kehamilan, pendidikan anak mulai usia 0 tahun
dan cara stimulus perkembangannya, resep masakan, obat-obatan herbal, nutrisi
bayi, mainan edukatif, bahkan buku-buku balita. Semua ilmu berusaha ku serap
sebanyak-banyaknya. Aku memisahkan info penting dan kurang penting, kemudian
membendel kumpulan info penting supaya aku mudah membaca dan menerapkannya.
Selain belajar melalui komunitas online,
aku juga belanja beberapa buku yang berkaitan dengan peranku kelak yaitu
mendidik anak-anak mulai usia 0 tahun. Aku tak bosan terus belajar, karena
bagiku belajar harus dilakukan secara terus-menerus. Apalagi ilmu-ilmu ini
adalah ilmu baru yang dulu tidak pernah aku pelajari. Ilmu baru selalu terasa
menyenangkan untuk dipelajari.
Setelah
seorang anak lahir ke dunia, kita lah yang membentuk akan seperti apa anak
tersebut. Berhasil dan tidaknya ia dalam menjalani kehidupan di masa depan
sangat bergantung pada bagaimana kita mempersiapkannya. Dan., beginilah caraku
mempersiapkan supaya ia kelak bisa menjadi bagian dari generasi literasi. [...]
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁