Pentingkah mengenalkan perbedaan gender pada anak? Ya.. Tentu saja perlu. Anak perlu memahami perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan. Sejak awal kita perlu memberikan pemahaman pada anak tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Anak perlu memahami peran-peran pada laki-laki dan perempuan. Selain itu, mengenalkan perbedaan gender dapat menghindarkan anak dari penyimpangan seksuak seperti LGBT, membuat anak tumbuh menjadi laki-laki dan perempuan sesuai fitrahnya, serta membantu anak untuk bisa melindungi diri dari kejahatan seksual.
Saat ini, muncul beberapa tantangan terkait dengan perbedaan gender. Permasalahan gender di masyarakat yaitu perbedaan peran dan tanggung jawab. Cara mengkomunikasikan pada figur ayah adalah dengan komunikasi produktif, perlu adanya komunikasi tentang pembagian tugas. Sampaikan bahwa kita butuh bantuan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atau beri pelukan atau ciuman sebagai hadiah karena sudah di bantu. Ingat pesan pak Doddy mungkin karena kita berbagi beban bukan berbagi kebahagiaan. Saat minta tolong hindari sambil ngomel-ngomel.
Terkait dengan perbedaan fitrah laki-laki dan perempuan. Seperti yang ditulis oleh Bapak Harry, usia 0-2 tahun, anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya karena ada menyusui, di usia 3 – 6 tahun anak lelaki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.
Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, cara berpakaian maupun cara merasa, berfikir dan bertindak sebagai lelaki atau sebagai perempuan dengan jelas. Ego sentris mereka harus bertemu dengan identitas fitrah seksualitasnya, sehingga anak di usia 3 tahun dengan jelas mengatakan “saya perempuan” atau “saya lelaki”. Jika pada usia ini orang tua berperan secara maximal, fitrah seksualitas anak tidak akan cidera.
Lantas. Bagaimana fitrah ayah dan ibu dalam keluarga? Fitrah ayah sebagai pemimpin dan ibu adalah manager keluarga untuk masalah mengatur rumah tangga memang harus bersama-sama, karena sang meneger butuh bimbingan dan arahan dari sang pemimpin dan tentunya keputusan terakhir berada di tangan pemimpin, begitu juga sang pemimpin dia membutuhkan sang manajer agar misi keluarga tercapai. Mengatur rumah tangga adalah urusan bersama, ayah dan ibu, sesuai dengan peranannya masing masing. Ayah mampu menjadikan lisan saktinya dalam kepemimpinan keluarga, ibu menjadikan tangan saktinya dalam merawat dan melayani
Terkait dengan emansipasi wanita yang selama ini digemborkan. Setinggi-tingginya jabatan seorang istri tetaplah harus menghormati suaminya sebagai imamnya sebagai pemimpin keluarga. Seperti yang tertera dalam Al-Qur'an Surat Annisa ayat 34
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Emansipasi wanita lebih mengacu pada cara berfikir seorang wanita yang mampu menjadi mandiri, berjalan beriringan tanpa melupakan kodratnya (fitrah yang dianugerahkan sejak lahir dari Allah SWT).
#bundasayang
#level11
Komentar
Posting Komentar
Thank you for visiting... 😁😁